"Selamat malam... selamat datang di JurnalDongi," sapa Donghyuk yang kini sudah berdiri dengan latar belakang rumah mereka. "Dengan latar belakang rumah, gue pengin ajak kalian semua untuk flashback ke awal-awal video Jurnal ini lahir."
"Bersama aku Dahyuuuun..." Dahyun tiba-tiba saja muncul kedapan kamera.
Mereka sengaja melakukan pembukaan shooting video seperti ini dengan latar belakang rumah mereka. Seperti saat shooting pertama JurnalDongi kala itu.
"JurnalDongi kali ini kita akan kembali ke tempat di mana awal dari semua perjalanan kita..." jelas Donghyuk. "Tempat dimana semua perjalan akan dimulai, sebelum kita berjumpa dengan hantu-hantu diluar sana, kita sudah berjumpa dengan para hantu di dalam sini. Dan sekarang, mari kita melakukan perjalanan seperti saat itu."
Dahyun mulai berjalan menuju area garasi rumah bersama dengan Dahyun. Dimana CRV, Lexus, dan Mini coper bunda sudah berjajar dengan rapi, menjadi latar mereka. "Kali ini garasi sudah tak terasa menyeramkan lagi..." kata Donghyuk yang pada saat itu memang berkata bahwa garasi memang merupakan tempat yang menyeramkan. "Sekarang sudah tak ada lagi sengketa tempat untuk para mobil, karena garasi sudah diperluas."
"Walaupun harus mengorbankan lahan jemuran bunda..." saut Dahyun dan disusul anggukan Donghyuk.
"Jadi, tempat menyeramkan untuk garasi sudah tak ada lagi...."
"Sekarang kita pindah ke dapur," ajak Dahyun yang sudah berjalan menuju Dapur melalui pintu garasi yang terhubung dengan dapur.
Latar tempat kali ini menjadi area dapur yang terhubung dengan halaman belakang, "Dapur yang dulu lo bilang serem dan pas diliat ternyata Mas Jinan lagi nyeduh kopi, sekarang masih lo dengar hal-hal aneh ga?" Dahyun langsung mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Donghyuk.
"Tapi kalo sekarang bukan Mas Jinan lagi," jawab Dahyun sembari mencomot buah di kerangjang "kali ini bagian A Mbin, malem-malem seduh susu."
Donghyuk mengangguk paham, beberapa kali ia memang pernah memergoki A Mbin juga yang sedang menyeduh susu atau kopi pada jam tengah malam. "Maklum guys, A Mbin lagi banyak beban tugas Negara. Akun lambenya aja sampe gak kerawat."
"Doain aja A Mbin masih bisa jadi dokter kejiwaan, sebelum kesehatan jiwanya yang jadi sakit karena gila kebanyakan tugas...."
"A Mbin gila itu normal, kalo A Mbin diem baru aneh..." saut Donghyuk, karena tiba-tiba saja sudah terdengar suara teriakan Hanbin dan Haruto yang kini sedang karaokean di ruang keluarga.
"Liat aja sekarang, yang katanya mau jadi dokter RSJ, malah lebih cocok jadi pasien RSJ..." kata Dahyun sembari menyorot Hanbin yang sedang goyang ngebor, ngecor, beton dan lain-lain. Ala biduan.
***
"Wileujeung weungi, Aki..." (Selamat malam, Aki) sapa Donghyuk kepada Hanbin yang sudah berakting seakan sedang kerasukan kakek-kakek seperti pada awal JurnalDongi muncul.
Hanbin yang sudah membungkukan tubuhnya, langsung mengangguk dengan pelan, sebagai jawaban dari salam Donghyuk. "Aya... naon deui? Kunaon mangil aki deui? Aki keur jual petasan di alun-alun." (Ada... apa lagi? Kenapa panggil aki lagi? Aki lagi jual petasan di alun-alun) tanya Hanbin dengan suara dibuat-buat pelan seakan menghayati peran sebagai pria tua yang renta.
"Teu aya nanaon Aki, mung bade silaturahim sareng aki, sareng sadayana nu pernah datang ka JurnalDongi." (Gak ada apa-apa aki, Cuma mau silaturahim sama aki, sama semuaya yang pernah datang ke JurnalDongi) jelas Dahyun dengan bahasa daerah yang ala kadarnya.
"MAAAAU—"
"BELOOOOM!" teriak Donghyuk, Dahyun dan Hanbin dengan kompak saat mendengar suara Haruto yang mulai berakting kerasukan. Membuat Haruto merengut sebal kepada Kakak, Aa, dan Tetehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DONGI Youtube✓
Fanfiction[KIMcheees Serie] Jangan lupa Subscribe, Like and Comment