9 ;Close With Her;

35 7 0
                                    

"Uciii sini dong" Jeje tersenyum gemas hingga matanya menyipit.

"Ehh jangan lari ke gue!" ini suara berat dan berisik June yang kali ini berteriak.

Mereka bertujuh sudah ada di apartemen Chandra sedari pulang sekolah, memang apart Chan itu yang paling sering dijadikan basecamp para tujuh cowok ini. Lihat saja dalam hitungan menit teman-teman Chandra sudah liar kembali, ada yang berlari, memakan stok cemilannya bahkan ada yang bermain PS.

"Jangan kejar Uci gue! Dia baru selesai makan nanti dia muntah" cibir sang pemilik apart—Chandra yang asik membuat segelas teh di pantry.

Jeje berhenti kemudian menoleh melihat muka ngambek Chandra, "Yaelahh ini nih yang katanya cowok cool?" sahutnya mengejek.

Banu tertawa keras mendengar itu, tangannya menelusup ke dalam kemasan keripik kemudian memakannya, "Cool di sekolah doang mah, di rumah gini sama kucingnya dia balik lagi jadi bayi"
Chandra mencebik saja, tak peduli dengan ejekan teman-temannya itu. Pemuda itu menyeruput tehnya kemudian asik bermain sosmed untuk menghilangkan rasa jenuh.

"Danuu bikin sandwich kuy?" Tawar Kenan yang sudah mengutak-atik dapur Chandra.

Bobby yang mendengar panggilan itu mengernyit, Danu? siapa Danu?

"Ken, Danu siapa nyet? Emang disini ada yang namanya Danu?" Bobby memasang wajah polos diiringi cibiran temannya.

"Ah elahhh lemot banget si babi, Danuandra woy Danu-andra" Kenan menjawab malas sembari menekankan setiap suku kata pada Danuandra—nama akhir Chandra.

"Danu itu nama kecil gue, nenek gue yang sering manggil gitu" jelas pemuda bernama 'Danu' itu.

Sedangkan Bobby hanya ber-oh ria saja kembali asik dengan Dika yang sedang bermain PS. Jangan heran Dika walaupun cerdas dan anak olimpiade, cowok itu sama saja dengan Chandra. Iya, suka banget main games apalagi PS, beuhh langsung berjam-jam mainnya. Tetapi Dika itu tipe cowok yang penuh tanggung jawab, artinya meskipun ia main berlama-lama cowok itu pasti membayarnya dengan belajar sama seperti durasi mainnya tadi.

"Eh tadi bukannya Kenan mau bikin sandwich ya? Gue mau dong Nan, bikinin yo!" Teriak Juna antusias sembari tersenyum lebar, membuat yang lainnya juga menyerukan hal yang sama.

Kenan mengangguk semangat- senang jika berhubungan dengan hal berbau dapur. Kenan yang notabenenya adalah salah satu cogan yang paling banyak diinginkan cewek-cewek disekolahnya ini nyatanya sangat berbakat dalam hal masak-memasak.

Keluarganya memiliki restoran Spaghetti terbaik di Jakarta, cabang restorannya juga sudah tersebar. Tak heran jika Kenan mewariskan bakat Ayahnya yang notabene nya seorang Chef profesional.

"Chan tolong ambilin roti di rak atas" Perintah cowok tampan itu pada Chandra yang masih asik bersosmed.

"Okey bentar kak" sahut Chandra menurut.

Tahu kenapa Chandra kadang memanggil teman-temannya dengan sebutan kak? Iyap, Chandra itu yang paling muda umurnya saja di kelas 11 masih enam belas tahun. Cowok ini nampaknya terlalu cepat sekolah sehingga umurnya terlalu muda begini. Namun soal panggilan 'Kak' itu hanya berlaku jika diluar sekolah, karena Chandra tak mau umurnya di ketahui. Chandra malu mengetahui dirinya yang masih sangat 'kecil' diantara yang lain.

"Chan itu....tolong bikin telor ceplok" Kenan yang asik mengoles selai strawberry menunjuk wajan dan telor disampingnya menyuruh Chandra menggorengnya.

Chandra mencibir pelan kemudian menurut saja mendengar perintah dari calon Chef.

"Kak, minyaknya segini?" tanya cowok itu sembari menunjukkan wajannya.

Call You Mine✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang