47 ;Selamanya;

16 4 0
                                    


Chandra membuka pintu mobil dengan susah payah. Turun menggiring Khanin yang masih agak linglung.

"Mau gue gendong?" Tawar nya saat melihat Khanin agak terhuyung.

Khanin mendongak, kemudian tersenyum sembari menggeleng kecil. Gadis itu sebenarnya hanya sedikit tersandung tadi, tetapi reaksi Chandra sangat berlebihan untuknya, sampai berkeinginan untuk menggendongnya.

"Gue nggak papa kok" Chandra mengangkat alis, tak percaya. Jemari cowok itu meraih tangan Khanin, agak menariknya sehingga mendekat kearah pemuda itu.

"Okey, tapi jalannya barengan sama gue" Ucap pemuda itu membuat Khanin tertegun.

Chandra melirik, kedua orang yang tersisa di mobil Kenan malah menatap keduanya sembari menganga.

"Udah-udah balik lo" Usir Chandra membuat keduanya kompak mengumpat.

"Cih, ngaca! Lo nggak mau balik emang?" Jeje mendelik kesal dibalas dengan kekehan Kenan.

Chandra terkesiap, kemudian melirik Khanin yang juga menatapnya sekarang, "Nggak, gue diem disini"

Kenan tersedak berlebihan, "Besok masih ada hari woy! Jangan berani lo nginepin cewek"

Jeje yang mendengar itu melotot kearah Kenan. Meminta untuk mengecilkan volume suaranya, kalau di dengar tetangga bisa jadi bahan gosip.

Dehaman Jeje terdengar setelah beberapa saat lalu hening, "A....Nin? Lo bolehin ni bocah nginep dirumah lo...?" Tanya si mungil Jeje ragu.

Kenan menepuk kepala Jeje keras, "Lo kok malah dukung sih?"

Pemuda tinggi disamping Khanin mendecak keras, lelah juga berdebat.

"Bokap gue nggak bakal marah, sans lo berdua" Celetuknya santai, tau apa yang ditakutkan kedua lelaki di depan ini.

Kenan dan Jeje saling pandang lalu mendesah pelan. Kini mulai memasang sabuk pengaman dan bersiap menarik gas, tetapi pekikan Jeje yang nyaring itu berhasil mengejutkan Kenan, juga Chandra dan Khanin yang masih menunggu di depan pagar rumah gadis itu.

"Apasih je?! Apa?!" Pekik Kenan reflek, langsung diadiahi cengiran tak berdosa dari Jeje.

Bukannya menjawab pertanyaan Kenan, Jeje malah membuka kaca mobil Kenan, lalu melongokkan kepala dengan ekspresi serius.

"Chan, lo harus inget, ini rumah cewek jangan lo seenaknya dan jangan kebablasan! Selalu jaga jarak" Chandra dan Khanin seketika menjauh, "Oya, Nin!. Kalau bocah ini kurang ajar, tendang aja atau telfon gue" Chandra membuat gestur bertanya dengan gerakan bibirnya, sedangkan Khanin mulai gugup di tempatnya.

Setelah itu Jeje akhirnya pergi. Meninggalkan kedua insan ini canggung. Chandra menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal, dari sudut matanya ia bisa melihat Khanin yang beberapa kali mencuri pandang kearah dirinya.

Chandra tersenyum, Khanin lucu sekali bila gugup seperti itu. Pemuda itu melangkah mendekat, dan benar saja Khanin langsung terkejut membuat Chandra tertawa.

"Masuk yuk, ganti baju lo pasti nggak nyaman kan?" Tanpa menunggu jawaban, Chandra menarik Khanin memasuki pintu utama rumahnya.

Khanin menatap genggaman hangat Chandra di tangannya, senyum ceria terbit dari bibir Khanin. Senyum itu belum juga hilang sampai ketika keduanya disambut oleh Bibi Maria.


"Lohhhh Neng?! Yaampun, kenapa bisa gini? Neng kenapa? Astagaaa" Bibi memeluk Khanin erat, kemudian memeriksa bagian tubuh Khanin membuat gadis itu tersenyum.

"Nggak papa, Khanin nggak papa, Bi" Jawab gadis itu menenangkan Bibi yang mulai menangis.

"Nggak papa gimana?! Neng dari kemarin nggak pulang, Bibi sampai nyariin Neng kesekolah...."

Call You Mine✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang