14 ;She's Naomi;

27 7 0
                                    

"Nu, lo ngerasa gak? Si Bontot deket banget sama Khanin sekarang?"


Dika yang disamping Banu tersedak pizza, hingga muncrat mengenai wajah Jeje, membuat pemuda mungil itu menoyor kepala Dika dengan keras.

Mereka kini sedang menikmati waktu istirahat di kantin, dan tumben sekali hanya bertiga saja. Juna sibuk di kelas, Kenan ke ruang model, sedangkan Bobby sibuk bermain games bersama Chandra.

"Ck gue tau Je, tapi gue diem"

Banu sedikit menjauh dari Dika yang masih asik dijambak Jeje. Kedua pemuda itu kompak menoleh kearah Banu—tiba-tiba menghentikan aksi mereka dan kini asik meneliti ekspresi wajah Banu.

"Menurut gue nih ya, Chan cocok lho sama Khanin. Dari pada sama yang lama, enek gue liat Chan galoo mulu" Dika menyerocos sembari membenarkan letak rambutnya.

"Setuju sih gue, biar si dedek juga ada yang jagain selain kita" Jeje ditempatnya malah gemas sendiri membayangkan Chandra akan merasakan kehidupan berpacaran yang sebenernya. Pasalnya Chandra itu jarang sekali dekat dengan perempuan begini, teman kelas saja kadang dicuekin dan lebih memilih mendekam dengan games serta baseballnya itu.

Banu mendelik melihat antusias kedua temannya itu, ia mendesah pasrah sembari meneguk air minumnya kemudian dengan mimik serius ia mulai berkata,

"Chandra ga cocok sama itu cewek" katanya membuat Jeje dan Dika terdiam.

"Lebih baik mereka jaga jarak sekarang, gue punya firasat nggak enak kalau itu cewek deket-deket Chandra" tambahnya lagi.

Jeje dan Dika menatap tak percaya kepada Banu, kedua pemuda ini tau bahwa Banu itu paling peduli dengan Chandra, Banu adalah orang yang paling supportive diantara ketujuh pemuda yang lain. Mendengar perkataan Banu tadi membuat mereka heran sekaligus tak habis pikir.

"Nu, nama Khanin bukan 'cewek itu', lo sebut namanya aja nggam pernah gue denger" Jeje menyeletuk sambil mengaduk-aduk minuman green tea nya.


"Lo gasuka sama Khanin?" Dika menembak tepat, Banu gelagapan di tempatnya berusaha menetralkan wajah.

Pemuda itu berdeham, "Gue bilang dia nggak cocok sama Chandra, lo berdua jangan kasih Chandra deket dia lagi" Cowok tinggi itu bangkit kemudian pergi tanpa berpamitan.

Jeje saling bertatap dengan Dika, kemudian diam kembali, tak mau ikut campur jika urusannya rumit begini.

••••••


"Bob samping lo ada musuh!"

"Serang bego, kok lo diem sih?!"

"BOB BANTUIN GUE NJIR, DARAH GUE HABIS"

Chandra membanting hapenya ke meja sambil menengadah keatas melihat langit-langit kelas yang dibayangannya kini tertulis 'You Lose' diiringi ekspresi tertawa Pak Rian—si guru BK killer itu. Bobby yang melihat itu mencicit menjauh, takut tiba-tiba Chandra meledak nantinya.

"Hehehhe sorry Chan" Bobby cengengesan sendiri kala Chandra menatap kosong kearah hapenya yang masih menampilkan tulisan 'You Lose'.

"Dikit lagi gue menang padahal, TAPI KENAPA LO GA NOLONG GUE TADI" Pekik Chandra keras membuat Bobby kaget hampir saja terjungkal kalau tak memegang senderan kursi.

Mampus badmood ini anak.

Bobby meringis ditempatnya, kini berusaha merayu Chandra. Mulai dari ingin mentraktirnya ice cream coklat sampai ingin mengajak cowok itu bermain di timezone. Tetapi yang didapat hanya muka datar dan lempeng dari Chandra.

Call You Mine✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang