Hangover.
Bagi generasi mileninal sih hal seperti ini bisa dihitung puluhan kali sesuai dengan kadar kesetresan mereka menjalani hidup. Hangover itu bagai suatu rutinitas sehari-hari bagi mereka yang tidak punya tempat pelampiasan selain dengan minum, having one night stand atau sekedar joget-joget di lantai dansa dengan tubuh setengah sadar.
Rachel, Navika dan Nathania contohnya. Remaja putri umur awal duapuluh ini terkikik-kikik menuju parkiran tempat dimana mobil mereka terdiam. Dari wajah-wajahnya sih, jelas mereka habis having fun.
"Lu bau, Chel..." Navika, gadis tinggi semampai itu mendengus di ceruk leher Rachel, lantas ia tertawa keras setelahnya.
Wajah oval Rachel memberenggut kesal, "Apaan dah lo, Ngga jelas!"
Sementara Nathania masih berjalan gontai dibelakang mereka dengan wajah pasrah. Enggan menyahuti pertengkaran Rachel dan Navika yang sama sekali tidak penting.
Ketiga gadis itu berhasil memasuki mobil tanpa cedera atau pekikan sakit yang mungkin bisa saja terjadi karena tindak bar-bar mereka yang sulit dikontrol. Namun sayangnya hal itu tidak terjadi, Nathania bersyukur. Sebab ia cukup malas meladeni keluhan orang.
“Rachel! Bawa mobil!” Nathania melempar kunci mobilnya dan memberi kendali pada Rachel yang masih memiliki kesadaran yang cukup.
“Haha! An-jing! Harusnya tadi kak Baekhyun dateng!” Sesaat setelah itu Navika berteriak keras, sehingga mengharuskan Nathania untuk mengangkut gadis itu ke kursi belakang.
“Puter lagu, Nath.”
Nathania hanya mengikuti perintah Rachel. Dirinya teramat letih untuk sekedar membantah. Ia kemudian memutar lagu sebagai teman perjalanan mereka menuju apartemen.
Sebenarnya perjalan malam itu tidak jauh-jauh sangat dari apart, karena memang keadaan mereka aaja yang tidak mendukung untuk menyetir dengan cepat. Jalan mobil Rachel terbilang lumayan lambat serta terkelok-kelok tak beraturan. Mobil mereka sempat ingin menabrak pembatas jalan kalau saja teriakan nyari Navika tidak menggema.
"Bodoh apa tolol sih?!" Rachel mengumpat saat Navika menoyor kepala belakangnya.
"Elo yang tolol! Udah tau pembatas jalan, masih nerobos?!"
"Lo berdua diem deh" Nathania menjadi penengah. Walau tetap saja seruan-seruan makian dari kedua sahabatnya masih menggema.
Setengah perjalan seakan dihabiskan untuk lima jam. Navika pada akhirnya menyerah, gadis nampaknya tengah ingin tertidur pulas jika sata sebuah cahaya terang dari arah seberang tidak mengusit kinerja netranya. Gadis itu belum sadar saat Rachel rupanya masih berjoget ria dengan Nathania yang sedikit bernyanyi mengisi kosongnya pikiran Navika.
Ia sadar betul dirinya mabuk, tapi untuk saat ini, ia rasa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
Navika mencondongkan tubuh, berusaha menepuk bahu Rachel yang sedang berjoget ria dengan mata terpejam. Melihat gelagat panik dari Navika, Nathania kemudian tersadar.
"Chel! Chel! Fokus! Didepan ada truk gede!"
Sinar terang itu melaju semakin cepat namun Rachel seakan tuli.
"Rachel! Pelanin jalan mobilnya! Lo bego apa gimana?!" Nathania berusaha menyadarkan.
Namun sia-sia. Semua itu lantas diakhiri oleh sebuah campuran teriakan kencang diiringi bunyi pergesekan antara truk dengan mobil hitam milik ketiga gadis itu. Suara klakson tak kalah mengudara, mengisi malam kelam hari itu.
Untuk sejenak Rachel melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa mobil yang ia bawa jatuh terguling kesebuah dasar jurang yang gelap. Rachel menangis kencang namun tidak sanggup berteriak. Netranya sempat melihat keadaan Nathania dan Navika yang parah seperti dirinya, ada darah, tangisan, lalu runtuhan kecil di dekat mereka jatuh.
Beberapa saat kemudian, mereka tenggelam di dalam tidur yang panjang.
●●●
Awal Tahun 2020.
Polesan warna merah maroon-nya terhenti kala vas bunga berisi mawar diatas nakas jatuh tergeletak hingga berserakan. Gadis itu mengerjap kaku, wajahnya mengernyit dengan pandangan linglung menghadap kesekitar. Rasanya seperti dejavu, tetapi ia tidak mengingat apapun.
Vas mawar itu ia ambil, diletakkannya bunga cantik tersebut diatas nakas berdebu, sementara pecahan kacanya ia buang di keranjang sampah.
Seraya membuang pecahan kaca, gadis berambut ikal sebahu menilik netranya pada sebuah ruangan kecil berwarna kemuning. Interiornya terkesan kalem dan hangat dengan warna dasar kecoklatan. Di dindingnya banyak terpajang lukisan-lukisan, mulai dari tema realis sampai kontemporer.
Disini hangat dan ramai, tapi ia seperti merasa sendiri dan linglung. Entahlah, tiba-tiba sebuah perasaan asing hinggap di pikirannya begitu saja.
Asik meneliti ruangan kecil tersebut, tanpa sengaja matanya jatuh pada sebuah kalender yang digantung tepat diatas pot sukulen.
3 Januari 2020.
Ah, tidak. Bukan tanggal itu yang menjadi fokusnya. Tetapi sebuah tulisan rapi yang tertera sebagai reminder disana.
'Navika amazing birthday'
Kalau begitu, hari ini ulang tahunnya?
“3 Januari? Ini ulang tahun gue dong?! Tapi Nathania sama Rachel mana dah?"
Vika mengambil tas lalu mengubrak-abrik isinya untuk mencari ponsel. Anehnya, ponsel itu tak ia temukan. Belum mau menyerah begitu saja, Vika masih berusaha mencari dengan mengelilingi seisi ruangan. Seingatnya tadi, ponsel gadis itu masih t
*nah abis ini bkin dh scene drama dia jatuh kepleset jek kena sisa pecahan beling kek
KAMU SEDANG MEMBACA
Call You Mine✔︎
FanfictionKhanindhya punya impian besar terhadap Archandra. Baginya Chandra itu adalah impiannya yang sudah terkabul, dengan menjadi sahabatnya. Namun Khanindhya rupanya sudah melanggar perasaannya sendiri di balik kedok persahabatan. Berharap Chandra membala...