31 ;Mengingat Dan Melupakan ;

24 4 3
                                    


Now playing : "Congratulation" by Day6


Disisi lain, Bobby, Jeje dan Indah tengah duduk di satu sofa single tepat disamping ranjang seorang gadis yang sedang memakan potongan buah apelnya.

"Kalian...nggak mau buah?" Tawarnya dengan santai, jadi mendapat gelengan pelan dari ketiganya.

Gadis manis itu merenggut lucu, "Kalian kenapa sih? Kok kayak abis liat orang asing, ini gua hey. Khanindhya Renata" Omelnya gemas membuat Indah beranjak mendekat.

Indah, gadis berkaca mata bening itu tersenyum sambil mengacak rambut Khanin, "Iya iya. Sekarang lo istirahat" Sarannya sambil menoleh kearah Jeje dan Bobby seakan memberi kode.

Khanin menggeleng, "Gue kan baru bangun, masa harus istirahat lagi sih. Mau jalan-jalan..." Mohon nya sambil menggoyangkan tangan Indah.

Gadis itu meringis, kembali melihat kearah Bobby dan Jeje yang masih belum bergerak, "He he...lo harus harus banyak istirahat Nin. Lo nggak mau kan terus-terusan diem disini?"

Bobby yang mengerti kode tersebut maju,"Bener kata Indah, istirahat mending, Nin" Ujar cowok itu sambil curi pandang dengan Indah.

Indah mengangguk, membuat Khanin semakin menurunkan senyum. Bobby yang tak tega jadi saling tatap meminta pertimbangan Indah, tetapi cewek berkacama itu mengangkat bahu.

Bobby mendesah, suasana kembali canggung. Sampai getaran dari arah nakas mengejutkan keempat orang itu.

Khanin mengernyit, dengan polos mendongak kearah ponsel Bobby, "Tuh Bob, jawab dulu telfon nya"

Bobby mengerutkan kening, mata sipit cowok itu membulat melihat nama Chandra yang tertera di hapenya, membuat pemuda itu tertegun.

Bukan. Bukan karena Chandra yang menelpon, tetapi tertegun karena reaksi Khanin yang terbilang sangat biasa setelah membaca nama itu. Khanin sedang tidak buram kan?

Bobby tak acuh, mungkin saja Khanin memang tak melihat siapa yang menelpon.

"Halo Bob? Ini lo dimana? Lo udah tau gimana Khanin sekarang?"

Keempat orang di dalam mengernyit, seperti mengenal suara penelpon. Bobby menyapu pandangan, jadi parno sendiri ketika Chandra dengan tiba-tiba bertanya seperti ini.

Bobby berbalik membelakangi Khanin kemudian menjawab,
"Aa....itu....em, Chan"

Bobby menjauhkan ponselnya dari telinga. Suara Chandra meninggi, membuat cowok itu mati kutu.

Mata sipit Bobby bertatap dengan mata Jeje, saling memberi kode yang sama sekali Jeje tak mengerti, "Apasih jawab aja kali Bob, entar marah tu anak" Celetuknya seenak hati, membuat Bobby ingin melempar cowok itu dengan pisau buah yang dipakai Khanin tadi.

Chandra kembali mengomel tak jelas, Bobby semakin kalut. Bahkan dengan tak sengaja cowok itu mengaktifkan tombol speaker membuat suara besar Chandra makin terdengar.

Khanin menoleh, surat besar tadi sedikit mengganggunya. Cewek itu menatap Bobby yang seakan minta pertolongan.

"Bob? Siapa sih, kok keliatannya lagi marah-marah?"

Bobby, Indah dan Jeje otomatis bungkam. Suara besar Chandra tadi juga seketika hilang.

"Udahlah Bob, jawab aja dulu telfon nya. Kasian tuh dia jadi nunggu" Gadis itu mengibaskan tangannya santai, kembali asik berbaring ketika Indah menyuruhnya segera beristirahat.

Bobby dan Jeje saling pandang. Melihat dengan santai nya Khanin menyeletuk, lagi-lagi membuat mereka merasa ikut kecewa atas Chandra.

••••••




Call You Mine✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang