36 ;Paksaan;

32 5 1
                                    


"If Were not together than is probably for a reason, every heartbreak has it's season, it ain't always summer in june"

-Don't check on me (The Weekend, Justin Bieber, Ink)


•••••


"Lebih baik lo obatin luka lo dulu"
Kata Chandra memecah keheningan.

Khanin mengangkat wajah, "Nggak, luka kecil doang"

Chandra diam, tak berniat menanggapi. Cowok itu melihat wajah Khanin yang mennyiratkan semburat kekhawatiran. Membuat Chandra sekali lagi berharap tinggi.


"Luka kecil itu juga sakit" Kata Chandra dengan suara rendah.

Perban yang dilingkarkan di tangan Chandra seketika berhenti ketika Khanin mendongak untuk melihat wajah datar Chandra.

"Obatin tangan lo sekarang" Kata Chandra membuat Khanin tersadar.

"Lo diem dulu deh, udah gue bilang luka gue nggak sakit" Sentak Khanin ketika Chandra menarik tangannya.



Pemuda bongsor itu menatap tajam Khanin yang kembali memaksanya. Cowok itu tertegun melihat Khanin yang lihai mengobati tangannya, padahal luka kecil di tangan Khanin jauh lebih penting. Hal seperti itulah yang membuat Chandra semakin melambung tinggi, tapi pikirannya selalu mengingatkan bahwa lebih baik cowok itu segera melupakan Khanin.


"Gue balik, jangan lupa selalu kasih salep" Kursi di UKS berderit ketika Khanin beranjak untuk berdiri.

Chandra hanya merunduk, tak berani membalas perkataan Khanin.



"Lo juga, jangan lupa obatin luka lo sendiri" Suruh nya tepat ketika Khanin menaruh beberapa peralatan UKS.

Gadis itu menoleh hanya untuk melihat punggung lebar Chandra, "Hmm, Get well fast"

Mata gadis itu melebar ketika punggung Chandra menegak, seakan terkejut dengan kata-kata Khanin tadi.





"Kenapa lo sepeduli ini sama gue?" Tepat saat Khanin berdiri ingin membuka pintu, cewek itu kembali terdiam.

"Kenapa lo peduli sama orang baru kayak gue?"

Khanin meneguk ludah susah payah. Walaupun sudut matanya melihat Chandra yang masih membelakanginya, cewek itu tetap gugup. Seakan tidak ada jawaban pasti dari pertanyaan Chandra.

"Jawab gue Nin" Nada suara Chandra terdengar memaksa, disaat sebenarnya cowok itu hanya berusaha memastikan.

Khanin menggigit bibir, kini tubuh Khanin kaku tak mampu untuk sekedar menatap Chandra yang kini berbalik menatap dirinya.



"Nggak tau" Dari sekian jawaban yang bercokol di kepalanya, Khanin hanya mampu menjawab itu.

Lo adalah salah satu dari sekian banyaknya kepingan memori, But sadly i forgot them.

Gumam gadis itu sembari merunduk.



"Kenapa lo jawab 'nggak tau' pasti ada jawaban lain kan?" Kini cowok itu mendekat, kali ini nada suaranya memang terdengar memaksa.

Khanin makin merunduk, cewek itu memainkan roknya tak tenang. Tanpa sadar gadis itu meringis kecil ketika kepalanya pusing secara tiba-tiba.

"Nin, liat gue" Bahu Khanin bergerak kedepan saat Chandra memaksa gadis itu menatapnya, "Gue Chandra Nin. Gue sahabat lo..."

Khanin menutup kedua mata, pusing dikepalanya semakin menjadi saat Chandra tetap berbicara aneh.

"Lo sama sekali nggak inget gue? Kenapa Nin? Kenapa harus gue?!" Mata Chandra membulat seiring dengan eratnya genggaman di bahu Khanin.






"STOP CHANDRA!!"

Chandra termundur saat Khanin menghempaskan cengkraman di bahu gadis itu.

"GUE NGGAK INGET LO. BERAPA KALI HARUS GUE ULANG?!"



Telinga Chandra berdengung, selain karena kalimat itu, tetapi juga karena wajah pucat Khanin yang sesekali meringis sambil memegang kepalanya.


"Nin lo nggak apa-"



"Jangan pernah lo maksa gue lagi, gue nggak kuat harus berusaha nginget semua tentang lo" Kata gadis itu sedikit berjalan mundur.



"Maafin gue, Chan...."




Tepat setelah itu Khanin melesat pergi. Meninggalkan Chandra yang menatap nanar kearah pintu UKS.




"Maafin gue, Nin...."

Cowok itu membanting tubuhnya di kursi UKS, beruntung hari ini UKS hanya ada dirinya, sehingga tak ada yang mendengar suara ringisan tangis dari orang yang terkenal cuek dan tak berperasaan di sekolahnya.

Ada yang mengatakan, "Jika laki-laki menangis karena perempuan, berarti perempuan itu sangat berarti untuknya"

Dan Chandra sudah menangisi dua perempuan di hidupnya. Mama dan Khanin, perempuan yang berarti baginya namun lagi-lagi pergi jauh meninggalkan dia sendiri.



 Mama dan Khanin, perempuan yang berarti baginya namun lagi-lagi pergi jauh meninggalkan dia sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Call You Mine✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang