Sudah selama 3hari ini ponsel eomma tidak aktif, aku mencoba menelfon saudariku selalu saja di tolak mungkin dia marah padaku😏
Aku baru saja selesai makan, ya selama 3hari ini appa tidak pulang jadi hanya aku saja yang makan sendirian di meja makan ditemani ahjumma.
Ku lihat ponselku yang terus saja berdering menandakan pesan dan juga telfon dari sana, aku hanya malas membukannya karna ku tahu itu dari saudariku.
"Angkat saja nona, mungkin penting"
"Aishh malas lah ahjumma, aku tau pasti dia akan marah padaku"aku melempar ponselku sedikit menjauh karna ku tahu itu pasti dari saudariku, ohsanyoung.
Aku yang sedang memakan buah buahan yang ahjumma potong untukku merasa terganggu karna suara dering ponselku itu, akhirnya aku mengangkatnya.
"Ohsinyoung!!!!"
"Aish bisakah kau tidak berteriak pada telingaku, ohsanyoung" Aku tahu dia pasti akan memarahiku seperti ini.
"Kau!!! Aku membencimu ohsinyoung!!!!" Ku dengar suara menangis darinya dan juga teriakan seperti emosi dan sangat marah padaku.
"Wae?"aku tidak mengerti mengapa dia mengatakan membenciku seperti itu.
"Semua salahmu, aku tidak akan memaafkanmu!!"teriaknya dari sana, ku dengar samar samar suara eomma disana yang berusaha menenangkan saudariku "kau penyebab semuanya ohsinyoung!!!😭😭" aku hanya terdiam mendengarkannya, eomma masih disana dan berusaha menenangkan sanyoung.
"Ya ada apa aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan ohsanyoung"
"Adik kita sudah pergi!! Pergi untuk selama lamanya😭😭semua itu karna kau ohsinyoung kau penyebabnya!!! Aku membencimu!!"aku hanya terdiam mendengarnya, bagaimana bisa? Air mataku jatuh aku merasakan sakit di dalam hatiku. Mengapa sesakit ini harusku tanggung sendiri😭😭
"M-maksudmu?"tanyaku mencoba untuk tenang.
"Adik kita sudah pergi ohsinyoung😭😭adik yang selama iniku jaga hampir 6bulan lamanya, kau penyebab semuanya!! Aku membencimu!!" Aku menutup sambungan telfon itu karna ku tak sanggup lagi untuk mendengarnya.
Aku berlari ke dalam kamarku dan menangis sejadi jadinya disana, apa aku terlalu menekan eomma sampai sampai adik ku kini pergi. Aku terlalu egois, aku hanya memikirkan diriku sendiri sampai aku lupa bahwa ada calon adikku yang masih harus ku jaga.
Keesokan harinya, aku menjadi pendingin. Ya tidak seperti biasanya, aku hanya banyak terdiam dan melamun semenjak kejadian kemarin. Aku ingin selalu menyendiri bahkan aku dingin pada saudariku sendiri di sekolah, sanyoung juga lebih menjauh dariku dan sama sepertiku dia banyak terdiam dan juga terkadang menangis di kelas.
Aku baru saja pulang dari sekolah, aku ingin mencoba untuk berkunjung dan menemui eomma tetapi kaki terasa berat untuk pergi. Aku takut jika saudariku akan marah dan mengusirku, sampai aku benar benar memberanikan diriku untuk pergi ke rumah eomma.
Aku baru saja sampai di depan rumahnya setelah tadi di antar oleh ahjussi, ku lihat kaca jendela kamar sanyoung terbuka pasti dia ada di rumah lebih tepatnya di dalam kamar. Aku menekan bel namun sudah beberapa kali tidak ada yang membukanya sampai aku masuk dan ku lihat eomma sedang menyiapkan makanan dimeja makan, dia tersenyum padaku dan menyuruhku untuk duduk.
"apa aku masih pantas bertemu denganmu, eomma"aku mengatakan itu sambil menundukan kepalaku dan menangis dalam diam
"hey Sayang, kau anak eomma" eomma mengelus kepalaku dan duduk di kursi sebelahku, aku masih menundukan kepalaku dengan tangan yang melipat di atas meja "sinyoung tak salah sayang, eomma tidak marah. Mungkin tuhan belum mengizinkan untuk menitipkan titipannya pada keluarga kita, mianhae eomma belum bisa memberikan adik untuk kalian"eomma tersenyum padaku, aku memeluknya dan kini menangis di bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Are The Different[Tahap Editing]🚫
Короткий рассказPertengkaran soal biasa dalam saudara Bukan karna hanya sebuah pertengkaran yang kami permasalahkan Tetapi sebuah kesesuaian hidup, kasih sayang dan juga saling percaya Cerita ini ditulis hanya imajinasi belaka yang ditulis karna rasa bosan si penul...