Malam itu aku pergi ke kedai halmeoni[sehun] yang tak jauh dari rumahku, walaupun ini sudah malam tetapi menurutku ini masih terlalu siang.
"Halmeoni" aku memanggil wanita paruh baya itu yang sedang membersihkan sedikit meja kedai ini. Dia melihatku dan tersenyum.
"Young ah kau datang" aku tersenyum padanya. Dia menyuruhku untuk duduk di meja yang baru saja ia bersihkan, lalu pergi dan meninggalkanku sendirian di meja ini.
Aku memikirkan beberapa kejadian belakangan ini yang membuatku hanya termenung dan juga terkadang menangis sendiri menyesalinya, halmeoni datang dengan minuman yang ia bawa untukku. Berhubung pelanggan yang datang tidak terlalu ramai disini, ya hanya beberapa orang saja maka dari itu halmeoni menemaniku terduduk.
"Apa halmeoni lelah hari ini?"tanyaku agar keadaan tidak terlalu sepi.
"Hufttt...ya seperti biasa sanyoung ah selalu ramai namun halmeoni sudah terbiasa" aku mengangguk mengerti "eommamu mana?"
"Ahk eomma bilang dia kerumah sinyoung dan menginap disana sampai besok pagi" aku meminum susu yang halmeoni bawa untukku.
"Sanyoung besok sekolah?" Aku mengangguk "aishh ini sudah malam young ah, pasti ada tugas yang belum kau kerjakan. Ayo halmeoni akan mengantarkanmu"aku menatapnya dengan sedikit tertawa, wajah khawatirnya seperti lelucon menurutku walaupun aku tahu sebenarnya halmeoni sangat khawatir padaku.
"Aniyo, jika ada tugas sekolah. Aku akan menyelesaikannya lebih awal, bahkan di jam istirahat aku bisa mengerjakannya ataupun sepulang sekolah" aku sedikit tertawa "aku sanyoung halmeoni bukan sinyoung" ya mungkin saja halmeoni teringat pada saudariku itu.
Dia melihat ke arah kalung yang ku pakai dan mulai sedikit tertawa di hadapanku "aigoo...halmeoni tidak bisa membedakan kalian berdua"
"Sekarang halmeoni bisa membedakannya lewat kalung ini, kalung yang diberikan eomma untukku dan sinyoung" aku menunjuk kalung bertuliskan namaku di hadapannya.
Dia tersenyum padaku "halmeoni akan ke belakang sebentar" dia mengelus kepalaku dan pergi. Ya halmeoni[sehun] yang menginginkan anak kembar saat eomma baru saja menikah dengan appa, halmeoni bilang dia sangat ingin sekali memiliki cucu kembar sepertinya itu akan sangat lucu.
Eomma masuk dengan keadaan menangis saat masuk ke kedai ini, eomma memelukku "eomma ada apa?"tanyaku khawatir karna aku tidak suka dan tidak ingin melihat ibuku menangis, aku akan sangat marah jika ada yang membuatnya menangis ataupun terluka.
"Gwenchana. Eomma hanya sedih pada saudarimu sayang, dia menyuruh eomma untuk pulang dan pergi. Eomma mencoba untuk menenangkannya tetapi sinyoung marah dan menyuruh eomma untuk pulang" eomma menangis sambil memelukku.
Cihh😒😡dia lagi apa dia masih belum puas dengan semuanya hah!! Dan kini membuat eomma menangis😤😠aku tidak suka itu
"Sudahlah eomma tidak usah menangis lagi hmm..aku disini" aku menenangkan eomma dan menyuruhnya untuk terduduk agar lebih tenang tiba tiba saja aku menyenggol gelas disebelahku hingga pecah begitu pun minuman di dalamnya, perasaanku sangat tidak enak sekarang ada sesuatu hal yang terjadi pada saudariku jika sudah seperti ini mungkin.
Aku berjongkok untuk mengambil pecahan gelas itu namun kakiku tersungkur hingga tanganku menahan dan mengenai pecahan gelas itu "ahkkk.." aku berteriak karna sangat sakit sekali. Berhubung luka waktu itu belum juga sembuh kini ditambah lagi, aku mencabuti pecahan gelas ditanganku dan kini banyak sekali darah bercucuran ditanganku.
"Sanyoung ah gwenchana? Eomma akan mengobatimu sayang" eomma menyuruh pelayan kedai ini untuk membersihkan serpihannya, lalu eomma membawaku ke dapur belakang mungkin saja disana ada obat untuk mengobati lukaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Are The Different[Tahap Editing]🚫
ContoPertengkaran soal biasa dalam saudara Bukan karna hanya sebuah pertengkaran yang kami permasalahkan Tetapi sebuah kesesuaian hidup, kasih sayang dan juga saling percaya Cerita ini ditulis hanya imajinasi belaka yang ditulis karna rasa bosan si penul...