Aku berasakan betapa bahagia hariku dikala bertemu dengan saudariku, akhinya aku aku bisa bertemu dengannya bahkan memeluknya dan menenangkannya yang menangis bahagia.
Aku terbangun karna suara alarm dari jam kecil milikku, aku membuka mataku saat aku berusaha untuk bangkit dari tempat tidur kepalaku sangat pusing dan juga udara di kamarku sangat dingin tetapi tubuhku berbeda aku merasakan panas. Apa aku sakit?
Aku memeriksa sinyoung disebelahku dia nampaknya mengigil dan kedinginan, benar saja dia sedang sakit aku merasakan kepalaku sangat pusing seperti berputar disekitaran tempat tidurku.
Aku tertidur kembali di sebelah saudariku sambil memeluknya yang mengigil dan juga keringat bercucuran di dahinya, aku memikirkan kejadian kemarin sore disaat aku membeli obat untuk eomma yang sedang sakit.
Saat kemarin keluar dari kamar eomma aku langsung pergi ke apotik untuk membeli obat, aku tidak melewati pintu penjaga komplek depan melainkan melewati celah gang kecil yang menerobos langsung ke depan apotik itu.
Aku melihat seorang yeoja dan namja yang berduaan disana, ya seperti berciuman dan bermesraan disana. Aku melihat samar samar seperti namja yang aku kenal ya aku sangat mengenalnya sekali, perlahan aku berjalan mendekati mereka yang kulihat donghan oppa dengan yeoja itu "Oppa!" Karna tempatnya sedikit gelap jadi aku tidak terlalu jelas melihat mereka berdua namun aku yakin itu donghan oppa.
Kedua manusia itu seketika menghentikan aktifitas mereka dan melihat ke arahku, aku hanya berlalu pergi dari hadapan mereka melewatinya.
"Sanyoung ah tunggu!!" Aku berlari sekuat yang ku bisa agar aku tidak bertemu dengannya, hatiku masih begitu sakit dia memberikan apa yang selama ini ia jaga aku sendiri pun belum pernah menyentuh bibi ranum itu.
Namun dia berhasil memelukku dari belakang, aku hanya menangis sekarang hatiku sakit mengenang semua tentangnya dari awal hingga saat ini. Aku membalikkan tubuhku dan memeluknya begitu pun dia yang membalas pelukanku "oppa"lirihku dalam tangis, jujur aku masih menyayanginya aku masih mencintainya sampai saat ini.
"Kau mau kemana sayang?"tanyanya aku menghapus air mataku dan menatapnya, dia masih memeluk pinggangku sambil menunduk karna tinggiku yang lebih rendah darinya.
"Eomma sakit, aku hanya perlu membeli obat untuknya disana" dia mengangguk dan tersenyum manis padaku.
"Kim donghan antarkan aku pulang" wanita itu mendekati kami berdua seperti meminta oppa untuk mengantarkannya.
"Kau bisa pulang sendirikan"
"Why?! Kau lupa aku kekasihmu"
"Dulu" Oppa mencoba melindungiku agar tidak menatapnya dan menjagaku jikalau wanita itu menyakitiku "sekarang hubungan kita cukup sampai disini, tidak usah mencariku lagi"
"Hah!!"dia nampaknya kesal dan terdengar meninggikan suaranya "oh kau lebih memilih cinta pertamamu, iya!! Wanita polos ini!! Hah!!" Wanita itu sepertinya mencoba memukul dan menyakitiku dan oppa memeluk dan melindungiku dengan pelukannya.
"Cukup!! Berhenti mengatakannya polos" oppa menatapku sebentar dan menuntunku untuk pergi dari wanita itu, kudengar suara rintihan wanita itu yang menangis dari kejauhan namun aku tetap memfocuskan diriku untuk terus berjalan.
"Gomawo oppa" aku tersenyum manis dihadapannya, setelah mengantarkanku membeli obat dia membelikan beberapa cemilan makanan juga untukku dia bilang sebagai permintaan maafnya padaku awalnya aku menolak tetapi oppa tetap memaksa jadi sudahlah aku terima saja.
Dia berbalik berjalan namun aku memanggilnya, aku berdiri di depannya dan menyamakan tinggiku dengan berjinjit aku mulai mendekatkan wajahku di depannya dan menutup mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Are The Different[Tahap Editing]🚫
Historia CortaPertengkaran soal biasa dalam saudara Bukan karna hanya sebuah pertengkaran yang kami permasalahkan Tetapi sebuah kesesuaian hidup, kasih sayang dan juga saling percaya Cerita ini ditulis hanya imajinasi belaka yang ditulis karna rasa bosan si penul...