Sudah genap satu minggu aku di rumah sakit dengan keadaan tanganku yang lebam dan juga sedikit lecet sehingga membuatku tidak bisa melakukan apapun,memegang sesuatu dari tanganku pun aku tidak bisa mungkin karna cengkraman si brengsek itu terlalu kuat jadi membuatku seperti ini.
Hari ini kepulanganku, aku tengah menunggu jaehyun oppa untuk menjemputku. Aku tidak memberitahu appa ataupun eomma tentang masalah ini, cukup dia tahu tentangku yang sakit dan dirawat. Mereka bilang begitu sibuk sehingga tidak bisa menjenguk atau menjagaku disini, terakhir kalinya aku bertengkar dengan sanyoung perihal jaemin. Ya aku memang benci padanya tapi aku masih punya hati aku hanya ingin menenangkan diriku selama beberapa hari tanpa berkomunikasi dengannya.
"Mian, jalanan malam ini sangat macet sehingga aku baru sampai" aku terkejut dengan kedatangan sahabatku itu.
"Gwenchana, aku juga baru selesai mengemas beberapa bajuku" selama beberapa hari ini jaehyun yang selalu menjagaku, setiap pulang sekolah dia selalu datang untuk menungguku, mengajakku bercerita dan bahkan dia mengerjakan tugas sekolah di sebelahku.
Jalanan malam ini memang cukup dingin, ditambah lagi dengan AC ruangan yang tidak pernah berhenti menyala membuatku selalu menyelimuti diri dengan selimut yang ada. Aku memeluk jaehyun dari belakang agar sedikit lebih hangat "Kau sudah memberitahu ibu atau ayahmu jika kau pulang hari ini, young" lamunanku buyar ketika jaehyun sedikit memegang tanganku dan bertanya.
"Tentu"jawabku singkat.
******
Pagi harinya, aku sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Aku ingin bersekolah lagi karna jika tidak bisa bisa aku tidak akan naik kelas apa lagi hari pembagian rapot tinggal beberapa hari lagi.Aku memasuki kelasku, ya keadaan ramai dan juga berisik sudah terbiasa ku dengar dari teman teman dikelasku. Jika aku sedikit terganggu mungkin saja aku belum terbiasa lagi karna di kamar rawatku hanya suara hening yang kurasakan.
"Ohsinyoung, waaahhh kau hebat. Bagaimana kau bisa mengerjakan soal matematika dengan cepat dan bahkan semua jawabannya hampir benar" dua orang wanita temanku itu mendekat sambil membawa buku. Yang satu berambut pirang dan sedikit lebih tinggi dariku(Lee daesom) dan yang satu lagi berambut pendek dengan tinggi yang setara denganku(park hyonjung).
Tunggu? Aku tidak mengerti dengan apa yang mereka katakan, mereka bilang bahwa aku bisa menyelesaikan soal matematika. Bukannya aku di rumah sakit dan aku juga sudah memberikan surat dokter ke sekolah
Aku hanya tersenyum tipis di hadapan mereka "bahkan guru kang bilang kau akan mendapatkan hadiah darinya"
"Mwo! Jinjjayo?" Mereka berdua mengangguk dihadapanku. Ntah dari mana tetapi saat ini guru yang mengajar dikelasku sudah datang membuatku langsung terduduk di mejaku dan seketika suasana kelas menjadi hening dengan murid murid yang sudah terduduk rapi.
"Baiklah besok kita lanjutkan materi ini" seluruh siswa berdiri dan membungkuk hormat padanya lalu setelah guru itu keluar tinggalah guru kang yang masuk.
Aku tidak tahu mengapa aku bisa dipanggil untuk berdiri di hadapan semua murid di kelas, kedua wanita tadi mengepalkan tangannya seperti menyemangatiku fighting!
Guru han memberikanku sebatang coklat yang lumayan besar, ya isi coklat itu ada dua. Aku menerimanya dengan senyuman dan semua murid pun bertepuk tangan disaat aku sudah menerimanya tetapi jujur aku masih tidak mengerti.
Aku sakit selama beberapa hari namun saat aku sekolah tiba tiba sudah di puji oleh satu kelasku. Aneh sekali aku melihat ke arah jendela dan kulihat sanyoung yang tersenyum padaku dengan tas ransel yang sama sepertiku berdiri di jendela belakang sambil mengangguk padaku.
Apa dia yang melakukan semuanya?
*****
Jam istirahat pun tiba, aku meminta izin pada jaehyun untuk ketoilet namun sebenarnya aku mencari sanyoung.Lama aku mencarinya ternyata dia ada di atap sekolah sedang terduduk sambil melihat pemandangan dari atap sekolah ini dengan buku yang ia pegang dan juga pena. Aku mendekatinya dan duduk di sebelahnya, dia melihat kearahku sambil tersenyum "kau sudah mendapatkan hadiahnya?"tanyanya aku hanya terdiam karna masih tidak percaya dia melakukan semua ini untukku "mianhae, aku hanya bisa memberikan itu untukmu. Kau bilang ingin coklatkan? Aku mendengarnya disaat kau mengigau menginginkan coklat namun saat itu uangku juga sudah habis jadi aku tidak bisa membelinya untukmu"
"Sanyoung ah"
"Sttt....sudahlah" dia menempatkan telunjuknya dibibirku "kau tau, disaat aku memberikan surat ke kelasmu. Guru di kelasmu malah menyuruhku untuk duduk dan mengerjakan tugas, aku mengerjakannya selama beberapa hari sampai guru kang bilang dia akan memberikan coklat untuk siapa saja yang bisa memecahkan soal yang ia buat, kau mendapatkannyakan?" Dia tersenyum padaku.
Bagaimana bisa? Aku masih tidak percaya dengan apa yang dia lakukan selama ini untukku, dia selalu memberikan apa yangku mau walaupun aku sedang marah padanya bahkan sampai mengatakan aku membencinya. Sungguh aku sudah kelewatan batas bahkan aku membenci diriku sendiri sekarang.
Aku mulai menangis mendengar ceritanya dan memeluknya yang dia juga membalasku "maafkan aku young ah, aku begitu egois"
"Sudahlah lupakan"
"Ku tidak sekolah?"
"Dua minggu ini diliburkan karna akan ada praktek dan juga belajar tambahan untuk kelas 12 jadi kelas 10 diliburkan selama dua minggu kedepan"jelasnya.
"Lalu apa yang kau lakukan disini?"tanyaku. Bukannya libur bisa mengabiskan waktu untuk liburan dan bermalas malasan dirumah.
"Tadinya aku ingin masuk kedalam kelasmu dan mengatakan bahwa aku terlambat tetapi saat aku datang aku melihatmu ke depan dengan menerima hadiah itu aku mengurungkan niatku dan melihatmu menerima hadiah itu dari balik jendela" air mataku terjatuh lagi, sanyoung segera menghapusnya "aku bosan di rumah, eomma sibuk dan aku juga telat karna membantu halmeoni mengemasi barang barang pesanannya tadi pagi" aku tersenyum dan memiringkan kepalaku pada pundaknya.
Dia menatapku sebentar di pundaknya dan beberapa detik kemudian dia menatapku dan terdiam "sinyoung ah"
"Hmm wae?"
"Kalungmu" astaga, kalung itu aku baru ingat saat itu aku melepaskannya karna keadaanku yang sedang emosi dan melemparnya ntah kemana
"Emmmm..." sanyoung menarik kalung nama miliknya dan melemparnya ke bawah gedung sekolah ini yang dimana terdapat pekarangan rumput liar dibawah sana "yakkk itukan-,
"Jika kau tidak menggunakannya ataupun hilang aku juga akan membuangnya" sekali lagi dia benar benar membuatku menangis dan terharu akan yang ia lakukan padaku.
******
😏 Oh_sinyoung94Untuk beberapa hari kedepan aku menjalani dua peran sekali gus ya😔 soalnya dia sibuk jadi walaupun ada anehnya dikit tapi aku bakalan up lagi kok sebagai ohsinyoung. Walaupun watak aku sebenernya gk bisa jadi sinyoung karna aku perannya sanyoung bukan sinyoung😉
Mianhae:)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.Ohs_sanyoung96
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Are The Different[Tahap Editing]🚫
NouvellesPertengkaran soal biasa dalam saudara Bukan karna hanya sebuah pertengkaran yang kami permasalahkan Tetapi sebuah kesesuaian hidup, kasih sayang dan juga saling percaya Cerita ini ditulis hanya imajinasi belaka yang ditulis karna rasa bosan si penul...