"Eomma mau kemana? Apa eomma akan meninggalkan sanyoung sendirian lagi"
"Ahk baby, eomma hanya sebentar sayang. Hari ini hanya ada jadwal show saja😁" eomma mendekatiku yang sedang duduk di kursi ruang tamu.
"Apa sanyoung boleh ikut?" Eomma mengangguk dan tersenyum. Awalnya aku ragu takutnya eomma tidak mengizinkanku tetapi akhirnya eomma mengizinkanku juga untuk ikut.
Eomma sedang bersiap siap diruangan sana😐memang bosan jadi sanyoung lebih memilih meminjam ponsel eomma dan memainkan game.
"Annyeonghaseo, siapa namamu?" Sampai tiba tiba ada seseorang yang duduk di sebelahku dan bertanya. Namun aku terlalu larut dalam game yang sedangku mainkan.
Aku tidak peduli, game lebih seru dari pada harus berbicara dengan orang yang tidakku kenal.
"Ohsanyoung" sampai eomma berteriak mungkin menyadari ada orang yang bertanya disampingku.
Aku berdiri dan mulai membungkukan badanku padanya, eomma hanya tersenyum dari kejauhan.
Ahjumma itu tersenyum padaku dan menyuruhku untuk terduduk. "Siapa namamu?"tanya ahjumma itu.
Ahjumma itu sangat ramah padaku, aku membalasnya dengan senyuman manisku "ohsanyoung"
"Margamu OH?" Tanya ahjumma itu lagi. Dia pasti pekerja baru disini, yang menyiapkan baju baju untuk artis.
"Nee. Aku anak hayoung eomma"jawabku,mungkin pelayan itu tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan.
"Ohhayoung?"
"Nee eonnie😁 dia anakku" eomma datang dan duduk disebelahku, mungkin ahjumma itu masih belum percaya dengan apa yang eomma katakan.
"Aku sudah menikah dan menyembunyikan statusku dihadapan publik bersama suamiku. Aku sudah mempunyai dua anak, aku dan suamiku menyembunyikan status kami dan memisahkan anak kami karna pada saat itu ada wartawan yang hampir mengetahui status kami. Maka dari itu aku oppa mengatakan untuk memisahkan anak kita. Anakku kembar jadi saudarinya ada pada suamiku" eomma menarikku dan mengelus kepalaku.
Ahjumma itu hanya mengangguk dengan cerita eomma. "Bagaimana bisa? Aku tidak pernah melihat kau saat mengandung" eomma hanya tertawa kecil.
"Aku menyembunyikannya, saat itu jadwalku dan agensi di pundurkan karna keadaanku yang sedang mengandung jadi mager oppa sedikit memberikan tugas untukku karna suamiku yang memintanya " lalu eomma mengisyaratkan untuk tidak mendengar atau ikut campur dengan eomma ketika sedang berbicara. Aku lebih memilih duduk bersandar pada eomma dan focus pada game ku.
Sudah setengah jam berlalu eomma belum juga datang lagi kesini, apa eomma sudah pulang? Lalu bagaimana denganku.
Aku memilih untuk bertanya pada orang orang disekitar tempat rias make up yang terlihat sedang berbicara.
Semuanya melihat dengan tatapan binggung. Eomma memang menyembunyikan statusnya jadi dia sangat tertutup, mungkin satu atau dua orang atau aku tidak tau berapa jumlahnya yang hanya tau status eomma. Sampai ada salah satu yang menarikku dan itu ahjumma yang tadi berbicara dengan eomma itu pun dia baru saja datang dan mengantarkanku lagi pada tempat yang tadi ku duduki.
"Younggie menitipkan ini padaku untukmu, apa kau lapar?" Ahjumma itu memberikan makanan instan yang langsung bisa ku makan dan juga minuman. Aku menerima semuanya dan ahjumma itu duduk disebelahku sambil menemaniku makan. Ahjumma itu terus saja bertanya tentang ohsinyoung, mungkin karna dia sangat penasaran dengannya seberapa mirip wajahku ini dengannya.
Ahjumma itu baru sadar jika ada perban yang melilit ditangan ku. "Ada apa dengan tangan itu?" Aku melihat ke arah tanganku yang di perban.
"Ahk..ini hanya sedikit terluka karna aku tidak hati saat mengambil pecahan gelas yang aku jatuhkan. Saat itu aku sedang meminum namun gelas itu tiba tiba terjatuh dan saat aku mengambil pecahan gelas itu kepalaku pusing dan aku tidak sengaja menahan diri dengan tanganku yang menindih pecahan kaca itu. Mungkin saudariku yang pertama terluka, bukan diriku. Karna jika aku terluka tanpa sebab aku akan pusing dan seperti tidak sadarkan diri namun ketika aku sadar aku akan merasakan sakit"jelasku ahjumma itu hanya mengangguk memahaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Are The Different[Tahap Editing]🚫
ContoPertengkaran soal biasa dalam saudara Bukan karna hanya sebuah pertengkaran yang kami permasalahkan Tetapi sebuah kesesuaian hidup, kasih sayang dan juga saling percaya Cerita ini ditulis hanya imajinasi belaka yang ditulis karna rasa bosan si penul...