Aku mendengar suara mobil donghan oppa dari bawah, aku langsung menghampiri pintu dan menyambut saudari dan kekasihku.
"Kau tak apakan?"tanyaku. Sinyoung hanya terdiam lalu mengangguk, setelahnya dia masuk ke dalam rumah meninggalkanku dan donghan oppa disini.
"Oppa" aku memeluknya sambil tersenyum tetapi dia tidak membalas pelukanku tidak seperti biasanya "wae?" Dia melamun sebentar lalu pandangannya beralih padaku, apa dia banyak pikiran?
Dia membalas pelukanku dan menyudutkanku ke tembok sebelah pintu rumah jarak kami sangat dekat sekali sampai sampai aku sedikit sesak karna dempetannya padaku. Kami hanya terdiam dan sama sama memeluk, oppa mendekat kan wajahnya padaku mencium rambut, kening, kedua mata, pipiku dan terakhir biburku. Aku mendorongnya ketika hendak mencium bibirku.
"Mianhae oppa aku tidak bisa" dia menatapku dingin sambil menundukan kepalanya "aku tahu bagaimana perasaanmu oppa ta-,
"Tapi kapan sanyoung ah? Hah!"
"Oppa aku tidak bisa"
Aku mendorongnya dan melepaskan pelukan, dia menatapku dengan terdiam "mianhae"
"Oppa apa ini" aku melihat tanda sedikit lipstick dari kerah kemejanya, milik siapa ini? Apa dia? Aku tidak pernah mencium kemejanya bahkan memulai mencium pun aku tidak selalu dia yang memulainya. Perasaan tadi tidak apa apa, apa sinyoung?
"Ahk emmm...aku bisa jelaskan"
"Apa yang kau lakukan oppa?!! Hah!!"
"Sayang ak-,
"Apa kau dan sinyoung? Kau-;"
"Sayang dengarkan aku dulu oke" dia menundukan kepalanya dihadapanku "mianhae" dia mendekat dan memeluk pinggangku "semuanya telah hilang, aku tidak bisa menjaganya dengan baik sanyoung ah maafkan aku"
Air mataku mulai jatuh, kini aku merasakan hal yang sama disakiti olehnya lagi rasanya begitu sakit sekali. Apa di begitu ceroboh sampai tidak dapat menjaga dengan baik pantas saja dia membentakku barusan tidak seperti biasanya yang akan meminta maaf bukannya membentakku.
"Kau jahat oppa!!" Aku mulai menangis dan memukuli dadannya, dia terus memelukku lebih erat dari sebelumnya meluapkan semua rasa sakit hatiku.
"Jahat!!!" Aku mulai menangis sekarang, aku mulai membalas pelukannya.
"Pukul saja sampai kau benar benar puas sayang"
Sedikit lebih tenang tetapi air mataku terus saja keluar dari pelupuk mataku "kau bisa memperbaiki semuanyakan?" Dia menunjuk ke arah bibirnya, ya aku tahu apa yang dia maksud menciumnya dan menghabisi bekas ciuman yang ia rasakan sebelumnya sampai semua itu tergantikan olehku.
Dia mulai mendekat, aku hanya terdiam namun saat tinggal beberapa senti saja aku menamparnya hingga ia hampir terjatuh. Aku tidak merasa kasihan namun aku merasa puas dengan menamparnya "tampar saja sayang tampar jika kau benar benar puas" aku menamparnya sekali lagi sampai benar benar merah dari pipinya.
Aku masuk ke dalam dan meninggalkannya, ya tujuanku sinyoung bertemu dengannya aku tahu karna sebelum ia pergi aku sempat membenarkan kerah kemejanya yang sedikit kusut.
"Younggie!!!" Aku mencoba tetap tenang walau hatiku sesak dan sakit yang ku rasakan, aku melihat dia berdiri menghampiriku.
"Apa yang kau lakukan pada donghan oppa?" Dia hanya terdiam sambil menunduk.
"Mianhae sanyoung ah, aku tidak bermaksud menyakitimu" hatiku sakit, ternyata memang benar donghan oppa yang tidak bisa menahan nafsunya. Air mataku terus terjatuh sampai rasanya sangat sesak dan juga sakit sekali, sinyoung mendekat dan memelukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Are The Different[Tahap Editing]🚫
Short StoryPertengkaran soal biasa dalam saudara Bukan karna hanya sebuah pertengkaran yang kami permasalahkan Tetapi sebuah kesesuaian hidup, kasih sayang dan juga saling percaya Cerita ini ditulis hanya imajinasi belaka yang ditulis karna rasa bosan si penul...