2.Dengkuran?

713 79 28
                                    





^^^


Zzzzzzz

Suara dengkuran dari Susan teman sekamarnya itu terdengar. Membuat Hallmana (atau panggil saja Kiya) merasa terusik hingga ia terbangun dari tidur nya.

"Arghhh!! San!" Kiya mellemparkan guling pada Susan agar dengkuran nya itu berhenti.

"Ish ni anak dari orok nyampe sekarang gak sembuh sembuh deh, kayanya udah nyampe stadium akhir panyakit dengkurannya." Decak Kiya karena dengkuran Susan yang tak kunjung berhenti.

"Eh tapi ko aneh deh, si Delis sama Novi ko gak ngerasa keganggu si, dasar gadis kebo!"

Kiya merutuki ketiga sahabatnya itu. Dirinya sangat frustasi karena tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Fix, malam ini Kiya gak bakal bisa tidur nyenyak, mana si nyamuk nyium-nyium tanpa izin lagi." Tangannya mengipas-ngipas agar nyamuk yang hinggap di kulitnya cepat pergi.

"Ya Allah, semoga cepat pagi aja deh."

Kiya pasrah, dan mencoba menutup kedua matanya dengan selimbut agar cepat tidur.


***


"Ayo anak-anak banguuuun!!!" suara Ibu Darwin sambil memukul panci nya itu agar anak-anak panti bisa bangun, namun mereka juga belum bangun dan masih asik bersama mimpinya masing-masing.

"Astagfirullah, ayoo bangun!!! Udah siang ini. Nanti kesiangan ke sekolah anak-anak! " Cerocos Bu Darwin, pasti kalian paham bagi yang Ibunya sangat cerewet.

"Hm,ok mereka minta jurus Ibu keluar kayanya."

dengan menghirup udara dalam dalam dan---

"BANGUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUN!"

Ibu Darwin mengeluarkan jurus andalannya, saat anak-anak tidak mendengarkan ucapannya.

Nadanya panjang, bahkan mengalahkan jalan tol cipularang, suaranya? Mengalahkan suara Adele, bikin THT penuh seketika.

"Aduhhhhhh Ibu, stop! Kita udah bangun, kalo gini caranya tiap hari mah bikin gendang telinga kita rusak bu." Yang langsung membuat semua penghuni panti bangun seketika.

"salah kalian sendiri, Ibu bangunin dari tadi gak bangun-bangun. Ya terpaksa,Ibu keluarin jurus andalan, Ibu." dengan senyum penuh kemenangan.

Ibu Darwin sedang menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak panti, di sisi itu mereka sedang bersiap siap untuk pergi ke sekolah.Tak lama anak-anak panti sudah selesai dan pergi ke ruang makan.

"Hmm kan, anak-anak Ibu udah pada karasep, gareulis. Sok atuh sini sarapan dulu! " Pinta Bu Darwin yang langsung dituruti anak-anak Panti dan langsung melahap sarapan mereka pagi itu.

"Hiji, dua, tilu, opat, lima, genep,tujuh, dalapan, salapan, sapu---" Ibu Darwin menghentikan ucapannya karena ada yang kurang.

"Siapa ini yang tidak ada? Satu lagi siapa yang gak hadir ini teh?! " Tanya Bu Darwin, ia memang selalu mengecheck anak-anak panti agar complete.Tidak lain alasannya, karena ia amat menyayangi mereka.

"Kiya bu! " Sahutan Kiya sendiri, yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Loh neng Kiya, kenapa baru selesai siap-siap nya? " heran Bu Darwin,karena Kiya lah biasanya yang paling rajin di antara anak Panti lainnya.

"Hehe, maaf Bu. Tadi malem Kiya gak bisa tidur, jadinya bangun kesiangan." Jelas Kiya.

"Ko gak bisa tidur, emangnya kenapa?"

"Biasa lah Bu, manusia yang nyanyi di tengah malam, buat Kiya gak bisa tidur aja! "

"Hah? "

"Iya itu lo bu, nyanyinya kaya gini, zzzzzzzzzzz" Kiya menirukan orang yang lagi berdengkur sambil menoleh pada Susan.

"Apaan sih, itu mah bukan Susan kali." Hela Susan pada Kiya dengan matanya yang di putar ke samping.

"Perasaan Kiya gak nuduh ke Susan deh, Kiya kan bilangnya manusia yang lagi nyanyi, gitu! " Jelas ku Dengan mengangkat bahu tanda tak peduli.

"Ish, ya aku juga manusia kan." Sebal Susan.

"Novi? Delis? Manusia juga kan, mereka ada tuh di kamar." jawab kiya tak mau kalah.

"Itu mah Susan nya aja kali yang kesindir, bleee." Jail Kiya pada Susan yang langsung membuat Susan sendiri naik darah.

"Awasss kamu ya,Ki! " Panas Susan dengan kepalan tangan yang dia tahan.

"Gak takut, bleeee! " Kiya menjulurkan lidah, tanda tidak peduli.

"HALMANA ATADZKIYA!!!! " Panggil Susan dengan berapi-api.

dengan cepat Kiya langsung kabur keluar karena takut bahwa sahabatnya itu kini kian marah karena kejailannya.

"kabuuuuuur!! Ibu, Kiya pamit, assalamualaikum! " Pamit Kiya dan berlari ke luar agar tidak mendapatkan serangan dari Susan.

Anak-anak Panti hanya bisa menggeleng kepala menyaksikan perdebatan antara Kiya dan Susan. Susan hanya cemberut dengan memajukan bibirnya beberapa senti.

" Udah San, pamali pagi-pagi udah cemberut kaya gitu." Ibu Darwin hanya terkekeh melihat ulah anak-anak panti.

"Ada ada saja kalian ini."


***



Setibanya Kiya di Sekolah Anak Bangsa, ia langsung menaruh sepeda yang ia kendarai tadi. Dan ia menusuri koridor sekolah untuk menuju ke kelasnya. Kiya hanya berjalan sendiri kali ini, ya karena sahabat-sahabatnya itu masih berada di Panti.

Dengan bersenandung, Kiya juga tersenyum atau membalas sapaan dari Kaka kelas, Ade kelas, atau teman sebayanya. Malumim saja, Kiya adalah gadis populer di kelas 12. Banyak yang iri dengan kecerdasannya, kecantikannya, bakatnya, juga kemurahan hatinya. Ada yang berpendapat baik, ada juga yang buruk tentang dirinya. Namun, Kiya tidaklah memperdulikan itu.

Sampai tibalah Kiya di kela XII IPA. Lalu ia duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku matematika, ya pagi ini dia akan bermain dengan rumus rumus "xy".

Hingga tibalah ketiga sahabatnya itu, dan nampaknya susan masih marah pada Kiya.

"San, kamu teh beneran marah sama kiya?!tadikan kiya cuman jail aja." Tanya Kiya pada Susan tanpa ada respon darnya.

"Hmmm." Dingin susan.

"San,"

"Ya,"

"Susan! "

"Apa?"

"Jangan ngambek ih"

"Nggak."

"Nanti si Kang Jami nya di ambil orang lo, San. Kalo kamu cemberut terus."

"Bodo."

"Ish, kalian tuh ya udah kaya orang lagi pacaran aja acara gitu-gituan, yang satu ngambek yang satu ngebujukin." Heran Novi pada keduanya itu.

"Assalamualaikum anak-anak." Salam pak Iwan dengan membawa seseorang yang terlihat berwibawa, ya, orang itu adalah orang besar dari kota yang minggu lalu juga datang ke sekolah ini.





^^^




Yeniindriani_27
With love🐨

Hallmana Atadzkiya || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang