34. Bayangan saja.

218 39 191
                                    

Ada miliar orang di dunia ini.
Kenapa kamu biarkan salah satu dari mereka menghancurkan hidupmu

~ Hallmana Atadzkiya

^^^

Teman atau bahkan ia yang telah kau anggap sahabat, tidak, mungkin kau menganggapnya seperti saudara sendiri.
Sudah banyak kasus jika mereka mengecewakan, bermuka dua. Dan rasa kecewa karena dikhianati oleh teman sendiri membuat rasa sakit yang amat dalam. Hingga sulit untuk diutarakan betapa kejamnya ia padamu.

Kiya, belum sempat lukanya sembuh karena melihat dua orang yang ia sayangi bermesraan di depan matanya. Hatinya masih tergores, sesak pada paru-parunya tak kunjung mereda. Kiya juga merasa lelah, ingin rasanya ia bebas dari luka lara ini.

Kejadian tiga minggu yang lalu, saat dirinya terpancing untuk masuk ke tempat terkutuk itu, dimana dirinya melihat Zani dan Gitar. Hatinya teremas kala itu. Hubungan dirinya dengan Gitar pun semakin jauh, gadis itu merasa ngilu kala Pria itu hanya diam seribu bahasa pada dirinya. Padahal mereka satu atap, jarang sekali Kiya melihat Gitar di rumah. Entah kemana dia menetap.

Di tambah Papahnya yang akhir-akhir ini selalu emosi dengan hal-hal yang salah sekecil pun. Sering Kiya tidak sengaja mendengar Arsenio dan Anggi yang cekcok.
Hatinya tentu sakit, karena mereka adalah orang tuanya.

Sepertinya Semesta belum puas menguji hidup gadis itu. Kenyataan pahit'nya tidak sampai di sana.

Dan di pagi ini, Kiya mendapat kiriman dari seseorang. Dirinya terheran, dari siapa kiriman ini. Namun dari keterangannya memang tertunjuk untuk dirinya. Perlahan ia membuka map itu, dan --- ah apa ini? Ya Allah hatinya benar-benar sakit, tangannya gemetar memegang sesuatu itu.

Kiya menangis sejadi-jadi, ia menjatuhkan dirinya pada lantai. Kembali meringkuk dalam duka.

"Huaaah, Ya Allah. Apa ini?"

"Mereka--- hiks hiks" Kiya meremas dada yang terasa sesak.

"Kenapa begitu hina, Ya Allah."

"Nggak! Gitar harus menjelaskan ini semua."

"Hiks hiks hiks, Ya Allah maafkan Kiya belum bisa melepas Pria itu."

Air matanya berlomba-lomba turun. Sebenarnya sesuatu apa yang membuat gadis itu menangis tersedu-sedu?

Gitar yang mendengar tangisan itu, merasa khawatir apa yang sudah terjadi. Dengan sigap Gitar menaiki anak tangga untuk menuju ke arah tangisan itu.

Dan benar, Gadis yang Gitar cintai tengah menangis di dalam kamarnya, tak peduli jika Kiya akan memarahinya karena lancang masuk ke dalam kamarnya.

Kiya menenggelamkan wajah pada kedua lututnya, bahunya bergoncang tanda ia menangis. Gitar yang tidak tahu apa sebab yang membuat gadisnya itu menangis.

Lengan kanan Gitar tergerak untuk mengusap puncak kepala yang terbalut jilbab. Namun, belum sempat ia mengelus untuk menenangkannya, Kiya menghempas kasar tangan Gitar.

"Jangan sentuh saya!!!"

Gitar tentu saja terkejut karena baru kali ini Kiya menyentak dirinya.

Hallmana Atadzkiya || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang