Detik ini ada canda
Menit ini ada tawa
Hingga suatu perpisahan telah tiba
Sahabat,semoga kita selalu bersama~Hallmana Atadzkiya
^^^
Merangkak ke tepi hutan kian mencari sebuah hulu yang bisa menenggelamkan pilu.Sekuat apapun kamu mengubah, dan menghilangkan tetap tidak akan bisa.Angin yang menerpa lembut wajahmu,besar kemungkinan angin itu akan menerpa kasar wajahmu,hingga tak tersisa.Kejam,tapi itulah hidup.
Sekuat kamu mengikat oleh rantai,lambat laun ia akan berkarat hingga melepaskan ikatan yang kamu buat.Perihal hubungan tak selamanya akan membaik,ia akan luntur bak sebuah lukisan jika di timpa air,lenyap.Dan satu hal yang harus di pegang dalam suatu hubungan,yaitu kejujuran.
Sesuatu yang di dasari sebuah kebohongan-pun lambat laun akan terkuak.berkata jujur memang sulit,namun itu jauh lebih baik dibanding kamu yang menyembunyikannya dan memicu hatimu menjadi tidak tenang.
Ada saatnya dimana kita berkata jujur dianggap menyakiti,dan dimana kita berbohong dianggap mengecewakan.Perihal persahabatan,ia seperti sebuah gelas.Jika pecah memang dapat diperbaiki tapi akan selalu ada bekas retakannya.
Detik ini,di hari ini adalah hari dimana Kiya juga teman-temannya akan berpisah dan pulang ke rumahnya masing-masing.Satu minggu yang lalu merupakan hari Wisuda kelas 12,waktu dimana seharusnya berbagi canda tawa di detik-detik terakhir.Tapi tidak bagi Kiya,Zani,dan Gitar.Kala itu kebencian di mulai dan rasa kasih cinta telah berubah.
Kiya,ia memandang pilu sahabat di depannya yang tengah sibuk membereskan barang-barang untuk ia bawa pulang.
Sakit, karena selama seminggu itu Kiya tidak dianggap,mencoba meminta maaf namun tidak ada jawaban dari seseorang yang telah Kiya kecewakan,Zani."Zan,aku mohon maafin aku.Aku gak mau Zan gara-gara seorang pria, persahabatan kita hancur kaya gini.Ini hari terakhir kita di sini,apa kamu gak mau mengukir memori indah di detik terakhir?!"
Ucap Kiya memohon dengan lirih,namun Zani membungkam tidak ada respon dari perlontaran Kiya.Ia sibuk memasukan barang-barang ke dalam tas.Tidak ada lagi senyum hangat miliknya,lirikannya berubah terpancar kecewa dan tidak suka.
Ingin rasanya Kiya memaki cinta yang tiba-tiba datang,hal itu yang membuat dirinya dan Zani terpecah.Tapi tidak,ia sadar cinta merupakan sebuah anugerah dari Sang Khalik,entah pada siapa dan kapan hati kita akan berlabuh,hanya Dia yang Maha Tahu.
"Hallo mah,udah siap ko."
"..."
"Oke.Tunggu di depan yah,Zani keluar sekarang."
Zani tengah berbincang lewat panggilan dengan mamahnya,ia sudah di jemput untuk segera pulang ke rumahnya.Perjalanan dirinya untuk tetap bersekolah di sini tidaklah mudah.Banyak sekali hambatan di tambah dirinya yang menjadi korban bully.
"Zan,titip salam yah buat Mamah kamu.Hati-hati." ucap Kiya dengan senyum redupnya.
Zani mengabaikannya dan berjalan keluar kamar.Kiya hanya bisa melihat punggung sahabatnya itu mulai menjauh dan berharap dalam hati semoga dirinya masih dianggap seorang sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallmana Atadzkiya || Tamat
Teen FictionBismillah.. Kelam! Suram! Ah, kurasa itu duniaku, sebenarnya untuk apa aku di lahirkan di muka bumi ini, bagai tak ada tujuan tuk ku hidup. Sudah, menyerah, ya aku menyerah dengan ini. Lalu, bagaimana dengan semua impian ku? Haruskah aku menguburk...