35. Janji Suci dengannya.

304 37 139
                                    


Semakin kumengikatmu
Semakin kau mengaung melepasnya
Dan saat itu, aku tersandar kembali
Ikatan itu memang bukan untukmu.

~ Hallmana Atadzkiya



^^^



Mentari terbit memberikan ribuan sinar kebahagiaan, sepasang burung merpati berkicau, memaut keindahan dalam alunan hidup.

Harap ada kebahagiaan hari ini, namun sepertinya ia enggan untuk mampir dalam kisah Hallmana Atadzkiya.

Ingin ku menangis hari ini, bolehkah?

Gadis itu mencoba tersenyum, meski hati dan jiwanya meronta menangis. Karena hari ini, seseorang yang ia cintai akan menjadi milik sahabatnya sendiri, Zani.

Kiya, tengah bersiap-siap di kamar. Mengenakan dress muslim berwarna abu-abu, dengan hijab yang sepadan dengannya. Terlihat cocok untuk ia kenakan.

Kiya melakukan polesan lipstick terakhir berwarna pink  di bibirnya. Menghadap cermin hingga memantulkan wajah dirinya sendiri. Hingga bibir itu membentuk sabit, ia tersenyum. Sungguh, Kiya akan memancarkan kebahagiaan untuk pernikahan Gitar dan Zani.

Gadis itu akan mencoba ikhlas, dan sabar dalam kenyataan pahit ini. Kiya percaya apapun yang ia dapatkan hari ini jika itu kelam, mungkin esok ia akan dapatkan sebuah sinar kembali. Atau bahkan, akan lebih terang dari sebelumnya.

Semoga.

Beberapa kali Gadis itu harus menghirup udara karena dadanya yang sesak tak kunjung menghilang.
"Ok, Kiya. Don't be cry, Allah ada bersamamu."

Hendak membuka pintu, Kiya tertegun karena Gitar yang juga sama membuka pintu. Kamar milik mereka memang bersebrangan, membuat manik-manik mereka bertemu.

Gitar yang terlihat sendu, sama sekali tidak ada kebahagiaan di wajahnya, ini terlalu menyakitkan untuk Gitar karena harus menikahi Gadis yang tidak ia cintai.
Pria itu sangat tampan, dengan jas hitam yang melekat pada bahu bidangnya. Terlihat pria yang akan lebih sempurna karena Qobul Janji suci yang akan ia ucapkan bersamanya, Zani.

Namun, tidak bagi Gitar. Ia merasa pernikahan ini suatu kepaksaan. Ini'pun ia lakukan karena hati yang ingin menjauh dari sosok yang tak mungkin ia dekap.

Keduanya meratapi kenyataan yang begitu pahit.
Namun, Kiya mencoba tersenyum kepada Gitar. Isyarat jika ia bahagia atas pernikahannya.

Hatinya bergetir, karena Gitar tidak membalas senyuman darinya. Pria itu memilih cepat turun, dan menghilang dari hadapan Kiya.

Kiya menengadah, "tolong jangan turun lagi," tangannya mengibas-ngibas mata yang terasa panas, air matanya selalu ingin turun darinya.


***

Semua keluarga, serta rombongan dari pihak laki-laki sudah siap untuk mengantar seserahan. Terlihat banyak tamu undangan dari pengusaha-pengusaha ternama.Teman-teman angkatan Gitar dan Zani juga menghadiri acara akad dan resepsinya.

Hallmana Atadzkiya || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang