9. Tiga Permintaan.

308 43 6
                                    






^^^




"Pagi anak-anak." Sapa miss Maya pada murid-murid di musical class.

"Pagii Miss." Balas mereka.

"Hari ini kita kedatangan murid baru." Jelas Miss Maya pada murid-murid nya.

"please introduce your self !"

"Ok, perkenalkan nama saya Gitar Adya Arsenio. Kalian bisa panggil saya Gitar." Gitar memperkenalkan dirinya.

Di samping itu, para gadis terpukau kagum dengan wajahnya. Bagaimana tidak, body yang diidamkan oleh wanita, wajah dinginnya membuat mata meleleh.

Gitar berdiri tegap dengan memasukan tangan ke dalam saku celananya, dengan memasang muka datar saja sudah membuat gadis-gadis tidak bisa memalingkan pandangannya.

"Baik anak-anak, ada yang mau ditanyakan lagi kepada nak gitar?" Tanya Miss Maya.

"Lahir tanggal berapa?"

"Tipe cewek nya gimana?"

"Minta no.wa dungs"

"Ya ampuuun, dulu mamih nya ngidam apa si? Ko bisa punya anak seguanteng kamu".

Dan masih banyak pertanyaan lain.membuat gitar jengah mendengar hal itu, walau sudah biasa.

"Sudah-sudah. pertanyaan macam apa itu."
Lalu Miss Maya mempersilahkan Gitar untuk duduk di kursi bagian belakang.

"Hai, kenalin nama gue Felysia." Seorang gadis dengan memasang wajah centilnya, memberikan tangannya untuk berjabatan dengan Gitar.

Namun, Gitar menghiraukannya. Ia enggan berjabat tangan, hanya dengan satu unggukan ditambah wajah dingin sudah cukup bagi gitar.

"It's ok, semoga kita bisa jadi teman." Miris gadis centil itu.

Berbeda di ruangan yang lain. Seorang gadis sedang memperkenalkan dirinya di painting class.

Begitu banyak sorot mata yang bertanya tanya,entah tidak suka, iri, ataupun kagum.

Gadis itu hanya menunduk dan sekali-kali memperlihatkan senyum manisnya.

"Baik, Hallmana kamu boleh duduk."

"Boleh saya duduk di sini?" Tanya Kiya pada seorang gadis berkacamata tebal.

"Boleh, silahkan." Gadis itu mempersilahkan kiya duduk disampingnya.

°°°

Suara bel terdengar. Murid - murid keluar dari kelas nya masing masing. Ada yang tetap diam di Kelas, Kantin, Perpustakaan, atau Taman Sekolah.

"Oh iya, kita lupa belum kenalan, nama gue Zani." Gadis berkacamata tebal itu memperkenalkan dirinya pada Kiya.

"Kiya, panggilan akrabnya itu."

"Ooo, ok. Eh, Ki ke kantin yu. Belum tahu kan menu-menu di Kantin Sekolah kita."

"Pasti pada enak ya."

Di pertengahan jalan sesosok jelmaan malaikat tiba-tiba datang, ia langsung mengidentifikasi Kiya.

"Ka--ka muu," Kiya gelagapan.

"Iya gue, kenapa?" Tiba tiba...

"Iii,, mau bawa Kiya kemana, ish lepasin!"

Gitar tak menghiraukan rontaan gadis yang sedang ia tarik tangannya.

"Zani, ke kantin nya nanti lagi ya!" Jelas Kiya mengeraskan suaranya karena pria itu tengah menarik tangannya menjauh dari Zani.

"Ya ampun ganteng banget." Celongo Zani, teman baru Kiya yang ia tinggal begitu saja.


***



"Aww, ish pria macam apa si kamu. Jangan keras-keras ke cewek." Ronta Kiya karena tangan nya dilepas kasar begitu saja.

"Ok, gue minta maaf. Gue cuman pengen minta pertanggung jawaban Lo."

"Ck, tentang itu ... terus mau kamu tu apa?"
Kiya malas karena pria di hadapannya itu masih mengungkit kejadian konyol, menurutnya.

"Uhmmm..bentar apa ya?!"

"Tuh kan, udah lah lupain kejadian kemarin.itu kan kecelakaan. Kiya juga udah minta maaf kan."

"Eits gak bisa gitu lah."

Tiba-tiba ada sebuah lampu bohlam di atas kepalanya.
"Simple. Gue cuman mau lo nurutin 3 permintaan yang gue kasih ke elo."

"What!!! 3 permintaan?!"

"Ya 3 permintaan, dikit elah. Gak bakal macem-macem ko tenang."

"Ok deh, tapi ada syaratnya juga. Kalo Kiya ngabulin 3 permintaan yang kamu kasih.
KAMU GAK BOLEH NGUSIK HIDUP KIYA LAGI!"

"Buset dah, iya ok gue bakal jauh-jauh dari lo. Anggap kita gak kenal."

"DEAL" Kedua nya berjabat tangan lalu berjalan ke arah yang berlawanan.

Gitar, tersenyum penuh kemenangan.
Entah apa yang membuatnya ingin sekali mengerjai gadis itu, yang iya tahu kini, jantungnya berdetak lebih cepat saat mengingat bagaimana Gitar memegang tangan gadis itu.

Kiya, menggelengkan kepalanya, merasa aneh pada pria yang sudah membuatnya hampir gila. Padahal namanya saja ia tidak tahu dan mungkin tidak ingin tahu.





***


Ynindriani_27

Hallmana Atadzkiya || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang