Sabar itu indah,
Iya indah! Terus kapan datang indahnya itu?
Ya sabar aja,
Sabar terus.
Karena sabar lebih cantik dari indah.~ Hallmana Atadzkiya
^^^
Kiya, tengah termenung di kamar. Setelah kejadian beberapa waktu tadi, dirinya langsung mandi dan berganti baju. Tidak ingin mencari kesalahan dengan baju yang basah kuyup, karena besar kemungkinan dirinya akan kena flu.
Secangkir teh hangat di genggamannya, membuat gadis berkulit putih itu merasa nyaman. Ia memang sangat sensitif dengan hujan, bahkan merasa sangat mengerikan jika saja dia harus menghadapi hujan seorang diri.
Ah, mengingatkan kembali pada kejadian tadi. Kiya, tidak menyadari jika dirinya didekap oleh Reza di bawah hujan deras.
Tadi ia sangat ketakutan, sehingga tidak terlalu memandang siapa dihadapannya. Dan saat dirinya didalam dekapan Reza, ia merasa lebih baik.Pria itu juga sudah meminta maaf karena lancang mendekap, Kiya. Mau bagaimana lagi, Reza tidak akan tahan melihat gadis itu menangis kacau dan terlihat sangat ketakutan. Memang benar, sejak gadis itu muncul ada sesuatu yang membuat Reza ingin melindungi, Kiya.
Seperti tadi, Reza meminta Kiya untuk tidak pulang terlebih dahulu dalam keadaan yang tidak baik. Syukurlah karena sebagian anak-anak putri masih ada yang di asrama dan belum pulang. Ia khawatir jika saja Kiya kembali ketakutan seorang diri di asrama.
Flash back on
"Kiya, ko lo belum pulang? Bukannya rumah lo ada di Bandung kan?!"
Kiya, mengangguk. Ia masih terdiam setelah apa yang terjadi. Beruntunglah Reza datang, lalu pria itu membopong Kiya untuk menghangatkan diri di keday kopi dalam keadaan basah kuyup.
"Tadi sore, niatnya emang mau pulang. Cuman Kang Ujang, dia suruhan Abah buat jemput Kiya belum datang juga. Eh ternyata Kang Ujang gak bisa jemput Kiya hari ini." Jelas Kiya lalu meniup secangkir susu hangat di genggamannya.
Reza mengangguk paham,"gimana kalau gue aja yang nganter lo pulang ke Bandung. Ya itung-itung liburan ke Bandung, soalnya om gue juga di sana. Gimana, mau?"
"Uhmm, gimana yah. Kiya ngerasa gak enak lah." Gadis itu menggaruk belakang leher yg terbalut hijab.
"Ya nggak lah, kan ini sekalian mau silaturahmi ke om gue," ucap Reza meyakinkan Kiya agar bersedia ia antar.
"Tapi---"
"Udah gak ada penolakan! Kalo loh nolak gue tinggal lo sendiri di keday ini! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallmana Atadzkiya || Tamat
Teen FictionBismillah.. Kelam! Suram! Ah, kurasa itu duniaku, sebenarnya untuk apa aku di lahirkan di muka bumi ini, bagai tak ada tujuan tuk ku hidup. Sudah, menyerah, ya aku menyerah dengan ini. Lalu, bagaimana dengan semua impian ku? Haruskah aku menguburk...