Sudah hampir jam sepuluh malam Arkan belum pulang kerumah. Amanda sedari tadi gelisah menunggu kepulangan Arkan.
"Manda lebih baik kamu tidur saja. Biar oma yang menunggunya" ucap Arin
"Gak papa oma biar manda saja. " ucap Manda.
"Kamu ada masalah sama Arkan?" Tanya winata yang baru begabung di ruang tamu sambil menyesap secangkir kopi.
Amanda terdiam sejenak.
"Ya kalau memang ada masalah di selesaikan tidak baik bertengkar kalian baru saja menikah. Arkan itu orang nya lain Manda. Kalau dia mau nya A ya A tidak bisa diganti B" ucap winata.
Deru mesin mobil terdengar . Manda langsung menyambut Arkan di pintu masuk.
"Mas. Kenapa baru pulang?" Tanya Manda
"Banyak pekerjaan yang tertinggal" jawab Arkan melewati Manda begitu saja hingga di ruang tamu ia mendapat jeweran dari oma Arin.
"Kamu inu sudah menikah tidak ingat waktu kalau kerja. Apa kamu tidak ingat sama ucapan bundamu Ha!" Omel Arin.
"Oma please. Arkan lelah mau istirahat. Jangan ngomel terus kenapa" ucap Arkan lalu naik keatas.
"Jangan seperti anak kecil Arkan!" Bentak Winata
Amanda langsung menyusul suaminya ke kamar. Ia melihat Arkan sudah berbaring di atas kasur tanpa mengganti pakaian.
"Mas, ganti baju dulu. Habis itu kamu mandi. Manda sudah siapkan air hangat" ucap Manda.
"Saya sudah mandi, kamu tidak perlu repot. Bukannya kamu sendiri yang berusaha menjauh dari saya? Jangan membuat saya tambah pusing dengan sikap kamu" ucap Arkan.
Manda menahan isakan nya. "Mas Manda minta maaf" ucap Manda yang masih berdiri.
"Saya paham mungkin kamu belum siap menjadi istri seutuhnya. Tapi tolong hargai saya sebagai suami kamu. Kemarin kamu membentak saya dengan nama, kamu diam dan nangis tidak jelas. Sebenarnya mau kamu itu apa Manda? Saya harus bagaimana? " ucap Arkan yang sudah terbawa emosi. Untunglah kamar Arkan dibuat kedap suara.
Manda tidak bisa menahan isak tangisnya. Tangisnya pecah. Ia menubruk dada bidang suaminya.
"Manda memang salah mas..Maafkan manda" ucap Manda. Arkan membalas pelukan wanita yang sudah menjadi istrinya.
"Kalau kamu punya masalah bisa cerita sama mas"ucap Arkan lembut. Manda mengangguk.
Arkan melepas pelukannya dan menangkup wajah Manda.
"Jangan menangis lagi" Arkan mencium kening Manda lalu mata dan yang terakhir bibir Manda. Cukup lama ia mengecup bibir Manda dengan lembut lama kelamaan Arkan menuntut lebih. Manda yang menerima ciuman itu pun merasa lemas. Ia mengalungkan tangannya di leher Arkan. Arkan semakin memperdalam ciumanya dan menuntun Manda berbaring di ranjang dengna dirinya yang berada di atas Amanda.
Suara yang dinantikan Arkan terdengar juga dari Amanda. Cukup lama ia mencium Amanda kini ia melepasnya. Mereka sama-sama mengambil udara.
Arkan tiba-tiba menyerang Manda lagi. Tangannya sudah tidak tinggal diam. Arkan masih ingat jika Amanda sedang kedatangan tamu.
"Mas" ucap Amanda lalu mendorong Arkan.
"Kenapa sayang?" Jawab Arkan denga menatap Manda dengam intes.
"Mas.. aku" ucapan Manda terhenti ketika Arkan sudah mencium lembut bibir Amanda dan lehernya. Amanda baru merasakan hal aneh seperti ini ia merasa sesuatu yang aneh akan keluar. Suara amanda melenguh membuat Arkan semakin menjadi jadi. Amanda mengigit Arkan.
"Mas. Sudah. Lebih baik mas tidur" ucap Amanda yang sudah mendorong dada bidang Arkan.
"Kamu tidak tahu bagaimana mas bisa menahanya" ucap Arkan lalu pergi keluar kamar
Jangan kira Manda tidak paham dengan ucapan suaminya. Ia paham betul namun ia masih butuh waktu untuk memantapkan hatinya. Ia egois.
Pukul sau malam Arkan baru masuk ke kamar. Ia melihat Manda sudah tertidur. Ia menyusul Manda untuk tidur..
Menjelang subuh Arkan sudah bangun. Ia langsung melaksanakan kewajibanya. Setelah itu ia memilih untuk olahraga pagi keliling komplek.
Cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam kamar yang bernuansa putih. Wanita yang masih dalam selimut itu bangun dan langsung membersihkan diri.
"Apa mas Arkan tidak tidur di kamar semalam?" Batin Amanda.
Ia lansung turun menuju dapur. Ia melihat oma Arin sedang berkutat dengan perlengkapan dapur.
"Pagi oma" sapa Manda.
"Pagi sayang. Gimana tidur semalam nyenyak?" Jawab Arin
"Alhamdulillah. Biar manda bantu ya. Kok ayah sama alif belum pulang juga" tanya Manda.
"Mereka sebulan di desa binaan rumah sakit. Maklumlah dokter selalu sibuk" ucap Arin sambil memotong sayuran.
"Oma bisa ceritakan gak tentang Bunda Raya? Ucap Manda.
"Bunda Arkan itu wanita yang hebat pokoknya. Kepergiannya menyisakan sedih mendalam buat Ayah Farel termasuk Arkan dan Genta." Ucap Arin
"Kak genta itu siapanya bunda? Kelihatan dekat sekali dengan Mas Arkan juga" tanya Amanda.
"Genta itu sudah dianggap anaknya Farel dan Raya. Semenjak ibunya meninggal bunda Raya yang merawat Genta beberapa bulan. Karena Alfian ayahnya genta itu sibuk sekali. " ucap Arin
Manda menyimak sekaligus terharu.
"Bunda Arkan pernah mengalami gejala depresi." Ucap Arin
Manda terkejut mendengarnya.
Terdengar suara helaan napas Oma Arin.
"Itulah yang membuat Bunda Arkan keguguran akibat Ayah Arkan" ucap Arin
"Jadi mas Arkan hampir punya kakak? "
Oma Arin mengangguk.
"Oma pesan ya cucu perempuan. Masalahnya di keluarga winata cucunya laki-laki. Oh ya yang banyak" ucap Arin
Manda tersenyum " doakan saja oma" ucap Manda.
"Doa saja tidak cukup kalau kalian tidak usaha. Gimana mau jadi kalian saja tidak usaha " ucap Arin
"Oma bukan muda lagi. Jadi oma tahu. Manda kamu harus yakin sama Arkan. Yakinkan hati kamu. Oma pastikan kalau kamu yakin dan kamu menyerahkan hidupmu sama suami kamu Arkan makin cinta sama kamu. Kamu gak mau kan Arkan berpaling sama wanita diluar sana apalagi Arkan itu dikelilingin wanita cantik "ucap Oma Arin
Manda termenung mendengar ucapan oma Arin barusan.
"Sudah sana bawa makanan ini ke meja makan" ucap Arin
"I..ya oma" ucap manda
Oma Arin tersenyum penuh kemenangan. Kapan lagi mengompori menantu cucunya.
Amanda sibuk menata meja makan, berbagai masakan yang ia masak bersama oma. Untuk pertama kalinya ia menyiapkan Arkan sarapan. Ia tersenyum sendiri.
"Hayo senyumin apa? Kamu masih waras kan?" Tanya laki-laki yang baru saja tiba dengan peluh keringat di dahinya tak lupa juga dengan pakaian olahraganya. Manda terkesiap mendapat sapaan dari suaminya.
"Siapa yang senyum, ngaco kamu" ucap Manda lalu pergi ke dapur.
Arkan menggeleng melihat
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)
RomanceCukup diam, disitulah aku akan memilikimu - Arkana Sikapmu membuatku berhenti mengikuti alurmu-Amanda