Bagian 24

241 5 0
                                    

"Jadi Denis mohon sama kalian semua jika Arkan datang jangan bahas apapun tentang Manda atau menyangkut hal lalu bisa-bisa Arkan emosi. Denisa sama Allan korbanya kok. " jelas Denis. Kini ia telah berada di tengah keluarga Arkan. Mereka masih tak percaya dengan Denis jika Arkan masih hidup.

Kini Arkan sudah berada di depan rumah dimana begitu banyak kenangan yang tersimpan. Ketiga sahabatnya sudah mengatur semuanya. Pertemuan antara Arkan dan keluarganya.

"Aku mau pulang" ucap Arkan yang sudah berbalik arah.

"Kalau lho balik berarti pengecut dong" ucap Andra

Allan menarik paksa Arkan yang tak mau masuk. Arkan mengikuti langkah sahabatnya ini. Ketika ia masuk semuanya terperangah. Cucu pertama keluarga winata dan juan sudah kembali.

Arkan hanya diam memandangi satu persatu wajah keluarganya.

Dua orang wanita tua langsung memeluk Arkan. Mereka menangis terharu cucu mereka kembali. Sementara Alif berdiri kaku melihat kedatangan saudara kandungnya. Kedua kakek Arkan meneteskan air mata. Tidak dengan Farel yang sudah lebih dahulu bertemu dengan anaknya. Ia hampir seharian berada di apartemen Arkan bermain bersama Reina.

"Ini beneran kamu kan Ar. Oma masih gak percaya" ucap Arna

"Aku bukan Arkan tapi arwah Arkan " ucap Arkan seadanya.

Arkan melepaskan pelukan kedua omanya. Arkan menghampiri kedua kakeknya. Mereka berpelukan seakan rindu mereka tumpah ruah. Alif yang sedari tadi hanya berdiri seperti patung tiba-tiba langsung memeluk Arkan. Ia menangis dalam pelukan abangnya. Walaupun hubungan mereka tak sehamornis semasa kecil tapi tetap saja rasa rindu tak bisa di sembunyikan.

"Daddy..hikss" anak kecil yang menangis berlari kearah Arkan. Ia memeluk kaki Arkan. Arkan mengangkatnya. " angan peluk eluk dadyy" ucap Reian sambil mencengkram baju Arkan. Arkan tertawa begitu possesifnya Reina

Semua orang terpanjat kaget
"Ini Reina anak Arkan" ucap Arkan.

"A..nak??"  Tanya winata yang tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

"Iya kek namanya Reina. Sayang salam semuanya" ucap Arkan pada Reina. Reina diturunkan oleh Arkan ia sengaja agar Reina mengenal semuanya. Reina sangat pintar ia menghampiri satu persatu keluarga Arkan.

"Aku Eina" ucapnya dengan nada cadel. Winata yang sedang berhadapan dengan Reina pun langsung mengelus kepalanya. " kamu cantik sekali. Ibu Reina dimana?" Tanya Winata

"Bu?" Ucap Reina tak mengerti. Arkan mengoreksinya " maksud opa Winata ibu itu mommy sayang" ucap Arkan dengan lembut.

Reina beralih kearah Farel. Ia langsung memeluk Farel sambil mencium wajah Farel. " Ka.ke..k" ucap Reina. Farel langsung tersenyum manis. Cucu nya ini begitu menggemaskan.

"Oma masih gak ngerti dengan semua ini. Kepala oma pusing memikirkannya" ucap Arna

Arkan tertawa lalu menghampiri omanya dan memeluknya. " oma senang kan punya cicit?" Tanya Arkan.

Oma Arna mengangguk "tapi ibunya siapa? Oma gak mau ya kamu menghamili anak orang sembarangan. Oma masih shock kamu pulang-pulang bawak anak" ucap Arna

Sementara Reina sibuk berceloteh bersama Farel dan juga Alif yang ingin tahu.

Reina mendorong Alif tatkala ia ingin mendekat " cana. Eina gak kenal om " ucap Reina.

"Bang anak lho ini? Gak yakin gue" ucap Alif

"Eina anaknya ddy kan daddy Alkan sama mommy Dine." Ucap Reina sambil menjulurkan lidahnya.

"Sumpah ini beneran anak lho bang?" Tanya alif lagi.

"Memangnya kenapa? Buktinya Reian mirip gue" ucap Arkan.

Alif meneliti wajah bocah kecil yang baru saja mengejeknya. Benar kata abangnya Reina mirip dengan Arkan.

"Kapan buatnya?" Kali ini bukan Alif yang bertanya namun Juan lah yang bertanya.

"Buat Eina? Kalimat yang muncul dari mulut Reina memuat semua orang tak percaya. " bukan gitu sayang maksudnya kapan kakek farel mau buat minum untuk kita" koreksi Arkan. Arkan tak habis pikir Reina begitu cepat menangkap pembicaraan.

"Istri kamu gak dibawa kesini?" Tanya Farel yang sedari tadi diam

"Sedang tidak enak badan Yah. Ia drop karena perjalanan jauh." Ucap Arkan.

Arkan menceritakan semuanya. Mulai dari ia pergi ke luar negeri hingga berita kecelakaan pesawat itu. Namun Arkan tak menceritakan Nadine dan Reina. Ia tidak ingin mereka semua tahu ayah biologisnya Reina.

"Kamu istirahat saja. Kami semua mau bermain dengan Reina. Sepertinya kedua kakekmu tertarik untuk bermain dengn Reina" ucap Arna

"Arkan mau pulang Oma. Arkan titip Reina ya. Arkan mau jemput istri Arkan." Ucap Arkan lalu permisi. Ia mencium kening putrinya. "Daddy mau jemput mommy. Kamu jangan nakal di sini" ucap Arkan. Reina mengangguk ia langsung bermain dengan Farel dan yang lainnya.

Kini Arkan telah sampai di apartemen miliknya. Ia melihat Nadine sedang meminum obat " masih sering kambuh?" Tanya Arkan

Nadine yang sedang meneguk air putih itu pun mengangguk . " besok kita kerumah ya. Mereka ingin bertemu kamu" ucap Arkan.

Nadine memandang Arkan sejenak lalu mengangguk tanpa ada sepatah kata keluar. Nadine lalu beranjak dari kursi yang ia duduki namun dicekal tangannya oleh Arkan hingga ia jatuh dipangkuan Arkan.

"Kenapa?" Tanya Arkan yang merasa aneh melihat tingkah Nadine.

"Reina mana?" Bukannya menjawab pertanyaan Arkan ia malah bertanya balik.

"Ditinggal disana" ucap Arkan.

"Aku gak suka ya Reina kamu opor Reina kesana kemari. Aku ibunya seharusnya kamu izin sama aku Ar. " ucap Nadine

"Aku ayahnya. Lagian dia baik-baik saja disana" ucap Arkan

"Iya kamu memang ayahnya. Tapi ayah angkat" ucapan Nadine mebuat Arkan terkejut. Kenapa Nadine berbicara seperti tadi.

AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang