Bagian 30

297 6 0
                                    

"Aku hanya beberapa kali kesini,tapi aku lupa kapan" ucap Arkan yang sudah ada di depam resto milik mendiang ibu nya.

Alif menatap tak percaya bahkan dia didiagnosa amnesia permanen masih bisa mengingat tempat ini. Sepertinya ia akan lakukan chek ulang terhadap abangnya.

"Apa abang ingat siapa pemegang resto utama bunda?"tanya Alif sangsi

"Om Adrian dan tante Bella bukan?" Jawab Arkan.

Alif bingung sendiri ia jarang menemukan kasus seperti abangnya. Sungggu pikiran acak batin Alif.

Arkan dan Alif memasuki resti yang lumayan ramai. Para pelayan sibuk dengan tugasnya masing-masing.

"Akhirnya kalian datang juga" sapaan wanita yang mungkin seumuran mendiang ibunya.

"Tante Bella apa kabar? Saya sedikit malu bahkan ini pertama kalinya Alif datang kemari" ucap Alif

Wanita itu tertawa "dokter sibuk sepertimu tak mungkin jauh-jauh kemari hanya karena makan siang. Ayo duduk kalian bisa pesan apa saja gratis" ucapnya.

"Aku mau pesan semua menu disini, tan. Dalam porsi kecil" ucap Arkan.

"Baiklah tamu kehormatan. Sebentar ya" ucap Bella.

Sedari tadi Alif memperhatikan abangnya.
"Bang lho gak ingat sama gue, ayah dan yang lainnya tapi dengan tante Bella,Adrian lho ingat" ucap Alif

"Aku tidak tahu lif, bukankah itu tugasmu mendiagnosa"ucap Arkan

Sungguh aneh. Mana mungkin hasil itu salah. Batin Alif.

Tak lama tante bella kembali ke meja mereka.

"Apa tante dan om kerepotan mengelola resto ini?"tanya Arkan

Wanita itu tersenyum. Mengingatkan alif akan ibunya.

"Tidak sama sekali. Tante sama om beserta keluarga sangat berterima kasih sama mendiang ibu kalian. Tanpa ini mungkin kami tidak bisa seperti ini. Kaliam tahu sendiri keluarga kami tidak semampan kalian tapi dengannya adanya resto ini kami bisa hidup sampai sekarang" Jawab Bella.

Mendiang ibu Arkan memang wanita yang luar biasa. Begitu banyak membantu orang. Salah satunya mempercayakan resto dan cafe yang cukup besar kepada temannya semasa sekolah dulu. Mereka sama sekali tidak pernah berbuat curang. Setiap satu tahu 50% penghasilan di kirimkan ke keluarga Arkan.

"Syukurlah" ucap mereka berdua.

"Tante masih heran tumben kalian mampir kemari? Ada angin apa hayo? Bagaimana dengan ayah kalian sehat?" Tanyanya lagi.

"Arkan akan membantu pekerjaan tante disini selain itu juga dimana putri tante? Dan ayah sehat " jawab Arkan

"Mau membantu atau melihat Riana? Tak masalah sih kalau kamu mau mendekati Riana" goda bella

"Bisa saja tante  ini. Aku beberapa hari yang lalu melihat Riana di pinggiran jalan sambil menangis. Aku jadi khwatir" ucap Arkan.

Bahkan dia bisa mengingat Riana.
"Biasa habis putus dari pacarnya. Nah itu dia baru saja di bicarakan" jawab Bella.

Arkan melihat gadis cantik  menghampiri meja yang ia duduki.

"Lho kalian. Bang Arkan, dan dokter Alif" sapa Riana.

Alif mendengus tak suka dari dulu Riana selalu saja menyapanya dengan embel dokter padahal mereka satu angkatan namun beda jurusan.

"Mama kebelakang dulu ya " ucap Bella

Riana mengangguk "Tumben abang kemari mau nyamperin Riana ya? Tahu banget kalau Riana lagi galau" ucapnya.

"Ingat umur Ana dari dulu suka putus nyambung sama orang"cibir Alif

AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang