"Arkan, kakekmu pesan untuk kamu dapat hadir di rapat penting hari ini. Bukankah kamu yang menjalin kerja sama ini. Kamu tidak bisa lari dari tanggung jawab kamu" ucap Aldi. Ayahnya mbak Dinda
"Om. Please jangan paksa Arkan. Lagian Arkan tidak
ada lagi urusan dengan perusahaan kakek" ucap Arkan tak suka.Aldi lagi-lagi meghel napas melihat keponakannya ini. Sifat keras kepala ibunya turun ke Arkan.
"Kami tahu kamu sedang ada masalah, tapi masalah kamu jangan dihubungkan dengan perusahaan kakek. Kamu tahu perusahaan itu dibangun dari nol, jika kamu tidak mau melakukannya untuk kakekmu. Lakukan untuk om. Anggap saja ini permintaan om" ucap Aldi.
Ruang makan menjadi sedikit tegang dengan kedatangan Arkan dirumah mereka.
"Lho harus bangkit dek. Kalau jodoh juga bakal balik" ucap Dinda.
Arkan mendelik tajam kearah Dinda. Ia pergi begitu saja dari ruang makan. Semua orang prihatin melihat Arkan. Menurut mereka pernikahan Arkan memang terlalu terburu-buru sehingga hasilnya seperti ini.
Dengan rasa terpaksa Arkan kini sudah berada di kantor milik kakeknya. Kantor yang menjadi saksi pertemuannya dengan Amanda. Arkan menghela napas kasar. Ia turun dengan rasa malas menaiki lif menuju lantai sepuluh. Tak banyak yang tahu mengenai kasus perceraiannya dengan istrinya.
Banyak yang berbisik mengenai mundurnya Arkan dari kantor
"Gue sih dengar gitu. Pak Arkan bakal mundur dari jabatannya"
"Lho serius? Kok bisa? Tapi kenapa dia masih masuk kantor"
Arkan yang mendengarnya pun tidak memperdulikan mereka. Ia melanjutkan langkahnya.
"Selamat pagi, bapak sudah ditunggu diruang meeting" ucap sekretarisnya. Arkan baru ingat ternyata dia adalah sahabat Manda yang pernah datang ke pernikahannya.
Sementara orang yang tatap Arkan sangat gugup setengah mati.
"Tolong siapkan berkas dua bulan yang lalu. Minta sama Bu Dewi. Antar keruangan" ucap Arkan
Arkan masuk demgan wajah dingin dan angkuh. "Akhirnya anda datang juga pak Arkan. Bukannya saya tidak mau digantikan tapi saya lebih suka jika anda yang mempimpin rapat" ucapnya.
Arkan tersenyum menanggapinya " Kita mulai saja ya" ucap Arkan.
Amanda jalan tergesa-gesa ia sangat telat mengantar berkas ini.
"Manda buruan, rapat sudah dimulai" ucap Karina yang melihat Amanda lari-lari.
"Siapa didalam? Lho aja ya yang masuk kasih ni berkas" ucap Manda
"Pak Arkan didalam" jawab Ka rina
Deg. Jantung Manda langsung berdetak kencang ketika mendengar nama Arkan. Ia belum siap berpapasan dengan Arkan.
"Gue moho Rin. Antar nih berkas. Nanti gue ceritakan semuanya" ucap Manda dengan sendu.
Karina yang melihat sahabatnya ini tidak sedang baik-baik saja akhirnya mengikuti kemauan Manda. "Lho tunggu di meja gue. Biar gue masuk" ucap Karina.
Tak butuh waktu lama Karina kembali ia sangat penasaran dengan sahabatnya.
"Sekarang lho cerita sama gue. Lho ada masalah sama suami lho? Gue lihat juga tadi pak Arkan jadi temperamen" ucap Karina.
Amanda menangis dalam pelukan sahabatnya. Amanda menceritakan semuanya.
"Gue kecewa aja sama lho Man. Lho terlalu cepat mengambil keputusan. Lho kan tahu keluarga pak Arkan bukan sembarangan kalau lho cerita mereka pasti bisa bantu lho. Tapi gue sebagai sahabat lho selalu ada buat lho. " ucap Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)
RomanceCukup diam, disitulah aku akan memilikimu - Arkana Sikapmu membuatku berhenti mengikuti alurmu-Amanda