Bagian 17

270 8 0
                                    

Sudah hampir satu minggu sejak sadar Arkan semua keluaganya tampak bahagia namu tidak dengan Arkan. Ia berubah menjadi seorang yang tidak bisa mengontrol emosinya. Seperti saat ini ia sedang membanting barang apapun yang ada di dekatnya. Suara kegaduhan sampai terdengar keluar.

"Dok  pak Arkan mengamuk lagi" ucap suster itu pada Farel

Farel menggelengkan kepalanya pertanda ia sudah pusing dengan Arkan.

"Ada apa lagi Arkan! Kamu setiap hari buat heboh rumah sakit ini. Seperti orang tidak waras saja kamu"ucap Farel

"Bilang sama Arkan, bunda dan Nadine tidak meninggal kan. Kalian bohong kan"ucap Arkan menuntut.

"Sudah berapa kali ayah bilang Arkan" ucap Farel jengah

"Sekali lagi lho lempar tu barang. Gue pindahi kerumah sakit jiwa" Ancam Alif yang baru saja masuk melihat betapa berantakannya kamar rawat abangnya

Arkan memandang tajam Alif. Ia menoleh ke arah pintu ia melihat siapa yang datang. Ternyata sosok wanita cantik yang tak lain adalah Amanda.

"Astagfirullah kenapa, ayah? Tanya Amanda.

"Arkan mengamuk lagi" jawab Farel

Amanda mendekat ke arah Arkan. Ia meraih tangan Arkan untuk disalimnya.

Hati Arkan menghangat ketika ia bersentuhan dengan wanita yang dihadapannya.

"Mas, kamu jangan seperti ini lagi. Kasihan Ayah sama Alif."ucap Manda

"Kamu siapa sih? Gak usah ikut campur urusan saya" ucap Arkan
Manda menghela napas lagi padahal semuanya sudah diceritakan oleh Ayah Farel mengenai statusnya pada Arkan. Namun Arkan menolak hal itu. Ia langsung mengamuk tidak jelas.

"Biar Manda yang urus Mas Arkan, Ayah sama Alif bisa keluar" ucap Manda

"Kakak yakin?" Tanya Alif ragu.

Amanda mengangguk mantap.
Sepeninggal mereka Amanda melihat Arkan sudah tenang. Ia tersenyum melihat Arkan masih menggenggam tangannya.

"Sekarang Mas harus makan ya, Manda sudah bawa bekal lho masak sendiri" ucap Manda sambil menyuapi Arkan namun Arkan menolaknya.

"Gimana kalau kita cari udara segar . Sekalian Manda suapi"ajak Manda yang diikuti dengan angguki Arkan. Amanda membantu Arkan pindah ke kursi roda.

Suasana taman rumah sakit milik keluarga Arkan memang di design sebegitu indah dan yang bertema gogreen. Manda berhenti di kursi taman tepatnya dibawah pohon.

"Sekarang Manda suapi ya" ucap Manda sambil mensejajarkan posisinya didepan Arkan.
Untuk pertama kalinya Arkan tersenyum setelah ia sadar.

Arkan menerima suapan dari Amanda. Jantungnya berdetak dengan kencang setiap ia berdekatan dengan Amanda.

"Kamu beneran istri saya?" Tanya Arkan tiba-tiba. Amanda kaget mendengar pertanyaan Arkan.

"Apa kita sebelumnya ada konflik sehingga saya tidak mengingat kamu?" Tanya Arkan lagi.

Manda mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Ia menunjukkan cicin pernikahanya dengan Arkan yang masih tersemat dijari manisnya. Arkan baru sadar ternyata ada cincin yang melingkar di jarinya. Sama persis seperti Manda.

"Apa kita punya anak?" Tanya Arkan lagi.

Manda menggeleng. Air matanya tumpah ketika matanya bertatapan dengan mata Arkan
Arkan bingung kenapa wanita yang katannya istrinya menangis. Arkan menghapus air mata Amanda. Lalu mencium kening manda.

Amanda terhenyak dengan perlakuan Arkan.

"Sudah jangan menangis, kalau kita belum punya kita usaha lagi" ucap Arkan di iringi dengan tawa kecil.

AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang