Bagian 26

256 6 0
                                    

Pagi-pagi sekali suasana rumah sangat heboh dengan kedua wanita yang sudah tak lagi muda. Mereka dan kedua kakek Arkan sedang bersiap untuk pergi liburan. Tak lupa Reina yang begitu antusias ikut pergi. Bocah perempuan itu sedari tadi tertawa karena ayah Farel selalu mengajaknya bercanda.

"Apa perlu Arkan antar ke Bandara? "Tanya Arkan pada mereka.

"Eh gak usah. Kan ada mang Dani yang siap menghantar. Kamu dirumah saja" ucap Winata.

"Assalamualaikum" salam seseorang yang baru saja masuk. Wanita cantik tak lupa dengan hijabnya.

"Waalaikumsalam. Ada Amanda. Ayo masuk sayang" ucap Arna mengajak masuk Amanda.

Nadine melirik Arkan ia ingin memastikan ekpresi Arkan melihat Amanda. Nadine berpikir sahabatnya ini terlalu gengsi untuk menyatakan perasaannya.

"Manda kamu apa kabar? Maaf saya baru menyapa kamu" ucap Nadine.

"Baik mbak" jawab Manda.

"Ada yang perlu Manda bicarakan sama kakek Winata soal kantor" ucap Amanda.

"soal apa?" Tanya Winata.

"Relgal company membatalkan kerja sama. Padahal bukannya mereka perusahaan milik om Aldi dan Ayah Farel?" Ucap Manda.

"Apa benar Rel? Kenapa?" Tanya Winata.

"Pa. Farel gak tahu menahu. Semuanya diurus Aldi dan Darel" jawab Farel.

Terlihat Winata memijat pangkal hidungnya " Manda kakek mau liburan kenapa di suguhi berita tak enak. Jadi dia gak tenang lihta tuh" ucap Arin.

"Maaf Manda hanya memberi tahu" ucap Manda sambil menunduk. Sedari tadi Arkan melihat tingkah Manda " Kamu tidak berubah dari dulu " gumam Arkan.

"Arkan. Kamu mau kan bantu Manda. Kamu bujuk om mu itu kalau perlu kamu tanyakan kenapa." Ucap Arna.

Arkan menatap omanya tak percaya. "Oma. Sud" ucapan Arkan terhenti ketika lengannya di usap oleh Nadine. "Kenapa gak di bantu? Kasian kakek kan mau liburan. Palingan cuma seminggu juga. Nanti aku bantu bicara dengan om Aldi " ucap Nadine.

Arkan menghela napas. "Iya. Arkan bantu " ucap Arkan.

"Ayo sayang kita harus berangkat" ucap Arna pada Reina dan Nadine.

"Kamu hati-hati dijalan. Jaga Reina ingat janji kamu ke aku" ucap Arkan sambil mencium kening Nadine.  Semua orang shock melihat perlakuan manis Arkan pada Nadine seperti suami istri.

"Iya. Sayang salam sama daddy" ucap Nadine pada Reina.

Reina yang sedari tadi mengemut mainan bebekan pun terlepas ketika ia digendong Arkan " Sayang, Daddy bakal rindu kamu. Kamu hati-hati jagain mommymu yang keras kepala" ucap Arkan pada Reina lalu mencium Reina.

Manda yang melihat perlakuan Arkan begitu teriris hatinya. Matanya sedikit memanas hatinya begitu sesak .

"Kalian hati-hati. Oma, kakek jagain Nadine dan Reina" ucap Arkan.

Setelah semuanya pergi Arkan berbalik masuk kedalam rumah. Ia mendapati Amanda yang masih saja berdiri dibelakangnya.

"Kenapa masih berdiri? Silakan duduk bukannya sudah seperti rumahmu sendiri? "Ucap Arkan.

Amanda mengekori Arkan yang duduk di ruang tamu. " boleh saya lihat berkasnya?" Tanya Arkan pada Manda.

Amanda memberika berkas yang ia bawa . Dengan sedikit gugup ia memberinya ke Arkan.

Beberapa menit Arkan melihat berkas yang diberikan Amanda " Gimana tidak mereka membatalkan kerja sama . Ini ada point yang membuat mereka sedikit merugi" ucap Arkan. Ia menunjukkan point yang dimaksud. Keduanya berjarak dekat.  Arkan menatap Manda sejenak. Ada terselip rindu namun berlapis ego diantara mereka berdua.

AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang