Sudah dua minggu yang lalu semenjak rencana perjodohan itu Arkana lebih menyibukkan diri lagi. Ia merasa seperti boneka kakeknya. Ayahnya saja tidak mengengkangnya.
Ponsel Arkana berbunyi
Manda
Hmm Kak Arkan, kata kakek Ayah masuk rumah sakit.
Begitu mendapat kabar dari Manda, Arka langsung bergegas menuju rumah sakit.
"Pak Arkan, mau kemana?.sebentar lagi ada meeting" ucap Livia
"Livia ayo ikut saya cepat tanpa bantahan apapun" ucap Arkana
Lagi-lagi Livia dibuat susah oleh bossnya.
Sesampai dirumah sakit, Arkana berjalan dengan terburu-buru menuju ruang rawat ayahnya.
"Ayah.." Arkana menerobos masuk tanpa izin. Diikuti dengan Livia yang kelelahan akibat mengimbangi langkah bossnya
"Ayah baik-baik saja Arkan, adikmu sudah memeriksa ayah" ucap Farel
"Ayah kenapa Lif? Pasti ayah salah makan kan? Ayah sarapan apa ? Siapa yang masak?" Tanya Arkana beruntun.
"Maaf Kak, karena Manda Ayah kakak jadi begini, ini semua salah Manda yang tidak tahu kalau
"Kalau kamu tidak tahu jangan sok tahu, kamu itu hanya orang baru dikeluarga saya. Kalau sampai Ayah saya kenapa-kenapa habis kamu di saya" ucap Arkana dengan nada tinggi.
"Bang sudah kasihan Manda. Ini juga salah Ayah yang tidak melihat apa yang ayah makan" ucap Farel
"Dibelakang kamu siapa Ka? Kenapa tidak memperkenalkannya dengan Ayah" ucap Farel
"Sekretaris Arkan, livia ini ayah saya" ucap Arkana
"Saya Livia om," ucap Livia sopan
Sedari tadi Amanda menahan isak tangis akibat dibentak Arkana.
"Huu skandal boss dengan sekretarisnya" ucap Alif dengan nada sindirian
"Mas Alif saya mana ada hubungan dengan bos macam Pak Arka bisa-bisa saya di mutilasi dengan Andra"ucap Livia
"Kalau begitu Saya permisi om" ucap Manda
"Bang, Minta maaf sama Manda ia tidak salah. Abang tidak seharusnya membentak dia." Ucap Alif
" lho aja yang minta maaf, Ayah Arkan kembali ke kantor, Ayah harus banyak istirahat. " ucap Arkan berlalu sambil menarik Livia
"Pak jangan tarik saya atuh, bapak mau di marahi sama Andra" ucap Livia
Arkana tak menghiraukan teriakan sekretarisnya sekaligus kekasih dari sahabatnya yang sedang di Amerika karena perjalanan bisnis
Setelah dikantor Arkana langsung menghadiri rapat ditemani dengan Livia. Hampir satu jam mereka rapat kini Arkana sedang beristirahat di sofa ruangannya.
"Livia, menurut kamu saya salah telah membentak manda?" Tanya Arkana pada Livia yang sedang duduk di kursi tak jauh dari Arkana
" iya salah Pak, perempuan iu harusnya dilembuti, disayang dimanja, gak seperti bapak" ucap Livia menyindir
"Stop memanggil saya bapak kalau tidak di jam kerja, " ucap Arkana sambil memejamkan mata
Livia mencibir, bagaimana mungkin Kekasihnya memiliki sahabat seperti Arkana.
"Jadi saya harus bagaiamana?" Tanyanya lagi
"Ya menurut bapak" ucap Livia jengah
"Selamat siang pak Arkana " ucap seseorang yang baru saja masuk
Orang itu membuat kebahagiaan tersendiri bagi Livia
"Aaa kamu kok gak bilang kalau pulang" ucap Livia sembari memeluk kekasihnya Andra sahabat Arkana
Arkana jengah melihat adegan yang sudah biasa itu.
" boss mu kenapa ? Kurang jatah" ucap Andra
"Kurang kasih sayang" ucap Livia
Arkana bangkit dari tidurnya. Ia menatapa dua pasang manusia yang selalu menyebalkan baginya
"Ka, gue terimakasih banyak telah menjaga livia dengan baik, ya walaupun lho sering ngerjain livia kan, setelah ini Livia akan resign, kami akan mempersiapkan pernikahan kami" ucap Andra
"Hmm, jangan lupa uamg kompensasi telah menjaga pacar lho" ucap Arkana
"Yang, ngapai kasih uang kedia justru dia yang kasih ke aku, tiap hari aku di kerjainya, disiksa" ucap Livia dramatis.
Arkana melempar pulpen ke arah livia.
"Mungkin saya akan merindukanmu liv" ucap Arkana
Andra menatap tajam sahabatnya ini. Arkana tertawa.
"Carikan saya pengganti Livia, " ucap Arkan melalui telpon
*******
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, Arkana baru saja tiba dirumah, kini rumah tidak sepi lagi karena kakek dan omanya tinggal di rumahnya.
Ia melihat Amanda dan omanya sedang berada ditaman. Setiap Arkan melihat Manda ia teringat akan bundanya."Arkan, bisa oma minta tolong?" Teriak omanya
"Iya oma tolong apa?" Jawab Arkana
"Ambilkan pot yang ada di taman belakang" ucap oma
"Oma kak Arkan baru saja tiba, kasian dia. Biar manda saja" ucap Manda lalu pergi
Manda melewati Arkan dengan takut, tatapan Arkan begitu tajam
Arkan tidak perduli ia langsung menuju dapur karena tenggorokannya sudah kering. Ketika ia didapur mendengar ringisan seseorang Arakana langsung mendapati Amanda denan tangannya yang berdarah.
"Kamu berdarah Manda" ucap Arkana lalu menghisap jari telunjuk Manda yang berdarah
Amanda terkesiap melihat perlakuan Arkana.
"Maaf saya lancang, lebih baik kamu obati nanti infeksi" ucap Arkana berlalu. Tanpa mereka sadari oma Arin melihat kejadian tadi.
"Manda kenapa bisa berdarah? Pasti kamu mengangkat pot berat ini kan. Ayo biar oma obati" ucap oma Arin
Manda tersenyum semua orang di rumah ini perduli padanya. Khusunya Arkana yang sifatnya terkadang seperti bunglon.
Arka turun dari kamarnya dengan pakaian rapi. Ia terlihat sangat gembira dengan bersenandung. Entahlah hatinya sedikit membaik.
"Arkan kamu mau kemana?" Tanya ayah Arkan
"Palingan mau kencan sama sekretarisnya" celutuk Alif yang sedang asyik menonton.
"Kalau iya kenapa? Iri aja gue tahu lho lagi bertengkar kan makanya gak keluar, " ucap Arkan
"Arkan, kamu ajak gih Manda jalan, kasihan dia dirumah terus" ucap Kakek Winata
"Kakek apaan sih, lagian Arka gak kenal sama perempuan itu, nanti kalau Arka hilaf gimana?" Ucap Arka
"Arkan namanya Manda bukan peremuan itu" peringat kakek Winata.
"Kek, Arkan paling tidak suka dipaksa" ucap Arkan kembali kekamarnya.
Bantingan pintu terdengar cukup keras ditelinga mereka termasuk Manda yang sedang berada di dapur
"Pa, jika mood Arkan sedang baik jangan di ganggu. Papa tahu sendiri Arkan bagaimana. Lagian Aku tidak setuju jika Arkan dijodohkan dengan Pilihan papa. Biarlah ia memilih sendiri" ucap Farel lalu pergi begitu saja.
"Manda, maafkan cucu Oma, oma mohon bantulah kami untuk mengubah sikap Arkan. Semenjak kehilangan ibu nya Arkan sangat dingin. Asal kamu tahu Arkan dan Alif tidak bertegur sapa selama hampir empat tahun, Arkan selalu menyalahkan Alif atas kepergian ibunya." Ucap Oma Arin
Amanda kaget atas ucapan oma Arin. Amanda baru tahu jika wanita cantik yang difoto itu sudah tiada. Keluarga ini begiu banyak rahasia.
"Oma mau tanya, Apa kamu menyukai Arkan?"tanya oma Arin
Manda tersenyum menyembunyikan rona merah pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)
RomanceCukup diam, disitulah aku akan memilikimu - Arkana Sikapmu membuatku berhenti mengikuti alurmu-Amanda