"Ayah kenapa ada Reina di kamar bang Arkan?" Tanya Alif sembali mengoleskan selai di rotinya
"Banyak drama semalam. Nadia belum pulang juga dari rumah ibunya?" ucap Farel
"Dua hari lagi, ibu hamil satu itu manja sekali" ucap Alif.
Farel terkekeh "Dulu bundamu waktu hamil kamu juga gitu. Mugkin lebih parah. Tapi waktu hamil Arkan dinginnya bukan main. Lebih banyak diam" ucap Farel.
"Lihatlah hasilnya sekarang bang Arkan super dingin . Semenjak bang Arkan mengkonsumsi obat itu ia lebih lelap tidurnya. Alif senang dengan bang Arkan yang sekarang lebih ramah sama orang. Bi Ani sama mang Dani aja heboh " jelas Alif
"Gimana rumah sakit? Terkendali? Ayah dengar besok kamu mulai mengurus akreditas?" Tanya Farel
Alif mengangguk sambil menguyah roti.
"Kakek..."teriak gadis kecil berumur dua tahun yang memeluk Farel yang terlonjak kaget.
Farel tersenyum ia tak bisa memungkiri dirinya sayang sama bocah ini.
"Eina mau makan kek. ma loti ya" pinta gadis kecil itu. Farel mengusap kepalanya ia mengangguk sembari membawa Reina kepangkuannya.
"Kamu sudah rapi siapa yang memandikan kamu Rein?" Tanya Farel
Sejenak Reina menatap Farel mencerna perkataan si objek yang bertanya. "Kakek nanya Eina mandi sama siapa?" Ucap Alif yang memperjelas pertanyaan Ayahnya.
"Ama daddy. Tuh Daddy"ucap Reina sambil menunjuk Arkan yang sudah rapi dengan pakaian kasualnya.
"Yah dia itu anak siapa sih? Tidur Arkan terganggu. Terpaksa Arkan mandikan orang masih tidur dia cium-cium mulu" gerutu Arkan sambil menyambar roti di meja.
"Maaf dy Eina anggu daddy ya"ucap bocah itu yang menunduk dan langsung menangis kencang memanggil nama mommy.
Tiba-tiba saja Arkan merasa sakit kepalanya. Ia meringis tertahan.
"Bang.. kepala lho sakit lagi?"tanya Alif
Arkan mengangguk sambil mengantukan kepalanya ke meja. Alif membawa Arkan ke kamar kembali.
"Reina diam kamu gak lihat tu daddy kamu sakit kalau kamu masih menangis saja, sekarang kamu ikut kakek nanti mama kamu jemput" ucap Arkan
Reina menggeleng pertanda tidak mau. Reina di bawa paksa Farel sambil menangis menuju kantornya.
"sebentar bang gue ambil obat lho" ucap Alif
"sakit Lif"ucap Arkan meringis sakit.
Alif membaringkan abangnya untuk tidur setelah diberi minum obat. Arkan sudah cukup tenang kini ia tertidur.
"Gue rasa lho tersiksa dengan semua ini bang" ucap Alif setelah itu ia pergi dan menitipkan bang Arkan ke Bi Ani.
Amanda takut untuk mengetuk pintu rumah ini. Ia sudah sedari tadi berdiri di depan namu langkah kakinya seakan berat.
" non Manda kenapa kenapa belum masuk?" Tanya pria paruh baya yang cukup ia kenal
"Saya takut mang" jawab Manda.
"Den Alif dan tuan Farel sudah pergi sejak tadi. Didalam hanya ada bi Ani dan den Arkan yang sedang istirahat. Masuk saja " ucap mang Dani
Hawa dingin dan sunyi menyambut Amanda saat ia masuk kedalam rumah Arkan. Sepi. Kemana Arkan pikir Amanda. Ia melihat Bi Ani yang tak sengaja lewat. Manda menanyakan keberadaan Arkan.
"Bi mas Arkan dimana?"tanya Manda.
"Di kamar den Alif tapi beliau sedang beristirahat pagi tadi ia sakit lagi" ucap Bi Ani.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)
RomanceCukup diam, disitulah aku akan memilikimu - Arkana Sikapmu membuatku berhenti mengikuti alurmu-Amanda