Bagian 7

364 17 0
                                    

Sudah tiga hari Arkana dirawat di rumah sakit karena penyakit tifus yang menyerangnya.
Selama itu juga Amanda tidak menjenguknya sejak lamaran yang ia bicarakan.

"Kemarin aku yang sakit, sekrang lho Kan." Ucap Nadine.

"Ya namanya juga takdir. biasanya juga gak sakit apa jangan-jangan pergi sama kamu ya Dine. Menguras dompet juga" ucap Arkan tertawa

Nadine memukul lengan Arkan hingga ia meringis kesakitan.

"Iya iya aku bercanda, galak bener. " ucap Arkan

"Assalamualaikum" ucapan salam perempuan mengalihkan dua orang manusia yang sedang bercengkraman.

"Waalaikumsalam, Manda" jawab Arkan.

"Bagaimana kabar kakak? Maaf Manda baru bisa jenguk, ini ada buah untuk kakak" ucap Manda tersenyum.

Entah kenapa Arkan begitu tenang melihat Manda. .

"Manda ini Nadine, sahabat saya sekaligus sekretaris saya" ucap Arkan

"Manda kak" ucap Manda sopan

"Adik mu Kan?" Tanya Nadine

"Hmm" jawaban Arkan membuat Manda ingin menangis, jadi selama ini iya hanya di anggap adik? Lalu kenapa Arkan melamarnya.

"Kalau begitu aku permisi Kan, Semoga cepat sembuh" ucap Nandine dan membisikan sesuatu yang membuat Arkan melempar buah kearah Nadine.

Nadine tertawa sembari berlari terbirit- birit.

Manda hanya menyaksikannya dengan mata nanar.
Ia ingin beranjak pergi namun tangannya dicekal oleh Arkan.

"Manda, maaf saya belum bisa menemui orang tuamu, tapi saya janji akan secepatnya menemui mereka" ucap Arkan

"Saya rasa kakak tidak serius dengan ucapan kakak, sebaiknya jangan temui mereka jika kakak tidak ingin aku terlalu sakit" ucap Manda.

"Manda saya serius, sekalipun saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya. Apa karena kamu melihat Nadine dengan saya?" Tanya Arkan.

Manda hanya diam, pertanyaan Arkan sepenuhnya hampir benar adanya

"Jika iya, saya dengannya hanya berteman baik, memang saya pernah menjalin hubungan dengan nya tapi itu dulu , sewaktu masa sekolah. Saya tidak punya perasaan apapun lagi dengannya" ucap Arkan.

"Manda permisi assalamualaikum" ucap Manda .

Arkan menghela napas. Ini ni masalahnya ia tidak pernah peka terhadap perempuan. Wajar saja ia hanya dekat dengan bundanya dan Nadine. Selebihnya ia bukan playboy.

Arkan segera menghubungi seserorang.

****

" lho keras kepala banget bang, kan gue bilang lho itu harus istirahat total bukannya minta pulang" omel Alif sambil membantu Arkan duduk di sofa ruang tamu.

"Ayah sama kakek belum sampai?"tanya Arkan.

"Belum, mungkin dijalan"ucap Alif sambil memejamkan matanya.

"Lif, Abang haus ambilin minum gih" ucap Arkan

"Ambil sendiri sana, masih punya kaki kan" ucap Alif tak kalah sengit

"Gue jadi ragu lho itu dokter atau pemilik kostan, bawelnya sama kayak ibu kost"ucap Arkan.

"Iya gue ambil. Dasar Manja" ucap Alif.

"Lho Kan kamu sudah pulang? Bukannya masih sakit?"tanya Farel bingung.

"Yah, kek Arkan mau bicara serius"ucap Arkan

AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang