bagian 5

430 13 0
                                    

Sudah hampir satu bulan Amanda tinggal dirumah keluarga Winata.  Sikap Arkan masih seperti dulu. Dingin dan menusuk jika berbicara. Kini Manda sudah bekerja di kantor Arkana menggantikan livia.

"Pagi oma, Kak manda" sapa Alif turun dari tangga, ia sudah siap dengan setelan jas putih ditangannya.

"Cucu oma sudah rapi saja, Abangmu kemana?"tanya Oma

"Masih tidur, Kak manda banguni sana. Anggap saja latihan" goda Alif pada Manda

Manda hanya tersenyum sembari menyiapkan sarapan

"Ih kak Manda pendiam ya oma, kalau nikah sama Bang Arka mungkin anaknya dingin seperti es" ucap Alif.

"Manda kamu bangunkan ya Arkan , oma mau bantu kakek dan bangunkan om Farel" ucap Oma

mau tidak mau manda menurut.
Ia masuk ke kamar Arkana yang dilantau dua, wangi khas Arkana tercium tatkala ia membuka pintu kamar.

Ia melihat Arkana begitu pulas tertidur dengan tumpukan berkas yang berantakan di lantai.

"Kak.. bangun" ucap manda sembari menggoyangkan tubuh Arkana

"Masih ngantuk Bunda.." ucap Arkana masih dalam keadaan tidur

Manda mengernyit heran, sebegitu rindunya kah ia akan bundanya. Manda membangunkan Arkana lagi.
Mata Arkana terbuka ia terlonjak kaget hingga mendorong Manda sampai jatuh.

"Awsh" ringin manda menyentuh dahi nya yang terkena ujung meja.

"Manda..maaf saya tidak sengaja" ucap Arkana langsung mendekati manda. Arkana membantu manda berdiri dan duduk di ranjang.

"Manda sumpah saya tidak sengaja mendorong kamu, tunggu saya obati" ucap Arka sambil mencari kotak P3K.

"Eh, gak perlu kak, biar Manda obati sendiri. Lagian ini juga salah Manda" ucap Manda

"Sstt. Biar saya obati" ucap Arkana. Wajah Arkana berhadapan dengan Manda. Dengan telaten ia mengobati dahi manda yang sedikit memar. Sesekali ia meniupnya.

Manda terkesiap melihat perlakuan Arkana. Tiba-tiba saja Arkana mengecup dahi Manda.

"Biar cepat sembuh" ucap Arkana tersenyum. Baru kali ini Arkana tersenyum begitu manis pada Manda.

"Saya bukan kakak kamu, berhenti memanggil saya kakak" ucap Arkana lalu mengambil.
handuk menuju kamar mandi.

Manda turun dengan wajah yang bersemi. Tersenyum sendiri.

"Manda dahi kamu kenapa?" Tanya Farel.

"Waduh KDRT" celutuk Alif saat melihat abangnya turun

"Arkana, kamu apakan Manda sampai begitu?"tanya Winata.

"Kan Arkana sudah bilang, kalau Arkana bisa hilaf kalau dekat manda" ucap Arkana lalu duduk

"Kalau takut hilaf nikahi dong" goda Oma.

"Biar ada yang ngurus" celutuk Alif

"Mulai hari ini Manda jadi sekretarismu Kan, menggantikan Livia" ucap Winata

"Kenapa kakek tidak bicarakan ini dulu ke Arkan. Arkan butuh sekretaris yang tahan banting. Yang tegas dan yang seperti Livia." Ucap Arkana

"Lagian kenapa juga di tinggal dirumah kita lama-lama. Seperti tidak punya tempat tinggal saja" ucap Arka ketus.

"Arkan! " tegur Ayah Arkan.

Manda pergi begitu saja ketika mendengar ucapan Arkana.

"Lho gak sopan tahu gak bang" ucap Alif

AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang