Bagian 19

280 7 0
                                    

Hampir satu minggu lebih Amanda mengurung diri dikamar, ia dilarang untuk menemui Arkan karena keluarga Amanda menganggap kecewa dengan sikap keluarga mereka yang selalu menyalahkan Amanda.

Arkan sudah berdiri satu jam di depan pintu rumah becat putih ia takut untuk masuk kedalam.
Pintu terbuka menampakan sosok wanita paruh baya dengan senyuman.

"Arkan? Sejak kapan kamu di depan?" Tanya Ayu yang shock dengan kedatangan menantunya dengan pakaian rumah sakit.

Arkan langsung memeluk mama mertuanya.

"Maafin Arkan Ma. Sudah menelantarkan Manda. Arkan salah. Keluarga Arkan juga salah mereka selalu menyalahkan Manda" ucap Arkan

"Kamu sudah ingat semuanya?"tanya Ayu

Arkan mengangguk mantap
"Istri Arkan diamana?" Tanya Arkan

"Manda di kamar, sudah seminggu ia mengurung diri, makannya juga tidak teratur. Mungkin ini salah kami yang melarangnya untuk bertemu dengamu" ucap Ayu.

Arkan izin untuk menemui manda dikamarnya. Wangi kamar yang khas memasuki indera penciuman Arkan. Seseorang yang Arkan rindukan sedang tertidur lelap. Arkan menghampiri wanita yang sudah mengisi hatinya.

"Apa kamu sering menangis?"

Tanya Arkan dalam hati nya. Arkan mengusap sisa air mata yang sudah mengering di pipi Manda. Arkan mencium kening Manda lalu ia ikut tidur disamping Manda.

Manda terbangun ketika sebuah tangan kekar memeluknya. Ia membuka matanya dengan jantung yang berdetak kencang. Ia menepuk pipinya tatkala ia berpikir hanya mimpi.

Arkan mengeratkan pelukannya. Sudah lama ia tidak tidur dengan nyenyak. Bahkan setelah bundanya meninggal ia selalu mengkonsumsi obat tidur.

Manda baru sadar jika Arkan masih memakai pakaian rumah sakit. Apa Arkan kabur dari rumah sakit? Manda menyentuh wajah Arkan. Wajah yang sangat ia rindukan. Manda membiarkan Arkan tidur sambil memeluknya ia menatap langit-langit kamar mengulang kejadian beberapa bulan terakhir.

"Saya rindu kamu" ucap Arkan dengan suara khas bangun tidur

Amanda menoleh mendapati senyuman Arkan. Namun Amanda masih saja diam ia berpikir ini masih mimpi.

"Hei, ini saya Arkan" ucap Arkan sambil memegang pipi Amanda.
Amanda meraba wajah Arkan ia sadar ia tidak bermimpi. Amanda melepaskan pelukan Arkan ia bangkit dari ranjang.

Arkan bingung dengan manda yang selalu menghindar jika ia menyentuhnya.
Arkan menghampiri Amanda dengan langkah yang sedikit sulit berjalan. Arkan memeluk Amanda meletakan kepalanya di bahu istrinya.

"Saya minta maaf atas semua sikap saya dan keluarga saya ke kamu. Mungkin saya bukan suami yang buat kamu" ucap Arkan

Air mata Manda jatuh begitu saja.

"Sejak kita menikah tidak ada kebahagiaan yang menyelimuti kita. Kamu seperti terpaksa Manda. Setiap saya ingin menyentuh kamu selalu menghindar" ucap Arkan

Arkan membalikan tubuh Amanda. Amanda tidak berani menatap Arkan ia merasa bersalah.

"Hei tatap mata saya Manda" ucap Arkan sambil menangkup wajah Amanda.

"Bicaralah apa yang kamu inginkan untuk hubungan kita kedepannya?  Saya ingin semua masalah kita selesai" ucap Arkan

"M..as"

Arkan menunggu jawaban dari Amanda.

"Manda ingin kita akhiri semuanya" ucap Manda terbata-bata

AMANDA DAN ARKANA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang