"Aku tak mau kehilangan mu, apakah aku boleh egois dalam hal ini?"
~♡♡~
Gue agak mengumpat saat suara ketukan pintu mengganggu pagi hari gue, berdecak kecil saat suara ketukan semakin gencar.
Ck! Sialan.
Gue yang awalnya telungkup di tempat tidur langsung bangun, memicingkan mata ke arah pintu, berdecak samar, berjalan mendekati pintu dengan langkah yang berdentum.
"Apaan!?"
Gue langsung ketus saat melihat Jeno yang ada di depan gue, Jeno melihat gue dari atas sampe bawah, tersenyum tipis.
"Ganggu ya?" Tanyanya.
"Jelas banget! Gue mau molor sampe siang, buat menikmati hari minggu lo malah ganggu! Dasar!" Melihat Jeno kesal sambil bersender ke sisi pintu.
Jeno malah tersenyum, dia malah menarik gue dengan cepat menuruni tangga. "I--- ini mau kemana woyy!?"
Jeno tak menjawab, dia terus menarik gue menuju suatu tempat, iya gue sama dia udah gak di rumah, lebih tepatnya gue gak tau dimana.
Gue bahkan baru sadar kalo Jeno udah rapih, memakai kaos putih yang di balut jaket bomber berwarna coklat, dia keliatan fresh banget, lah gue bahkan rambut aja masih kek sarang burung.
Jeno berhenti menarik tangan gue, nafasnya naik turun karena gue sama dia abis lari kecil untuk kesini. Gue gak tahu ini dimana, tapi keliatan adem banget.
"Ini... "
Jeno tersenyum, "Suka?"
Gue tak menjawab, memilih melihat ke sekitar. Lalu kaki gue tiba-tiba melangkah menuju telaga kecil yang berair jernih, bahkan airnya kayak bisa diminum. Ada beberapa ikan disana, bukan ikan biasa, tapi ikan hias, yup.
"Gue yang naruh mereka disini" Kata Jeno yang kayak ngerti isi hati gue, gak mungkin kan tiba-tiba ada ikan hias di sini?
"Buat apa?"
"Suka aja, selain itu mereka kayak lebih indah kalo di persatukan dengan alam, bukannya di diemin di dalam akuarium"
Gue terdiam, melihat Jeno yang diam-diam tersenyum lebar, memperhatikan ikan-ikannya.
Jeno beralih menuju ke arah rerumputan yang keliatan begitu hijau, "Sini" Jeno menepuk di salah satu sisi dekatnya.
Gue menurut, mendudukkan diri di dekat Jeno yang emang setiap hari makin ganteng, apalagi di terpa cahaya matahari pagi kayak gini. Huhu.
Gue agak tersentak saat Jeno tanpa izin mendarat kan kepalanya di bahu gue, "Gue pingin ngehabisin waktu berdua sama lo"
Gue terdiam, mencerna setiap perkataan Jeno barusan, gue menatap lurus hamparan bunga mawar liar yang tumbuh begitu banyak dan sedang mekar, cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like | Lee Jeno [REVISI]
FanfictionSuka? Gak mungkin, dia cuma temen, gak lebih. Tapi emang boleh gue suka dia? -------------- [Start : 21/07/19] [Fin : 15/01/20]