L♥67✔

1.5K 114 2
                                    

"Mungkin Tuhan marah pada ku karena telah menyukaimu, aku rela di beri hukum apapun, karena aku tak akan pernah menyesal telah mengenalmu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin Tuhan marah pada ku karena telah menyukaimu, aku rela di beri hukum apapun, karena aku tak akan pernah menyesal telah mengenalmu"



[Itu murni dari hati ku sendiri, entah kenapa jadi kepikiran, rasanya aku ngomong sama diriku sendiri karena udah suka sama Jeno:)]


~♡♡~



Cahaya yang terpancar dari api unggun yang Felix buat memancar sampai ke arah Naeun yang sedang menyandarkan tubuhnya pada pohon kelapa, berhadapan langsung dengan luasnya pantai yang menggeburkan ombak, walaupun hanya pantai buatan, ternyata pantai ini berfungsi seperti pantai pada umumnya.

Kurang lebih 10 meter dari tempat dia terduduk, kericuhan terus terjadi. Semua teman laki-laki nya sedang asik membuat jagung bakar. Naeun bisa saja berpartisipasi, tapi dia sedang tidak mood untuk berjalan mendekati kerumunan laki-laki yang sedang melingkari api unggun besar itu.

Selain itu Jaemin juga tadi sempat menawarkan untuk membuatkannya untuk nya, jadi yasudahlah. Tatapannya begitu datar, menerawang ke arah pantai yang agak bersinar karena terkena pantulan cahaya bulan.

Saat ini pantai dikosongkan, Chenle yang menyuruh pengurus pantai untuk mengosongkan pantai untuk mereka semua. Dan yang terdengar sekarang adalah deburan ombak lalu beberapa hewan kecil.

"Ngelamun terus! Awas ada setan di pikiran lo tuh" Jaemin datang dengan membawa dua buah jagung yang sudah ia bakar, terlihat menggiurkan sebenarnya, tapi Naeun masih enggan mengambil jagung itu dari tangan Jaemin, dia masih asik melihat-lihat pantai yang entah disebelah mana ujungnya.

"Oi!, mau kagak!?" Jaemin duduk bersila di samping Naeun, menghadap gadis itu. Naeun hanya melirik sejenak, lalu terdiam beberapa saat.

"Ck, capek-capek gue bikin, lo gak makan" Jaemin menghela gusar sebenarnya bukan itu maksud dari perkataan nya, dia hanya tidak mengerti kenapa temannya yang satu ini malah melamun bagai orang kehilangan arah. Jaemin merasa dia sekarang benar-benar di acuhkan saat gadis itu tak menjawab.

"Eun~, mao kagak?" Tanyanya sekali lagi, takutnya temannya malah kebawa suasana, apalagi ini hampir tengah malam ----ah tidak juga sih, masih termasuk sore. Intinya begitu.

"Nanti" Singkat gadis itu pelan.

Jaemin menghela samar, jika saja Naeun bukanlah seorang perempuan mungkin dia sudah menonjoknya agar dia sadar, tapi pada kenyataannya Naeun seperti tak menggubris walaupun dia memukulnya berkali-kali pun Naeun masih akan seperti ini.

"Yaudah lah, kalo gak dimakan sekarang nanti keburu di rebut si Haechan, dia aja tadi udah abis 5" Ucap Jaemin jujur, mulai memakan jagung bakar buatannya sendiri. Sesekali dia memperhatikan pantai yang keliahatan begitu indah terkena pantulan cahaya bulan, beberapa saat yang lalu dia juga mengajak Naeun pergi melihat sunset di sini. Tapi tak ada senyum ceria seperti yang ia harapkan dari gadis itu, Naeun sama sekali tak tersenyum. Tersenyum sih, tapi kelihatan di paksakan, mungkin hanya untuk menghargai Jaemin.

Like | Lee Jeno [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang