Berkali-kali Naeun menghela nafas, menahan tangis yang siap kapan saja keluar. Untuk, entah keberapa kalinya Jeno mengacuhkan chat ataupun panggilan free-call nya.
Ini memang sulit untuk di duga, tapi itu memang kenyataan nya, Jeno seperti hilang di telan bumi. Tak ada kabar apapun, bahkan akun Instagram laki-laki itu tak ada hal yang hanya yang terakhir kali saat laki-laki itu pertama masuk sekolah.
Naeun sudah mencoba menghubungi Ayah Jeno, tapi tetap saja hasilnya nihil. Mereka sama-sama tak bisa di hubungi. Sudah hampir 2 bulan Jeno tak ada kabar, dia sama sekali tak merespon setiap telpon atau apapun.
Apa yang terjadi??
Nyatanya dia tak bisa menahan tangis nya, sudah hampir satu bulan dia terus menangis ----oh bahkan lebih mungkin. Perasaan cemas bercampur menjadi satu, rasanya Naeun ingin menemui laki-laki itu saat ini juga, tapi ia tak tahu letak tepatnya laki-laki itu tinggal, Jeno tak pernah menjelaskan secara detail.
"Kamu nangis lagi?" Terdengar ibunya mendekat, membawa sebuah nampan penuh makanan dan segelas susu. Ini sudah 2 hari dia sakit, dan saat ini suhu tubuh nya enggan turun barang satu derajat pun.
"Masih belum ada kabar ya?" Ibunya menyingkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian matanya, dan itu semakin membuatnya terlihat menyedihkan. "Mama udah coba menelpon Papanya Jeno, dia bilang... ---"
"Jeno gak papa kan!? Ma, gimana?! Apa yang Om Donghae bilang!!?, Ma.., kenapa diem aja!?" Naeun mengguncang bahu ibunya, sesekali dia mengusap jejak air matanya.
Ibunya menghela, kemudian menggenggam tangan putrinya, "Jeno baik-baik aja, tapi dia... "
"Kenapa!?, kenapa ma??"
"Dia gak mau bicara sama siapapun" Ujar ibunya lirih. Naeun menatap ibunya tak percaya.
"Mama ngomong apa sih!? Gak mungkin Jeno kayak gitu!" Serunya, mencoba menangkal semua yang ibunya ucapkan.
"Harusnya mama bilang ke aku kalau tadi mama bisa hubungiin om Donghae, pasti Jeno mau ngomong sama aku!!"
"Naeun, Mama ---"
"Udah ah, aku males ngomong" Naeun berjalan menuju kamar mandi, menumpahkan tangis nya sekaligus, ia tak marah pada Mamanya, benar. Hanya saja, entah kenapa dia jadi seperti ini, ia sejujurnya tak mau ibunya melihat tangis nya kini.
Pandangan nya menerawang, melihat atap kamar mandi yang di dominasi oleh warna putih.
"Jeno gue kangen... "
Lirihnya pelan, suaranya beradu dengan pernak-pernik kamar mandi. Ia benar-benar merindukan Jeno nya, sangat.
☄☄☄
"Muka kakak pucet banget astaga" Jisung membuka sedikit tudung hoodie milik Naeun, sehingga menampilkan wajah pucat gadis itu, bahkan saking pucatnya Jaemin sempat menyebutnya sebagai zombie, padahalkan zombie menyeramkan, seseram itukah wajahnya?.
"Iya mirip hantu" Timbal Jaemin.
Naeun hanya diam, dalam hati mengumpati nama Jaemin. Tadi dia di sebut zombie, sekarang hantu. Menyebalkan.
"Udah minum obat?" Tanya Jisung saat yang lain malah tertawa pelan mendengar guyonan Jaemin yang sedikit menghina nya.
Mengangguk lemah, semakin menaikan tudung hoodie miliknya agar semua orang tak melihat betapa mengerikannya dia saat ini. Apalagi dalam pikirannya berputar satu nama, kenapa hidupnya harus semenyebalkan ini.
"Harusnya kakak istirahat aja di rumah, kenapa maksain sekolah?" Jisung kelihatan sedih. "Maaf juga gak bisa jenguk ya, aku padet banget ekskul nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like | Lee Jeno [REVISI]
FanfictionSuka? Gak mungkin, dia cuma temen, gak lebih. Tapi emang boleh gue suka dia? -------------- [Start : 21/07/19] [Fin : 15/01/20]