L♥49

1.5K 155 5
                                    


[Tinggalkan jejak yoo]

~♡♡~


Gue merenung sesaat, memikirkan beberapa hal yang mungkin terjadi ketika semua orang di sekolah tau yang sebenernya, gue sama Jeno satu rumah.

Apa mungkin mereka bakalan berpikiran aneh, menghujat gue, memaki, membully gue?

"Kak"

Gue tersentak kecil saat Jisung mendaratkan tangannya pada punggung tangan gue.

"Kenapa?" Tanyanya.

Gue tersenyum kaku, "Ah enggak kok"

Jisung mengelus punggung tangan gue dengan ibu jari nya, "Aku gak bakalan nyebarin soal kakak sama bang Jeno kok, dan aku jamin kak Chenle sama kak Jeongin juga"

Gue tersenyum tipis, melihat ketulusan di mata Jisung yang sedikit berbinar, dia terlihat lebih dewasa. "Thanks"

Jisung ikut tersenyum, berganti menepuk bahu gue pelan, "Tenang aja kak"

Gue hanya mengangguk. Walaupun dalam hati gue bimbang dengan Haechan dan Renjun yang bisa saja ngebocorkin perihal ini. Sebenernya mereka udah bilang janji gak akan bilang ke siapa pun setelah Mama gue ngomong ke mereka, tapi tetep aja mulut mereka kan lemes banget apalagi si Haechan yang tukang ngegosip. Ewh!

Di ruang tengah ricuh banget sama Haechan, Renjun, dan Jeno apalagi di tambah Chenle sama Jeongin. Mereka berisik banget kek tong pecah, apalagi suara Chenle yang selalu kedenger pas ketawa kenceng banget, mana ada Haechan lagi. Paket komplit.

Sedangkan Jisung masih diam, dia bilang mau belajar dulu, soalnya belum kelar, dan otomatis gue harus ngawasin Jisung. Kasian kalo dia sendiri di sini. Bukannya gue mau nyamperin anak urakan di ruang tengah, tapi gue maunya ke kamar aja, tidur lebih awal.

"Hoam... " Jisung terlihat menguap, dia menutup mulutnya, mengucek matanya yang sipit itu. Dasar bayi.

"Capek ya?" Tanya gue, merapikan anak rambut Jisung yang menutupi matanya. Bukannya gue mau modus ya, tapi Jisung tuh udah kayak adik asli gue gitu, mana ganteng lagi, ehehehe.

Jisung melihat gue dengan matanya yang keliatan lelah banget, dia mengangguk kecil.

"Biasanya aku suka tidur kalo jam segini" Ucapnya.

"Oh gitu" Gue melihat jam yang emang udah menunjukan pukul 9 malam.

"Mau pulang tapi gak bawa motor" Jisung berdecak kecil, menggembungkan pipinya, mirip seperti anak kecil.

"Mau kakak anterin?" Kata gue yang ngomong gak pakek mikir, udah tau diri sendiri gak bisa naik motor ataupun mobil, mau nganterin gimana coba? Diseret?

Jisung menggeleng, "Enggak perlu kak, aku nungguin kak Chenle sama kak Jeongin aja"

Gue menggulum bibir, "Kalo gitu kamu tidur aja dulu"

Jisung mengangguk singkat. Jisung membaringkan tubuh tinggi nya di sofa rumah.

"Mau pakek selimut?" Kata Gue saat Jisung merungkut seperti anak kecil.

Jisung menggeleng, "Gak ah, lagian kan nanti juga bangun lagi"

Gue mengangguk, membiarkan Jisung yang mulai menutup matanya. Gue membereskan buku-buku miliknya, selain itu juga sama buku Jeongin sama Chenle, yang berantakan banget.

Setelahnya melangkah menuju ke ruang tengah yang masih aja berisik, gue sempet denger mereka mau main PS, dan mungkin itu sebabnya.

Oh iya, soal Haechan dan Renjun yang datang kemari karena mau ngembaliin handphone Jeno yang ketinggalan di rumah Haechan. Jadi mereka itu sempet main gitu, pulang malem.

Like | Lee Jeno [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang