L♥44

1.6K 127 2
                                    


"Kenapa kalian hujan-hujanan?" Mama berdecak samar, membawa sebuah handuk ke arah gue dan Jeno.

"Nih pake" Mama memberikan salah satu handuk di tangannya ke gue. Sedangkan satu lagi Mama gunain buat ngeringin rambut basah milik Jeno.

"Mama kok gitu sih" Gue mengerucut kan bibir melihat Mama yang begitu telaten merawat Jeno.

"Apa?" Mama mengangkat sebelah alisnya, mengusap rambut Jeno yang sangat basah.

"Ke Jeno gitu, ke aku kok enggak?" Gue menggerutu pelan.

"Kamu kan punya tangan sendiri" Mama berdecak.

"Jeno juga punya ma.., kenapa Jeno malah di manjain sih?" Gue melipat kedua lengan dan terus menggerutu.

Jeno hanya menampilkan senyumannya, terlihat begitu senang melihat gue yang lagi dalam mode ngambek.

Gue bergegas menuju kamar, lebih baik mandi aja.

"Kamu ngapain sih hujan-hujanan Jen?"

Gue menghentikan langkah saat akan menaiki tangga menuju lantai dua. Berbalik, mengintip Mama dan Jeno yang masih seperti semula.

"Maaf tan, Jeno udah lama gak main hujan-hujanan" Jeno menggaruk leher belakangnya kaku.

"Seharusnya kamu tadi bawa mobil tante, kenapa kamu gak dengerin sih?" Mama terdengar berdecak, dia melihat Jeno gusar.

Jeno menunduk, "Maafin Jeno... "

"Sekarang mana payung nya?" Tanya Mama.

Jeno mendongak, "Pa- payung?, oh I... tu Jeno gak sengaja tinggalin di jalan tan... " Jawab Jeno terdengar lirih di akhir kalimat.

"Apa!?"

Jeno tersentak kaget saat Mama memukul nya dengan handuk agak keras, "Kamu itu gimana sih!?"

"Ma--- maaf tante, Je... Jeno... " Jeno menujukan wajah penuh rasa bersalahnya.

"Wkwk mampus lu" Kata gue setengah berbisik.

"Pokoknya tante gak mau tahu, besok kamu harus bawa balik payung nya" Putus Mama.

"Tapi tan... ---"

"Gak ada tapi-tapian!, udah sekarang ke kamar sana, mandi" Mama melempar handuk di tangannya tepat ke arah Jeno. Mama melangkah ke arah dapur, terlihat kesal.

"Maafin Jeno tan!" Sahut Jeno lagi.

"Gak ada!!!" Balas Mama.

Gue menahan tawa yang siap keluar kapan aja. Melangkah sedikit terburu-buru ke lantai atas, saat melihat Jeno yang akan ke lantai atas juga.

"Heh!"

Gue tersentak kaget saat suara Jeno menggema di sekitar gue. Gue berbalik, melihat Jeno yang berkacak pinggang.

"Lo ngintip ya tadi?" Tanyanya.

Gue menaikan alis, melihat ke arah lain beberapa saat, "Ngintip apaan?"

Jeno memicing, "Jangan pura-pura gak tau deh, lo tadi liat kan pas gue di marahin?"

Gue terdiam sesaat, "Bhahahahaha!"

"Ngapain ketawa?" Jeno terlihat heran.

Gue tertawa kencang, intinya gue seneng banget tiap Jeno di marahin sama Mama gue, dan lagi cuma gara-gara payung. Wkwk.

"Jangan ketawa!" Jeno melotot, malah terlihat seperti anak kecil.

"Suka-suka dong!" Gue berdecih, memilih membuka knop pintu.

Like | Lee Jeno [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang