Chapter 31

11.3K 1K 29
                                    

Lelaki itu dengan langkah tergesa-gesa memasuki rumahnya. Adik sepupunya tadi menelpon bahwa istrinya mendapat surat aneh dan itu membuatnya khawatir dengan kondisi janin yang sedang di kandung istrinya itu.

"Ahreum-ah..!"

"Jeon.., si-siwan dia,-"

Tanpa aba-aba Jungkook langsung memeluk sang istri dan menenangkan ibu hamil itu. Usapan-usapan yang diberikan Jungkook membuat Ahreum mulai merasa tenang.

"Hyung, sepertinya kami hanya bisa menemani kalian sampai disini. Kami harus kembali ke kampus"
ujar Jisung yang dibalas anggukan oleh Jungkook.

"Hati-hati dan bilang pada Jimin untuk datang ke rumahku nanti malam"

"Aku akan sampaikan pesan hyung. Kami pergi dulu"

-----

Butuh beberapa jam bagi Jungkook untuk membuat istrinya benar-benar tenang dan tidak memikirkan kejadian siang tadi. Setelah menidurkan Ahreum di kamar, Jungkook pun menghubungi Sepupunya untuk membantunya menyelesaikan masalah teror yang menimpa keluarganya.

Yoongi dan Seokjin mengatakan bahwa mereka tidak bisa datang karena pekerjaan masing-masing. Sementara Taehyung, Jimin, Hoseok dan Namjoon mengatakan bahwa mereka akan sampai dalam beberapa menit.

Taehyung yang masih memakai pakaian kerjanya datang dengan membawa sang anak. Disusul dengan Jimin yang datang bersama Jisung dan yang terakhir Namjoon yang datang bersama Hoseok.

"Bagaimana keadaan Ahreum? Apa dia baik-baik saja?"
tanya Taehyung.

"Untuk saat ini ia sedang tidur, aku berencana akan memanggil dokter untuk memeriksa Ahreum nanti setelah ia bangun"

"Paman, bolehkah Sihyun melihat Bibi?"
tanya Sihyun polos.

Dengan senyum manisnya Jungkook menolak permintaan Sihyun dengan lembut.
"Untuk saat ini kita biarkan dulu bibi Ahreum tidur. Nanti jika ia sudah bangun Sihyun boleh main bersamanya"

Bocah itu hanya mengangguk walaupun dimatanya terpancar sirat kekecewaan.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan, Jung?"
tanya Hoseok membuka pembicaraan.

Melihat Sihyun yang masih berada disana membuat Jungkook tidak dapat menjelaskan masalah yang terjadi. Jadi, lelaki yang akan menjadi calon ayah itu menyuruh Jisung untuk mengajak Sihyun jalan-jalan.

"Baiklah, Ahreum sekarang sedang mengandung. Siang tadi ia mendapatkan beberapa tangkai bunga lily dan sepucuk surat yang isinya mengancam janin yang sedang di kandung Ahreum. Jadi, aku ingin minta bantuan kalian untuk menangkap pelaku teror yang tidak lain adalah Im Siwan"
jelas Jungkook yang membuat Namjoon dan Hoseok bertanya-tanya siapa orang yang disebut Jungkook itu.

"Im Siwan itu saudara kandung mantan kekasih ku dan pria itu adalah ayah kandungnya Sihyun"
Ujar Taehyung yang membuat kepala kedua hyung nya itu tambah rumit.

"Apakah kami berdua ketinggalan suatu cerita? Aku tidak tahu siapa mantan kekasihmu itu. Bisakah kalian menceritakannya dulu baru,-"
Namjoon memberhentikan ucapannya karena Jungkook lebih dulu memotong pembicaraannya.

"Ceritanya panjang hyung. Tidak ada waktu lagi untuk menceritakannya. Aku tidak ingin terjadi apa-apa pada istri dan anak ku. Kumohon, tolonglah aku"
ucap Jungkook memohon sambil menitikkan air mata. Baru kali ini Jungkook memperlihatkan sisi dirinya yang rapuh kepada saudara-saudaranya. Ia sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa untuk menangkap Im Siwan, si bajingan itu.

Melihat Jungkook yang seperti ini membuat Namjoon merasa sedih karena ini adalah pertama kalinya adik sepupunya itu menangis dihadapannya.

"Hei apa ini, seorang calon ayah sedang menangis. Hei bung, jangan seperti ini. Kami disini akan membantumu. Katakan, apa yang bisa kami lakukan"
ujar Namjoon sambil memegang kedua bahu Jungkook.

Jungkook menyeka air mata pada kedua matanya dan kembali menetralkan emosinya.

"Bisakah hyung mengintai Yoon Haera? Bukankah hyung dekat dengannya?"

"Kenapa Yoon Haera? Apakah ia juga terlibat?"
tanya Jimin kini ikut bersuara.

"Menurutku ia juga terlibat, karena Taehyung mendapatkan kiriman fotoku saat di rumah Yoon Haera saat itu. Jadi,bisakah hyung memata-matainya?"
pinta Jungkook.

"Baiklah, aku akan menyuruh anak buahku untuk mengintai segala aktivitasnya dan juga aku akan bertemu dengannya"

"Terima kasih, hyung. Dan Taehyung apakah kau masih menerima pesan dari Im Siwan?"
tanya Jungkook pada Taehyung.

"Dia sudah lama tidak mengirimiku pesan. Sepertinya ia mulai menjalankan rencana lain. Ah, dan satu lagi aku sudah menemukan rekaman cctv saat Siwan ke kantor ku. Waktu itu kau bilang kau mendapatkan pesan yang lokasi pengirimnya dari kantor ku kan?"

"Hoseok hyung, bukankah hyung bisa melacak nomor telefon kan? Bagaimana kalau hyung lacak nomor telefon Im Siwan itu dan Jimin hyung coba cari data-data tentang Im Siwan"
suruh Jungkook yang di turuti oleh saudara-saudaranya.

Semua hening untuk beberapa saat dan saat itu pula Ahreum menghampiri mereka.

"Sayang, kau sudah bangun? Apakah kau baik-baik saja? Mau dipanggilkan dokter?"
tanya Jungkook bertubi-tubi.

Ketiga lelaki yang melihatnya pun tampak mengulum senyumnya melihat sisi Jungkook yang over protectif.

"Aku sudah baik-baik saja. Kenapa tidak membangunkan ku jika para oppa datang?"

"Kami tidak ingin mengganggumu. Ngomong-ngomong selamat untuk kehamilanmu"
ujar Hoseok sambil merentangkan tangannya bersiap memeluk Ahreum.

"Hyung, cukup Yoongi hyung saja yang mengambil perhatian istriku. Kau jangan coba-coba"
ancam Jungkook.

"Aish, kelinci ini kenapa posesif sekali sekarang. Ahreum-ah, sepertinya gejala ibu hamil mu ada pada Jungkook"

Semua tertawa mendengar gurauan Hoseok yang membuat Jungkook kesal.

"Bibi...!"

Bocah 4 tahun itu berlari sambil merentangkan kedu tangannya. Ahreum dengan senang hati menyambut Sihyun dalam pelukannya.

"Kata paman Jungkook bibi tadi sedang tidur jadi Sihyun membiarkan bibi tidur dan pergi jalan-jalan bersama paman Jisung"

"Benarkah? Lalu apa yang dibawa paman Jisung sekarang?"
tanya Ahreum saat melihat Jisung membawa kantung plastik ditangannya.

"Hanya cemilan yang tadi kami beli di mini market. Bibi mau? biar Sihyun ambilkan yang paling enak"

Ahreum segera mengangguk cepat kemudian bocah kecil itu mengambil alih kantung plastik tadi dari Jisung dan membongkar semua belanjaan mereka di lantai.

Mata Ahreum berbinar saat melihat semua cemilan yang dibeli Jisung dan Sihyun adalah kesukaannya.

"Bibi mau yang ini, boleh?"
tanya Ahreum seperti anak kecil yang meminta makanan temannya.

"Ambil saja mana yang bibi mau"

Kemudian Ahreum dan Sihyun sibuk membuka satu persatu bungkus-bungkus cemilan yang ada. Seperti tidak terjadi apa-apa tadi, Ahreum dengan lahapnya memakan semua cemilan itu tanpa mengetahui bahwa suaminya saat ini tengah khawatir dengan keadaannya.

"Sepertinya istri ku sudah lebih dari baik-baik saja"

Tbc

Holaaa.....
Karena votenya udah melebihi,jadi aku tepetin janji buat update🎉🎉
Seneng ngga kalo aku rajin update???
Oh ya, aku mau minta rekomendasiin dong jurusan2 perkuliahan yang cocok sama bidang aku MIPA soalnya aku pusing mikirin jurusan apa yang mau aku ambil😅
Jangan lupa vote 220 nya ya😍😍
I Purple U💜💜💜

Ahreumssi
3 Januari 2020

He Is My Husband [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang