Chapter 32

11.3K 970 76
                                    

Sudah lebih sebulan semenjak kejadian yang membuat Jungkook menjadi posesif pada sang istri. Jika lelaki itu pergi ke kantor, ia akan menyuruh salah satu dari sepupunya untuk menjaga sang istri secara bergantian sampai ia menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Jungkook belum mengatakan perihal masalah teror ini kepada orang tuanya. Lelaki itu tak ingin membuat kedua orang tuanya itu panik, apalagi sang nenek yang mengidap penyakit jantung. Pasti setelah mengetahui perihal ini wanita tua itu akan dilarikan ke rumah sakit.

"Jeon, apa tidak apa-apa jika merepotkan saudaramu terus menerus untuk menjagaku. Aku sudah tidak apa-apa, Jeon. Jadi, jangan menyuruh mereka untuk menemaniku di rumah dan meninggalkan pekerjaan mereka"

Lelaki yang bermarga Jeon itu pun tak menghiraukan ucapan sang istri dan terus melahap sarapannya.

"Jeon, kau mendengarkan ku, tidak!!"
bentak Ahreum yang membuat Jungkook menghentikan kegiatannya dan menatap istrinya tajam.

"Aku melakukan ini untuk keselamatanmu! Apa kau tidak tahu bahwa kau dan janin yang sedang kau kandung itu sedang dalam bahaya"

Jungkook menjeda perkataannya kemudian berjalan kearah sang istri yang duduk bersebrangan dengannya.

"Sayang, aku ingin kau dan anak kita baik-baik saja. Kau mungkin bisa menjaga dirimu. Tetapi kau sekarang sedang mengandung. Ada sebuah jiwa yang akan lahir dari dirimu. Jadi tolong, jangan keras kepala. Aku melakukan ini untuk kita"
jelas Jungkook sambil memeluk sang istri dan membelai lembut surai panjang istrinya.

Ahreum sepenuhnya mengerti dengan segala kekhawatiran suaminya. Tapi, ia tidak ingin sang suami membuat saudara-saudaranya kerepotan dan meninggalkan pekerjaan mereka demi menemani dirinya.

"Aku tahu, Jeon. Tapi, tolong jangan merepotkan saudara-saudaramu. Kau bisa mempekerjakan seorang asisten rumah tangga untuk menemaniku saat kau tak ada"

Jungkook menggeleng singkat kemudian sedikit mendorong tubuh Ahreum agar ia bisa menatap mata sang istri.

"Aku tidak percaya mereka. Hanya untuk beberapa hari saja, setelah itu aku akan memikirkan jalan keluar lain"

"Sebentar lagi Seokjin hyung sampai. Ia bilang akan menginap disini jadi jika ingin keluar untuk jalan-jalan ajak saja dia"

Ahreum hanya mengangguk pasrah menuruti semua ucapan suaminya.

"Tunggulah Seokjin hyung didalam. Jangan bukakan pintu jika Seokjin hyung belum sampai. Aku akan berangkat ke kantor, jaga dirimu. Aku menyayangi mu"
dengan mendaratkan kecupan singkat di bibir Ahreum, Jungkook pun pergi meninggalkan Ahreum dan hilang dibalik pintu.

Seminggu tak keluar dari rumah membuat ibu hamil itu bosan. Ia ingin sekali jalan-jalan diluar sambil menikmati jajanan-jajanan yang dijual dikedai tepi jalan. Walaupun sebenarnya Jungkook selalu membelikannya makanan itu, tetapi menurut Ahreum sensasinya berbeda. Ia lebih suka makan di kedai langsung dari pada dibungkus dan makan dirumah.

"Nak, apakah kau tidak sabar jalan-jalan dengan Paman Seokjin?"
monolog Ahreum sambil mengelus perut buncitnya.

"Ayahmu memang pembohong, ya. Waktu itu ibu minta di tatto, ternyata ia meminta seniman itu membuatkan ibu tatto pura-pura. Dan ia juga berbohong pada dirinya sendiri"
lama kelamaan suara wanita itu makin mengecil. Beberapa hari yang lalu, ia tidak sengaja mendengarkan percakapan Jungkook dengan Namjoon. Wanita itu mendengar dengan jelas saat Namjoon menanyakan soal perasaannya pada seorang wanita yang bernama Yoon Haera.

Saat itu Jungkook mengatakan bahwa Yoon Haera hanya masa lalu yang telah ia singkirkan jauh-jauh dari ingatannya. Entah apa maksud dari ucapan suaminya itu tetapi Ahreum dapat menyimpulkan bahwa wanita yang bernama Yoon Haera itu sangat berarti bagi Jungkook di masa lalu.

He Is My Husband [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang