Chapter 36

14.9K 964 97
                                    

Tibalah saatnya dimana Kim Taehyung pergi meninggalkan semua kenangannya di tanah kelahirannya ini. Hari ini ia akan memulai kehidupan barunya di negara lain, tempat dimana ia bisa memulai segala hal baru dan meninggalkan segala kenangan yang sudah ia lalui.

Sebenarnya berat rasa hati lelaki Kim itu ketika memutuskan untuk pergi dari tanah kelahirannya. Tapi apa boleh buat, ia tidak ingin berlarut-larut dalam masa lalu.

"Apakah kau yakin, Tae?"

Lelaki itupun hanya tersenyum simpul sambil mengangguk. Tak kuat rasanya jika ia mengeluarkan suara.

"Kau yakin pergi seperti ini? Setidaknya kau berpamitan padanya. Jangan pengecut seperti ini, Tae"
omel Jimin pada sepupunya.

"Ayolah Jim, kau sudah tau alasannya.Jadi jangan bahas itu lagi!"
ujar Taehyung yang memberanikan diri bersuara.

"Aku kasihan dengan paman dan bibi. Kenapa ia bisa punya anak sepengecut dirimu"

Taehyung tak menghiraukan ucapan Jimin yang mengatakan bahwa ia pengecut. Toh, memang dia pengecut.

Taehyung memutuskan untuk mengecek ponselnya. Ada beberapa panggilan tak terjawab dan pesan masuk dari Haera. Tak berniat untuk membaca pesan dari wanita Yoon itu, Taehyung menghapus seluruh log panggilan dan pesan masuk setelah itu ia mematikan ponselnya.

"Jim, bisakah aku menitipkan sesuatu padamu?"

"Apa? Jangan bilang kau,-"

"TAEHYUNG OPPA!!!!"

Taehyung terkejut mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. Tanpa sadar lelaki itu menitikkan air mata saat melihat wanita yang beberapa bulan ini ia rindukan.

Ahreum berdiri didepan Taehyung sambil menetralkan pernapasan karena berlari. Wanita ia kemudian mendekati Taehyung dan memeluk lelaki itu erat.

"Kau lelaki jahat! Kenapa tidak berpamitan dulu padaku. Kau pikir tidak lelah berlari seperti tadi, huh!?"
ucap Ahreum didalam pelukan Taehyung.

Mendengar ocehan Ahreum, Taehyung pun mengulas senyumnya walaupun air matanya tak berhenti mengalir.

"Maafkan aku, aku sungguh-sungguh minta maaf"
racau Taehyung sambil menangis. Tangannya memeluk erat tubuh Ahreum seakan ia takkan dapat lagi untuk memeluk wanita itu.

Jungkook datang dengan mendorong kereta bayi. Lelaki itu tersenyum melihat Taehyung yang tengah menangis seperti anak kecil dipelukan istrinya.

"Hei Kim Taehyung!! Jangan lama-lama pelukannya, nanti kau ketinggalan pesawat"

"Bilang saja kalau kau cemburu aku memeluk istrimu"
ucap Taehyung sambil menghapus sisa air matanya.

Seulas senyuman kembali terukir di bibir lelaki itu. Ia benar-benar bersyukur karena tuhan masih mengijinkannya untuk memeluk wanita didepannya ini. Tidak sia-sia ia pergi mencurahkan seluruh isi hatinya malam itu.

Melirik arloji yang melekat di pergelangan tangannya Taehyung pun  berjalan mendekati kereta bayi Arin. Bayi manis itu sedang tertidur karena ini adalah jam tidurnya. Menurut Taehyung, Arin lebih mirip dengan Jungkook ketimbang Ahreum. Mata, hidung, bibir semuanya persis seperti milik Jungkook.

"Hai sayang, ini adalah pertemuan pertama kita. Perkenalkan nama paman Kim Taehyung. Hari ini paman akan pergi ke Swiss dan sepertinya kita tak bisa berkenalan lebih lama. Paman harap kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti. Sampai jumpa lagi, manis"
Taehyung kemudian mengecup kening Arin dan juga bibir bayi itu yang membuat Jungkook lekas memukul kepala Taehyung.

"Yakkk!!! Kau merebut ciuman pertama anakku!! Dasar kau pedofil Kim Taehyung!"
omel Jungkook sambil memukul Taehyung.

Ahreum dan Jimin hanya bisa tertawa melihat Jungkook yang tidak terima 'ciuman pertama' anaknya diambil oleh Taehyung.

He Is My Husband [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang