Chapter 3

22.4K 1.8K 38
                                    

Hal yang paling mengejutkan yang terjadi setelah upacara pemakaman selesai bagi Ahreum ialah kemunculan lelaki yang di rumah sakit waktu itu.Lelaki itu datang bersama kedua orang tua serta beberapa pengawalnya.Yang paling mengejutkan ialah ungkapan lelaki itu kepada Ahreum.

"Aku tau kita baru beberapa hari bertemu,tapi entah kapan perasaan itu datang aku tidak tau.Aku ingin menajagamu untuk waktu yang lama.Jadi,maukah kau menikah denganku,Kim Ahreum?"

Ucapan lelaki itu masih terngiang-ngiang di kepala gadis Kim itu.Ia tidak menolak ataupun menerima lamaran mendadak yang dilontarkan oleh Jungkook.

"Ayah,apa yang harus aku lakukan?"
Ahreum bergumam sambil menatap fotonya bersama sang ayah yang dibingkai dengan figura berbentu hati itu.

Hatinya sedikit demi sedikit sudah merelakan kepergian sang ayah,walaupun itu sebenarnya sulit itu dilakukan.Ia sudah tinggal dengan ayahnya sejak kecil.Hanya ayahlah yang selalu berada disampingnya.

Bagaimana dengan Ibunya?

Ibu Kim Ahreum meninggal setelah melahirkan Ahreum.Jadi sang ayahlah yang berperan menggantikan posisi sang Ibu.

Tak ingin terlalu lama terlarut dalam kebingungan,gadis Kim itu memilih untuk tidur.Baru beberapa menit ia memejamkan matanya,bunyi dering telpon pun terdengar.

Matanya menatap nomor tak dikenal yang kini sedang menghubunginya.Tanpa berpikir panjang Ahreum langsung menekan tombol hijau.

"Halo?"
Ucapnya ragu.

"ternyata kau belum tidur rupanya"

Ahreum mengernyitkan dahinya.
"Ini dengan siapa?"
Tanyanya.

"Eoh,maaf.Aku Jeon Jungkook,aku mendapat nomor mu saat di acara pemakaman tadi.Maaf sebelumnya tidak memberitahumu"
Ucap si penelepon dengan nada canggung.

"Tidak apa-apa"
Balas Ahreum sambil menggerakkan satu tangannya.Aneh kelihatannya,sebab ia berbicara lewat telepon dengan menggunakan bahasa tubuh.

Jungkook terkekeh diseberang sana,diketahui dari suara kekehannya yang samar-samar terdengar oleh Ahreum.Karena tak mendengar lagi suara Jungkook,Ahreum memberanikan diri untuk bertanya.

"Kalau boleh tau,kenapa kau menelponku?"
Tanya Ahreum.

"Ahh begini,bisakah kau melihat keluar jendela?"

Tanpa menjawab,Ahreum langsung turun dari atas ranjangnya dan melakukan apa yang diminta Jungkook.Benar dugaan Ahreum,lelaki itu ada didepan rumahnya sekarang sambil melambaikan tangan ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan disana?"
Tanya Ahreum panik.Tentu saja ia panik,sebab malam ini sangat dingin walaupun belum masuk musim dingin dan lelaki yang tengah melambaikan tangan ke arahnya kini hanya memakai kaos putih tipis dengan celana hitam pendek.

"Aku? tentu saja aku disini untuk melihat keadaan calon istriku"

Spontan kedua belah pipi Ahreum merona mendengar kata-kata calon istri yang Jungkook ucapkan.Ia kemudian menyingkir dari jendela dan menutup tirainya rapat-rapat.Jantungnya berdetak tidak karuan.Kalau boleh jujur,sejak pertemuan pertamanya dengan Jungkook ia sudah mulai merasakan ada yang aneh pada dirinya,walaupun ia tak tau apa itu.

"Apakah kau akan tidur? kalau begitu jangan lupa kunci pintunya dan selamat malam semoga kau memimpikan aku"

Kemudian sambungan telepon itu putus begitu saja,karena Ahreum cepat-cepat menekan tombol merah setelah lelaki itu menyelesaikan kalimatnya.

Jantungnya tak henti berdetak kencang setiap kali mengingat Jungkook yang memanggilnya dengan sebutan calon istri.
Ia memegang dadanya merasakan detak jantungnya yang sedang berpacu akibat ulah Jungkook.

"Ayah,apa yang harus putrimu ini lakukan?"

-------

"Darimana saja kau?"
Langkahnya terhenti saat sebuah suara terdengar dari belakangnya.

Dengan malas ia membalikkan badannya dan tersenyum dengan senyum yang dipaksakan.

"Aku habis mencari udara segar diluar,nek"
Ucapnya lembut.

Kemudian wanita yang ia panggil nenek itu berjalan mendekatinya.
"Keadaanmu itu belum pulih seutuhnya,jadi jangan terlalu banyak kegiatan dulu"

"Maaf ya,nek.Tapi tidak ada apa-apa yang terjadi padaku.Jadi,tidak perlu khawatir"

Nenek itu kemudian meletakkan tangannya di wajah sang cucu.Ia mengamati wajah cucunya itu dengan teliti,membuat sang empunya merasa risih.

"Nenek,aku lelah dan ingin istirahat.Jadi,aku ke kamar dulu,selamat malam nenek"
Jungkook melepaskan tangan sang nenek dari wajahnya dan berlalu ke kamarnya.

------

Jungkook menghempaskan badannya di atas ranjang king size miliknya.Dulunya,ia hanya beberapa waktu menempati ruangan ini.Tapi sekarang sepertinya ia akan menempati ruangan itu mengingat tempat tinggalnya yang terbakar.

Setiap kali mengingat gedung itu,ia selalu teringat akan pemadam kebakaran yang menyelamatkannya.Lelaki Jeon itu merasa berhutang budi pada pemadam kebakaran.
Di otaknya hanya ada bagaimana cara untuk membalas budi pria baik yang menyelamatkan nyawanya dari kobaran api dua hari yang lalu itu.

Mereka sempat bertukar cerita ketika terjebak di dalam kobaran api waktu itu.Lelaki paruh baya itu bercerita padanya tetang sang putri yang baginya adalah hidupnya.

Mengingat itu,Jungkook berjanji pada dirinya akan menggantikan posisi lelaki paruh baya untuk menjaga sang putri yang lebih muda 4 tahun darinya.

"Hufft,bagaimana caranya aku bisa mengajak putrimu untuk hidup bersamaku,Paman?"

Tbc

Hollllaaaaaaa.....
Cieee Ahreum sama Jungkook sama-sama minta pendapat sama ayahnya Ahreum😂😂😂
Gimana nih guys ceritanya?seru nggak?
Bagusan mana dari Wonderful Life?
Jangan lupa di komen dan vote ya😍😍
See You🤗🤗🤗
I Purple U💜💜💜

Ahreumssi
3 September 2019

He Is My Husband [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang