32

80 8 4
                                    

Airport, Kevin dan Ihsan duduk di kursi panjang tempat menunggu sembari menggenggam handphone milik mereka sendiri. Tas besar milik mereka berdua tepat berada di samping masing masing.

Sesekali Kevin melihat jam yang ada di tangan kirinya, terlihat sedang menunggu nampaknya. Pemberitahuan kepada penunggu bandara baru saja disampaikan bahwa pesawat perjalanan ke Indonesia akan tiba sebentar lagi dan penumpang diharap agar bersiap siap.

"Bagaimana?."tanya Kevin memulai percakapan.

"Tidak tau."

"Begitu?."

"Hmm, cinta terlalu rumit untuk orang yang pertama kali."

"Pertama kali?."

"Sudah lah, dia mungkin akan memilih orang lain "ujar Ihsan menghela nafasnya.

"Sejak kapan lu pesimis?."

"Tadi malam, namanya Rio yang ada di trotoar jalan sana. Sempat sedikit pukulan."

"Tonjokan?. Dia yang nonjok lu?."

"Yah gua yang duluan abisnya ditanya gak dikasi tau."

"Salut lah."

"Salut apaan?."
"Ya udah lah, siap siap yuk." Ujar Ihsan bangkit dari tempat duduknya sembari membawa tas miliknya begitu juga disusul Kevin dibelakangnya.

Tak lama berlalu para penumpang antri memasuki pesawat lalu duduk ditempat yang telah ditentukan. Ihsan duduk tepat disebelah Kevin.

*****

Jakarta, airport Soekarno - Hatta.

Antony, Jhonatan, dan Zahra menunggu kepulangan Ihsan dan Kevin. Dan benar saja, beberapa jam berlalu, nampak diujung sana Kevin dan Ihsan sedang membawa tas besar. Langsung saja mereka semua menghampiri Kevin dan Ihsan.

Dengan lagaknya Jhonatan membawakan tas milik Ihsan dan Kevin meskipun dia tidak kuat membawanya. Jhonatan hanya berlagak saat ini dan mungkin sebenarnya juga tidak ikhlas membawa barang temannya itu,lebih tepatnya hanya mencari muka dengan teman temannya.

"Wess, makasi ya Jho." Ucap Ihsan tersenyum padahal dia sudah tau bahwa Jhonatan tidak akan mungkin kuat membawa barang sebanyak itu.

"Iya nih, lu emang temen gua paling suka tolong menolong dan tentunya rajin menabung dan tidak sombong." Jelas Kevin mengejek Jhonatan.

"Kita duluan ya Jho."Ujar Antony yang membuat Zahra tersenyum melihat Jhonatan. Mereka beranjak pergi dari sana dan meninggalkan Jhonatan dengan dua tas besar di samping kanan dan kirinya.

Beberapa menit berlalu,Parkiran.

Antony duduk di depan,ia yang akan menyetir mobil setelah ini, disebelah Antony ada Zahra. Ihsan dan Kevin masih menunggu diluar mobil.
Terlihat menunggu seseorang, siapa lagi kalau bukan Jhonathan si kece baday. Ya ampyun. Emang kece kali.

Masih jauh didepannya namun Ihsan dan Kevin dapat melihat jelas seorang pria yang kesusahan atau terlihat sangat bersusah payah membawa banyak barang, Jhonathan. Ihsan dan Kevin tertawa kecil dan sesekali terlihat berbicara tentang pria itu.

"Woi, tega amat sama gua. Gini gini gua juga punya perasaan kali." Jerit Jhonathan.

"Eh,apa hubungannya sama perasaan jho?,emang lu punya perasaan?." Ujar Kevin.

"Ya punyalah,gimana sih jadi temen."

"Gua kirain kagak." Ujar Kevin.

"Ya udahlah,masukin ke mobil,ya gak mungkin gua lagi yang masukin." Ujar Jhonatan berdecak kesal.

"Ya kali aja." Jawab Ihsan tertawa.

Sebelum pulang kerumah masing masing, mereka semua memutuskan untuk terlebih dulu ke Pelatnas lalu ke cafe tempat biasa didepan Pelatnas.

"Ya ampun, Nisa mau tunangan?." Ujar Zahra dengan bola mata yang fokus mengarah pada layar handphone miliknya. Semua orang yang didalam mobil melihat kearah nya terkecuali dengan Ihsan.

Ihsan langsung membuka handphone nya kelihatannya dia ingin melihat apa yang dilihat oleh Zahra barusan.

"Astaghfirullah,maaf ya Kak Ihsan." Mohon Zahra.

"Bukan salah kamu Ra." Jawab Ihsan.

Antony hanya memperhatikan Ihsan dari kaca mobil yang ada didepannya.

"Emang bener Nisa tunangan?." Tanya Kevin pada Zahra. Sedangkan Zahra hanya menaikkan kedua bahunya lalu menggelengkan kepalanya, tanda bahwa dia memang tidak tahu. Zahra sendiri pun masih bingung dengan postingan Nisa pagi ini. Terlihat buru buru sekali, bahkan Nisa belum memberi tahunya soal ini,biasanya dia akan memberi tahu kan Zahra tentang apapun sebelum ia melakukannya.

"Gua gak yakin." Ujar Jhonatan didepan semuanya.

"Gak yakin gimana?." Tanya Kevin kembali.

"Ya gak yakin, gua tau Nisa sukanya cuma sama Ihsan dan Ihsan juga sama. Lamaran Ihsan pernah ditolak karena alasan kuliah. Dan gak mungkin secepat ini dia memutuskan untuk itu. Gua emang gak lama kenal sama Nisa,tapi gua tau dia orangnya Istiqomah." Jelas Jhonatan.

"Bener kata Jhonatan,gua setuju. Lu gak usah khawatir San. Gua pengen jujur sama kalian semua, kalau gua juga pernah ngelamar Nisa tapi ketemu sama ayahnya. Dan gua gak dapet apapun kecuali buku." Jelas Antony lagi.

"Emang berjuang harus begini?, Sakit amat." Ujar Ihsan menutup ponselnya.

"Eh,malu tu sama Zahra." Ujar Antony.

"Biarin, biar cewek tau perjuangan cowok." Ujar Jhonatan tepat pada telinga Zahra.

"Ih apaan sih Kak Jho." Ucap Zahra.

"Ngebucin." Ujar Ihsan,Antony dan Kevin serentak pada Jhonatan. Salahnya sindiran itu tidak membuat Jhonatan berhenti, malah dia tambah bucin didalam mobil, berpuitis tidak jelas sampai sampai mereka harus menutup telinga mereka. Namun Antony sedang menyetir, maka ia harus tahan ocehan puitis Jhonathan sampai tiba di pelatnas.

                              *****

Mungkin 1 bagian lagi akan gua selesain dan gua belum tau apa readers nantinya bakal suka apa nggak,tapi gua berharap semoga semua readers suka ending nya.

Untuk yang udah vote dan coment makasi banyak dan tolong difollow akun wattpad gua,biar tau cerita terbaru gua nanti.

Gua sayang amat sama readers karna udah nunggu ini lama bgt.

💖

Karena Allah(IMM)[SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang