#11

1.6K 69 1
                                    

Axell pun menoleh ke arah Anna, dan menatap adiknya itu, dengan dahinya yang mengerut, "Ada apa, sayang?" tanyanya.

"Sebaiknya, untuk malam ini, kau menginap di sini saja, Gabriel. Karena aku takut, kalau kau kembali ke Inggris, mereka akan menemukanmu, dan akan membunuhmu. Atau lebih parahnya, mereka akan menjadikanmu, sebagai persembahan pada Lucifer, yang mereka sembah" tutur Anna.

Mendengar apa yang baru saja adiknya katakan, membuat kedua matanya Axell, langsung membulat dengan sempurna. Sedangkan Gabriel, ia hanya diam saja, dan mendengarkannya, karena ia tahu, kalau saat ini, Anna sedang berbohong, di depan kakaknya.

"Ah, benar juga, Gabriel. Sebaiknya, kau tinggal di sini saja dulu, sampai keadaannya aman" ujar Axell, yang beralih menatap Gabriel.

Gabriel pun langsung menghela nafasnya, dan menundukkan kepalanya, "Baiklah kalau begitu, untuk malam ini, aku akan menginap di sini dulu" katanya.

Sebuah senyuman pun, langsung terukir di wajahnya Anna dan Axell, setelah mendengar jawabannya Gabriel.

"Kalau begitu, ayo masuk, dan kita makan malam" ajak Axell, yang kemudian melepaskan rangkulannya, pada bahunya Anna, dan berjalan menuju pintu.

"Sebentar, memangnya kita bisa memakan, makanan yang dimakan oleh manusia?" bisik Anna, pada Gabriel.

Tapi belum sempat Gabriel menjawabnya, Axell malah sudah menoleh ke arah mereka, "Ayo, silahkan masuk" ucapnya, sambil menyingkir dari ambang pintu.

"Ayo!" ajak Anna, yang langsung menarik tangannya Gabriel, dan berjalan memasuki rumahnya.

Melihat hal tersebut, membuat Axell menyunggingkan senyuman. Lalu ia berjalan memasuki rumahnya, dan menutup, serta mengunci pintunya. Kemudian, ia membalikkan tubuhnya, dan berjalan menghampiri Anna dan Gabriel, yang sudah berjalan lebih dulu, "Sebaiknya, kalian duluan saja ke ruang makan, karena aku ingin menyiapkan kamar untuk Gabriel, dulu" ujarnya.

Segera mereka berdua menghentikan langkahnya, dan menoleh ke arah Axell.

"Baik Axell, terima kasih, dan maaf jadi merepotkanmu" jawab Gabriel, sambil tersenyum kikuk.

"Tentu saja tidak merepotkan, bahkan aku malah berhutang budi padamu, karena sudah menyelamatkan adikku" ujar Axell, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Baiklah Axell" jawab Gabriel.

Namun Axell tak mengatakan apa-apa lagi, ia segera berjalan menuju tangga, dan menaikinya untuk menuju lantai dua. Sedangkan Anna dan Gabriel, terus saja berjalan menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan, Anna pun segera menarikkan satu kursi untuk Gabriel, "Silahkan duduk" katanya, sambil menoleh ke arah Gabriel, yang sedang berdiri di sebelahnya.

Gabriel pun segera mendudukkan tubuhnya di kursi itu, dan memperhatikan Anna, yang sedang menarik satu kursi lagi, "Tentang yang tadi kau tanyakan, kita tetap bisa memakan, makanan yang dimakan oleh manusia. Hanya saja, tidak ada rasanya sama sekali, atau biasa disebut, dengan hambar" tuturnya.

Segera Anna menoleh ke arah Gabriel, dan mendudukkan tubuhnya, di sebuah kursi, yang berada di sebelahnya Gabriel, "Begitu juga, dengan minuman?" tanyanya, dan Gabriel langsung mengganggukkan kepalanya, "Aku jadi penasaran, dan ingin membuktikannya" katanya, yang kemudian segera bangkit, dari kursinya.

"Anna, kau ingin kemana?" tanya Axell, yang baru saja datang, dan membuat mereka langsung menoleh ke arahnya.

"A-Aku ingin membuatkan susu hangat, untuk diriku dan juga Gabriel. Apakah kau juga mau?" ujar Anna, dengan sedikit gugup.

Namun Axell malah menggelengkan kepalanya, dan berjalan menuju meja makan, "Tidak usah, kalian saja, aku sedang tak ingin minum susu" jawabnya, sambil menarik satu kursi, dan mendudukinya.

Anna pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan berjalan menuju dapur, tanpa berkata apa-apa. Dan kini, tinggal lah Axell dan Gabriel berdua saja, di ruang makan.

"Gabriel" ucap Axell, sehingga membuat vampire itu, langsung menoleh ke arahnya, "Bisa kau ceritakan padaku? Bagaimana kau bisa bertemu dengan Anna, dan membawanya pergi dari sana?" sambungnya, sambil menatap Gabriel, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

Gabriel pun langsung terdiam sejenak, dan memutar otaknya, untuk mencari jawaban yang tepat. Dan untung saja, ia langsung menemukannya, sehingga tak membuat Axell, jadi menunggu lama. Dengan berat, ia menghela nafasnya, dan menundukkan kepalanya, "Ceritanya cukup panjang, tapi kau tetap harus mengetahuinya. Dua hari yang lalu, aku tak sengaja, melewati sebuah rumah, yang menjadi tempat tinggal adikmu, selama ia berada di sana. Dan kulihat, ia yang sedang termenung, di dekat jendela kamarnya. Aku pun, langsung berjalan menghampirinya, dan menanyakan padanya, apa yang terjadi. Lalu ia menceritakannya secara detail. Setelah mendengar ceritanya, aku pun berniat, untuk membawanya lari dari tempat itu. Karena katanya, beberapa hari lagi, ia akan dijadikan persembahan, pada Iblis itu. Maka dari itu, tadi malam, aku berusaha untuk membawanya kabur dari sana, di saat para penyembah setan itu, sedang melakukan upacara, di gereja tua tersebut. Dan untunglah, saat itu tidak ada yang melihatnya, jadi kami bisa sampai di sini" jelasnya, yang begitu panjang.

Axell pun mengganggukkan kepalanya, dan menghela  nafasnya dengan kasar, "Untunglah, adikku bertemu denganmu. Kalau tidak, mungkin sebentar lagi, aku tak akan bisa bertemu dengannya lagi. Dan kau tahu? Kehilangan dirinya, membuatku jadi begitu frustasi, dan juga depresi. Dan lebih parahnya, aku tak tahu, harus mencarinya kemana" tuturnya.

"Hai, maaf membuat kalian menunggu lama" ujar Anna, sambil membawa dua gelas, susu hangat di tangannya. Lalu ia berjalan menghampiri mereka berdua, dan menaruh segelas susu hangat, di depannya Gabriel, "Itu untukmu, Gabriel" ucapnya, yang disertai dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

Gabriel pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Terima kasih banyak, Anna" katanya.

"Sama-sama" jawab Anna, sambil menaruh segelas susu yang dipegangnya, di atas meja makan.

"Ya sudah, ayo kita makan dulu, nanti makanannya keburu dingin" ajak Axell, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

Dan kemudian, mereka pun mulai menyantap makan malam bersama-sama.












To be continue. . .

Second Life [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang