Karena melihat raut wajahnya Anna, Gabriel pun berkata, "Sudah, tak usah kau pikirkan. Sebaiknya, sekarang kita pergi untuk mencari makan saja".
Segera Anna tersadar dari lamunannya, dan menoleh ke arah Gabriel, "Sebentar, masih ada yang ingin kutanyakan padamu" katanya.
"Apa?" tanya Gabriel, dengan dahinya yang mengerut.
"Bagaimana caranya, kau bisa menjadi titik-titik kecil, yang seperti debu, lalu lama-kelamaan, berubah menjadi gumpalan?" tanya Anna.
Namun Gabriel malah menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya ke depan, "Tidak ada caranya, karena hal tersebut, hanya bisa dilakukan, oleh para vampire, yang sudah berumur ratusan tahun" jawabnya.
"Dan itu artinya, aku tak bisa melakukannya?" tanya Anna kembali
Segera Gabriel menoleh ke arah Anna, dan mengganggukkan kepalanya, "Benar sekali" jawabnya, yang kemudian segera bangkit dari posisi duduknya, "Sudah tidak ada, yang ingin kau tanyakan lagi kan?" tanyanya.
"Tidak ada" jawab Anna, sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah, kalau begitu ayo kita cari makan" ujar Gabriel, yang kemudian segera beranjak pergi, tapi dengan cepat, Anna menahan tangannya, sehingga membuatnya menoleh ke arah Anna.
"Kau yakin ingin pergi untuk mencari makan?" tanya Anna, dan Gabriel langsung mengganggukkan kepalanya, "Tapi perasaanku tidak enak, aku merasa, ada sesuatu yang akan terjadi pada kita" ucapnya, sehingga membuat dahinya Gabriel, jadi mengerut.
"Sesuatu apa?" tanya Gabriel.
"Tidak tahu" jawab Anna, sambil menggelengkan kepalanya, dan bangkit dari posisinya.
Bibirnya Gabriel pun terangkat, segera ia memegang bahunya Anna, dan berkata, "Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Anna. Tidak usah dipikirkan. Atau, kau tunggu saja di sini, biar aku bawakan darah untukmu".
Namun Anna malah menggelengkan kepalanya, dan menggenggam tangannya Gabriel, "Tidak usah. Kumohon, untuk malam ini, kita tidak usah pergi keluar dulu" ucapnya, dengan tatapan yang memohon.
Segera Gabriel mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Baiklah, aku akan menuruti ucapanmu, Anna" ucapnya, yang kembali duduk di tepi tempat tidurnya Anna.
Anna pun menghela nafasnya dengan sedikit lega, dan mendudukkan tubuhnya di sebelahnya Gabriel. Lalu ia menoleh ke arah Gabriel, dan menatapnya, "Tapi apakah kau tidak lapar, dan juga haus?" tanyanya.
Sebuah senyuman pun, kembali terukir di wajahnya Gabriel. Lalu ia meraih wajahnya Anna, dan menggelengkan kepalanya, "Tentu saja, aku merasa lapar dan juga haus. Tapi kau tenang saja, karena aku bisa menahannya sampai besok malam" jawabnya.
Tapi Anna hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan tersenyum tipis. Lalu ia menyandarkan kepalanya pada bahunya Gabriel, dan menatap ke depan, "Sekali lagi, maafkan aku, Gabriel. Karena sudah melibatkanmu, dalam masalah ini. Tidak seharusnya, kau membantuku untuk melarikan diri, dari purinya Count. Kalau saja, kau tidak membantuku, maka saat ini, kau pasti masih bisa menikmati hidupmu, sebagai seorang vampire, dengan tenang dan tanpa takut dengan rencana jahat, yang dibuat oleh Count" ucapnya.
Namun Gabriel malah mengukirkan sebuah senyuman, dan mengusap-usap bahunya Anna, "Tidak apa-apa Anna, aku membantumu melarikan diri dari purinya Count, agar kau bisa bertemu lagi dengan kakakmu" ujarnya.
"Ya, aku tahu hal tersebut. Tapi. . ." belum selesai Anna berbicara, tapi tiba-tiba, ia merasakan perutnya yang mendadak, terasa begitu sakit. Sehingga membuatnya, langsung memegangi perutnya, dan menahan rasa sakit.
Gabriel yang menyadari hal tersebut pun, begitu terkejut dan menatap Anna dengan khawatir, "Kau kenapa Anna?" tanyanya.
"Tidak tahu Gabriel, tapi tiba-tiba saja, perutku terasa begitu sakit" jawab Anna, yang masih memegangi perutnya.
Gabriel pun segera bangkit dari posisinya, dan berdiri di hadapannya Anna. Tapi ia begitu terkejut, saat melihat ada sesuatu, yang bergerak-gerak di dalam perutnya Anna.
"Anna, p-perutmu" ujar Gabriel, dengan kedua matanya yang membelalak.
Segera Anna beralih menatap perutnya, dan betapa terkejutnya ia, saat melihat ada sesuatu, yang bergerak-gerak di dalam perutnya. Dengan cepat, Gabriel pun langsung menutup mulutnya Anna, agar ia tidak berteriak. Karena hal tersebut, bisa mengganggu Axell, yang berada di dalam kamarnya.
"Ssttt tenanglah Anna, jangan berteriak, karena itu dapat mengganggu kakakmu" bisik Gabriel.
Anna pun hanya mengganggukkan kepalanya saja, dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Dan perlahan, Gabriel membantu Anna untuk merebahkan tubuhnya, di atas kasur. Tapi ia kembali terkejut, saat melihat perutnya Anna, yang mulai membesar.
Melihat hal tersebut, membuat Gabriel segera mengangkat tubuhnya Anna, dan buru-buru berjalan menuju jendela kamarnya Anna. Dan tanpa berlama-lama berpikir, Gabriel pun langsung melompat dari jendela itu, sambil menggendong Anna.
To be continue. . .

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life [COMPLETE]
Vampirgeschichten~ "My Immortal Prince" Book 3 ~ (Disarankan untuk membaca Book 1 nya (My Immortal Prince), dan Book 2 nya (The Immortal Love). Setelah malam itu esoknya Anna terbangun dengan dirinya yang bukan lagi seorang manusia melainkan salah satu Makhluk Kegel...