Selamat membaca semua kesayanganku.
Sorry for typo yah. . . .
***
Pukul 8 pagi, namun Saint telah rapi dengan kemeja putih dan celana panjang creamnya. Mood Saint pagi ini benar-benar baik. Bahkan dia berniat membuat sarapan untuk Mean, dan dirinya sendiri. Dia berjalan menuruni tangga hendak ke dapur, namun sambil menuruni tangga, hidungnya dimanjakan dengan aroma coklat. Terasa aneh ada yang bangun sepagi ini dan membuat sarapan. Saint mempercepat langkahnya menuruni tangga, lalu menuju dapur yang hampir berdampingan dengan tangga. Saint terkejut saat melihat Mean telah duduk di kursi meja bar dapur dengan semangkuk oatmeal pisang coklat dihadapannya. Wajahnya penuh senyuman bahagia.
Namun yang membuat Saint lebih terkejut lagi, Perth dengan beberapa bagian wajahnya yg masih agak berwarna gelap dan juga luka yang telah mengering, telah selesai membereskan dapur dan meletakkan dua mangkuk oatmeal lainnya di meja bar dapur. Saint mengedipkan matanya beberapa kali untuk menyakinkan dirinya dengan apa yang dilihatnya.
Tak berapa lama, Perth menyadari kehadiran Saint. Dipandanginya Saint dengan penuh senyuman mendamba. "Selamat pagi, Tee Rak." Sapa Perth
"Aku sedang makan Perth." Protes Mean karena terganggu dengan panggilan mesra Perth.
"Pagi . . ." Saint menjawab masih terheran-heran.
"Kemarilah, aku sudah buatkan sarapan untukmu."
Saint melangkah mendekati kursi meja bar, lalu duduk, dipandanginya Mean, lalu Perth yang berada diseberang meja.
"Makanlah, setelah itu aku antar ke tempat kerjamu, sekalian aku berangkat ke kantor."
"Perth yang buat semua sarapan ini?" Tanya Saint masih belum sepenuhnya percaya.
Perth mengangguk, lalu meletakkan secangkir kopi di samping mangkuk oatmeal Saint.
"Menu sederhana, tapi aku harap kamu suka, sayang."
Mean seketika terbatuk, lalu segera meminum segelas air yang ada disamping mangkuknya.
"Makanlah . . ." Kata Perth lagi, "atau kamu mau aku suapi?" Tanya Perth dengan serius.
Seketika terdengar bunyi sendok yang dilepas begitu saja ke tepi mangkuk. Saint dan Perth langsung menoleh ke arah sang pelaku, Mean.
"Mr. Tanapon, apa kamu sengaja membuatkanku sarapan agar sekalian bisa melihat drama pagi kalian?" Protes Mean.
Saint langsung tersenyum malu, sedang Perth justru balas menatap Mean, "kamu harus membiasakan diri mulai dari sekarang."
"Makanlah . . ." Pinta Perth sekali lagi pada Saint.
Saint mengangguk dan mulai makan sarapannya demikian juga dengan Perth.
"Enak?" Tanya Perth lagi.
Saint mengangguk sambil tersenyum manis.
"Jam berapa kamu kesini Perth, kenapa tidak memberitahuku. Lalu bagaimana kamu bisa masuk?" Tanya Saint tanpa jeda.
"Tanya padaku, Saint." Jawab Mean tepat setelah suapan oatmeal terakhirnya habis. "Dia menyiksaku dengan menelponku untuk membukakan pintu baginya."
Saint menatap Perth meminta pertanggungjawaban, namun Perth hanya mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan makannya.
"Jadi kalian sudah resmi berpacaran?" Tanya Mean tiba-tiba.
Perth memandangi Saint seakan menunggu jawaban dari Saint, "Khrab." Jawab Saint akhirnya dengan sedikit malu.
"Aku penasaran bagaimana reaksi Zee mengetahui hal ini." Kata Mean lagi.
"Ehhmm . . ." Perth berdehem seakan ingin menyatakan keberadaannya sebagai kekasih Saint.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
RomancePerth Saint FanFic Perth Tanapon, seorang pria yang terperangkap antara membahagiakan kedua orang tuanya atau kebahagiaannya sendiri. Saint Suppapong, seorang pria dengan trauma mendalam, dan memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.
