Perth berdiri diam menatap keluar jendela apartemennya. Jiwanya hilang. Sakit usai kecelakaan tak dihiraukannya lagi.
4 hari berlalu dan sama sekali belum ada kabar tentang Saint, belahan jiwanya.
"Kalau seperti ini terus, keadaanmu akan jadi buruk, Perth." Terdengar suara Daddy yang melangkah mendekati Perth.
Perth tak bergeming.
"Dokter yang akan datang kerumah, Perth, Mommy telah menghubungi. Kamu masih harus mendapatkan perawatan." Sambung Mommy yang akhirnya bergabung.
Perth menarik napas dalam, "batalkan saja Mom, aku sehat." Jawab Perth seadanya, lalu melangkah meninggalkan orang tuanya.
"Perth . . . ." Panggil Daddy dengan suara beratnya.
Langkah Perth terhenti tanpa menoleh.
"Daddy dan Mommy ingin bicara denganmu. Sejak tiba disini, kita bagaikan orang asing." Daddy terdiam sejenak, "Baiklah, Daddy minta maaf untuk waktu itu, dan Daddy ingin kita mulai dari awal lagi."
Perth menoleh, "Tak apa, Dad. Aku sudah lama melupakan semua itu. Tak apa. Hanya saja saat ini aku sedang tidak ingin melakukan hal lain, ada sesuatu yang harus kukerjakan. Penting." Jawab Perth, berbohong.
"Kembalilah ke Amerika, kami menemukan tempat terapi yang terbaik, banyak orang yang telah sembuh." Kata Daddy
Perth mengepalkan kedua tangannya. Perth pikir kedua orangtuanya datang untuk menjenguknya, rupanya juga membawa hal lain untuk dikatakan pada Perth.
"Kita juga bisa kumpul kembali seperti dulu." Sambung Mommy.
"Aku sudah bilang tidak akan berhasil . . ." Jawab Perth datar, masih mencoba menahan diri.
"Dicoba dulu, Perth, tidak ada salahnya." Nada Suara Daddy sedikit menekan
"Aku sedang tidak ingin memulai pertengkaran lagi, Dad. Aku sedang kacau. Aku hanya takut akan meledak. Aku akan keluar sebentar . . ." Perth hendak melanjutkan langkahnya . . .
"Saint juga akan paham jika kamu mengikuti terapi itu, dia anak baik, dia pasti akan setuju jika itu untuk kebaikanmu."
Kalimat Daddy membuat Perth segera menoleh menatap Daddy, rahangnya mengeras.
"Benar, kan?" Sambung Daddy.
"Saint?" Perth seakan tak percaya nama Saint keluar dari mulut Daddy.
"Ya . . . Daddy tahu hubungan kalian, sebelum terlalu jauh, Daddy ingin kamu mencoba sekali lagi terapi itu, Daddy yakin kali ini pasti akan berhasil. Dan . . . Jika kamu sembuh, Daddy yakin Saint juga akan senang. Siapa yang tahu dia juga akan sembuh." Kata Daddy, acuh tak acuh.
Perth mengerutkan keningnya, otaknya bekerja dengan keras, betapa mudahnya Daddy mengatakan semua itu.
"Tidak akan pernah terjadi semua yang Daddy katakan, maaf. Bertahun-tahun aku telah berjuang demi keinginan kalian, tapi tetap tidak bisa, aku justru semakin menderita. Jadi . . . Sudah cukup . . ."
"Perth, untuk kali ini saja . . ." Mommy pun mencoba membujuk.
Perth menggeleng, "No, I'm sorry. Aku telah memilih jalan hidupku. Aku pamit, ada hal yang harus aku lakukan, maaf tidak bisa menyambut kedatangan kalian dengan layak, tapi terima kasih telah mengkhawatirkanku bahkan jauh-jauh datang kemari untuk melihat keadaanku."
"Menemui Saint?" Kata Daddy, datar.
"Dia menghilang. Aku harus menemukannya." Jawab Perth tanpa menoleh
"Semoga segera ketemu, Perth. Ingatlah, kami tetap menunggu jawabanmu tentang terapi itu, karena Daddy yakin pikiranmu akan berubah."
Perth sudah sangat tak ingin melanjutkan pembicaraan, langkahnya dipercepat menuju pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
RomancePerth Saint FanFic Perth Tanapon, seorang pria yang terperangkap antara membahagiakan kedua orang tuanya atau kebahagiaannya sendiri. Saint Suppapong, seorang pria dengan trauma mendalam, dan memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.
