Sorry for Typo . . .🙏🙏🙏
Happy Reading Nong.
***
Perth menyentuh bibir Saint dengan bibirnya . . .
Mata Saint membola, napasnya tertahan. Ciuman sangat lembut di permukaan bibir Saint. Satu kecupan lembut, lalu Perth menjauhkan bibirnya dari bibir Saint. Saint tak berkedip menatap Perth. Rahangnya menegang.
Perth lalu mengarahkan pipi kirinya pada Saint, "Tamparlah . . ." kata Perth. Perth sangat sadar saat dia mencium Saint. Dia juga sadar telah berbuat lancang pada Saint. Saat melihat Saint yang sangat sexy dirumah Saint lalu saat posisi berdiri mereka sangat dekat tadi, Perth tidak bisa lagi menahan dirinya. Semua pertahanan dirinya selama ini yang berhasil dia bangun runtuh karena seorang Saint
Saint membuang napas, penuh amarah dan langsung menampar Perth. Diletakkannya begitu saja 2 botol minuman yang dipegangnya, lalu Saint berjalan dengan cepat dan penuh amarah meninggalkan Perth.
"Aku pamit . . . " kata Saint singkat pada Mean dan Plan tanpa melihat mereka.
Mean dan Plan saling pandang, heran dan bingung. Tak berapa lama terdengar pintu apartemen Plan tertutup dengan keras tanda Saint telah keluar. Mean langsung bangkit berdiri hendak menyusul Saint namun terhenti saat Perth muncul dari arah dapur, dan melangkah perlahan menuju sofa dengan wajahnya yang tak bersemangat. Mean dan Plan langsung menyadari ada sesuatu yang salah telah terjadi.
"Perth . . . apa yang terjadi?" tanya Mean pada Perth yang telah duduk di sofa.
"Aku menciumnya." Perth langsung menjawab dengan wajah lesu.
"APA?!" teriak Mean, kaget. Plan pun tak kalah kagetnya. "Bersyukurlah karena aku lebih memilih menyusul Saint, kalau tidak, aku benar-benar akan membunuhmu." bentak Mean dengan marah.
"Siapa yang bisa menahan diri melihat . . . " Perth mencoba memberi alasan.
"Kamu tidak mengenal Saint!!" bentak Mean lagi memotong kalimat Perth.
Mean langsung berjalan keluar meninggalkan Perth dan Plan, bahkan dia tidak pamit pada Plan.
Plan memandangi Perth sambil menggelengkan kepalanya. Perth memandangi Plan penuh penyesalan. Matanya memohon pada Plan meminta perlindungan dan pengertian Plan. "Kali ini aku tidak bisa membenarkan perbuatanmu, Perth."
"Plan, kamu kenal aku, kamu tahu aku bahkan mampu menahan diriku selama bertahun-tahun, tapi . . . melihat Saint . . . " Perth mencoba memberi penjelasan pada Plan namun wajah Plan tetap terlihat tegang dengan mata yang menatap tajam pada Perth. "Baiklah . . . aku minta maaf . . . Lagipula aku juga telah mendapatkan tamparan darinya." Sesal Perth.
"Kamu pantas mendapatkannya, Perth." kata Plan meskipun dalam hati mengiyakan semua penjelasan Perth. Dia sangat heran begitu mudahnya Perth melupakan komitmennya. Saint baru dikenalnya. Bagaimana bisa? Apakah Saint titisan dewa cinta?
***
Setelah keluar dari lift, Mean segera berlari menuju pintu utama apartemen, dan segera dilihatnya Saint yang juga sedang menuju pintu utama. Namun, Mean terkejut saat melihat Saint berbelok arah menuju kamar kecil di dekat lobby.
"Saint . . ." panggil Mean namun Saint tak mendengarnya, dia justru berlari sambil menutup mulutnya dengan tangannya. Mean pun berlari menyusul Saint.
Di kamar kecil, Saint langsung menuju wastafel, dan . . . Mencuci mulutnya dengan sangat kasar . . . Sebisa mungkin menghapus jejak bibir Perth dari bibirnya. Saint membungkuk di wastafel napasnya memburu. Kedua tangannya mencengkran erat pinggir wastafel. Mean segera masuk dan segera menghampiri Saint, ditariknya tisu dan diberikan pada Saint. Saint menjalankan keran wastafel lalu mencuci mulut dan wajahnya sekali lagi dan mengambil tisu yang diberikan Mean.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
RomansaPerth Saint FanFic Perth Tanapon, seorang pria yang terperangkap antara membahagiakan kedua orang tuanya atau kebahagiaannya sendiri. Saint Suppapong, seorang pria dengan trauma mendalam, dan memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.