Go Away, Perth

1.5K 166 35
                                        

sorry for typo

happy reading guys.

***

Pukul 11 siang, Perth berbaring dikamar yang selama bertahun-tahun telah ditinggalkannya namun tetap terawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 11 siang, Perth berbaring dikamar yang selama bertahun-tahun telah ditinggalkannya namun tetap terawat. Perth memandang kesekeliling, tak ada yang berubah dari kamarnya. Dikamar inilah Perth berjuang untuk melawan siapa dirinya sebenarnya. Berusaha menjadi Perth yang diinginkan Mommynya.

Saat kuliah, Plan yang tinggal bersama kerabatnya, juga sering menginap dirumah Perth.

Perth tiba di New York pagi tadi, namun kenyataan sedih dan kecewa dihadapinya. Saat telah tiba di bandara, Perth langsung menghubungi daddynya, dengan niat akan langsung menuju rumah sakit tempat Mommynya dirawat. Namun jawaban Daddynya mengagetkannya, Mommy Perth hanya luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang. Mendengar itu Perth hanya bisa terdiam menahan geram. Dia berusaha mengontrol diri. Sepanjang perjalanan dia sangat mengkhawatirkan Mommynya, segala pikiran buruk tentang Mommynya menghantuinya, bahkan dia dengan sangat rela tak bertemu dengan Saint yang kini telah menjadi kekasihnya, demi segera menemui Mommynya.

Suara ketukan pintu membuyarkan pikiran Perth. Perlahan pintu kamarnya terbuka, terlihat Daddy Perth memasuki kamar Perth. Seorang Pria berwajah oriental dengan kacamata, yang membuatnya terlihat sangat tenang namun juga tegas.

"Ayo, makan siang dulu, Perth."

"Ya, Dad. Aku segera menyusul."

Daddy Perth mengangguk, lalu kembali menutup pintu. Dengan berat Perth memaksakan diri bangun.

Daddy memang tak banyak bicara namun selalu tegas dan tepat saat sekali bicara.

Perth  melangkah gontai menuruni tangga menuju meja makan, Daddy dan Mommynya telah menunggu di meja makan. Maid dirumah Perth juga telah selesai menyiapkan seluruh makanan di meja makan. Mommy Perth terlihat agak pucat dengan plester luka di keningnya.

Perth segera mengembangkan senyumnya saat telah duduk di kursi bersebrangan dengan Mommynya, sedang Daddynya berada di tengah.

"Terima kasih yah sweetheart, kamu datang."

Perth tersenyum pada Mommynya, namun dalam hati juga ada rasa sedih. Perth sangat kebingungan saat ini. Dia merasa berdosa karena saat ini rasa kecewa dan keinginan memberontak lebih sering muncul dalam pikirannya terlebih saat menghadapi Mommynya. Terlebih dengan kenyataan yang harus diterimanya hari ini, saat tiba di New York. Mommy Perth lah yang meminta pada Daddy Perth agar memberitahu Perth kalau dia kecelakan dan sangat ingin bertemu Perth dan hal itu sungguh membuat hati Perth hancur. Perth tidak mau menjadi anak yang tidak patuh pada kedua orang tuanya, tapi . . . .

Perth mengangguk untuk menjawab kalimat Mommynya.

"Pekerjaanmu baik? apa semuanya berjalan lancar?" tanya Daddy Perth.

Perth mengangguk lagi, "Ya, Dad."

Mommy membantu menyendokkan lauk ke piring Daddy lalu ke piring Perth.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang