TOGETHER

1.3K 147 54
                                    

Perth dan Saint memasuki rumah Saint. Dan keduanya memilih duduk berdampingan di ruang tengah. Perth benar-benar memastikan sofa dan posisi duduk Saint nyaman.

Saint mendapatkan beberapa jahitan untuk luka di lengan kanannya.

Saint terdiam memandangi semua tindakan Perth, sakit tak terlalu dirasakannya lagi justru kini  dia merasa kasihan dengan Perth. Perth terlihat sangat panik dan penuh rasa bersalah. Bahkan saat proses pembersihan luka Saint tadi, dan Saint meringis kesakitan, Perth dengan nada tinggi meminta perawat melakukannya dengan benar.

"Aku ingin makan buah . . ." kata Saint memecah keheningan, sekaligus ingin mengatakan pada Perth bahwa dia baik-baik saja.

"Buah? Yaah baiklah, tentu saja." Perth segera bangkit berdiri. "Aku akan mengecek di kulkas, atau aku beli saja. Apel, Berry,melon atau . . . ?"

"Perth . . . ?"

Perth sejenak menoleh ke arah Saint, "Ya sayang, ada yang ingin kamu makan lagi? aku akan membelikannya."

"Perth duduklah." pinta Saint sambil menepuk sofa disampingnya.

"Kenapa, bunny? Kamu merasa sakit? mual?"

"Duduklah, Perth."

"Baiklah." Dan Perthpun menurut, duduk disamping Saint, menghadap ke arah Saint, kekasihnya.

"Kamu merasa sakit? katakan. Haruskah kita kembali ke rumah sakit?" tanya Perth dengan tatapan penuh selidik dan juga khawatir.

Saint menatap Perth dengan tatapan yang dalam. "Perth, aku baik-baik saja. Hanya luka kecil. Justru aku mengkhawatirkan dirimu." jawab Saint dengan tangan kanannya membelai lembut pipi Perth.

Perth meraih tangan kanan Saint itu, mengecupnya lembut lalu menggenggamnya. "Aku baik-baik saja."

"Kamu tidak baik-baik saja, sayang. Bahkan kamu masih penuh kepanikan hingga sekarang. Bagaimana caranya aku mengatakan padamu bahwa aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja."

"Semua kejadiannya begitu cepat, kalau saja aku tidak segera mengendalikan mobil itu, mungkin saja kamu akan . . . ."

"Ssssttttt . . . " Saint meraih kedua tangan Perth dan menggenggamnya, "Jangan dibahas lagi, semua sudah berlalu. Dan aku baik-baik saja kan."

"Katakan . . . apa yang harus aku lakukan pada Mommy? Pikiranku benar-benar kacau. Bahkan dikepalaku masih teringat jelas dia mengambil alih stir mobil menuju ke arahmu."

"SAINT . . . ." terdengar panggilan dari arah pintu masuk.

Mean menghambur masuk ke dalam rumah dan pandangan mereka langsung terarah pada Saint.

Mean dengan wajah penuh emosi segera mendekati Perth dan menarik kerah baju Perth dengan kasar, hingga Perth terpaksa berdiri.

"KAMU MENGAKU KEKASIH SAINT, TAPI SAMA SEKALI TAK BISA MENJAGANYA!" bentak Mean pada Perth dengan penuh emosi.

"MEAN . . . !" teriak Saint dan langsung berusaha melepaskan cengkraman tangan Mean pada kerah baju Perth.

"Aku memang pantas mendapatkannya. Aku bersalah." jawab Perth pasrah.

"Mean, lepaskan Perth. Ku mohon." Pinta Saint yang dengan sekuat tenaga melepaskan cengkraman tangan Mea  dan mendorong Mean agar menjauh dari Perth.

Mean akhirnya mendorong Perth dengan kasar. Mundur beberapa langkah menjauhi Perth.

"Kamu tahu bagaimana kami sangat menjaga Saint. Dan kejadian hari ini benar-benar membuat kami marah." Kata Mean dengan penuh penekanan.

"Mean, hentikan. Aku baik-baik saja." Saint masih berusaha menenangkan kedua sahabatnya.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang