Perth Saint FanFic
Perth Tanapon, seorang pria yang terperangkap antara membahagiakan kedua orang tuanya atau kebahagiaannya sendiri.
Saint Suppapong, seorang pria dengan trauma mendalam, dan memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perth dan Saint berjalan menyusuri jalan setapak yang dikiri kanannya rerumputan hijau dan pohon-pohon rindang, serta pemandangan gunung dengan hutan lebatnya yang hijau memanjakan mata. Jalan setapak itupun menuju ke sungai dengan aliran air yang jernih. suara burung-burung yang hendak pulang kembali ke sarang mereka semakin membuat suasana sangat nyaman.
Bahkan Saint telah sama sekali melupakan tindakan 'nakal' yang telah dilakukannya pada Perth saat tidur tadi.
"Tempat tinggal Plan sangat sempurna." kata Saint dengan tatapan takjub, saat telah berada di ujung jalan setapak, berhadapan dengan sungai.
Dan Perth tiba-tiba memeluknya dari belakang, melingkarkan tangannya ke pinggang Saint. Saint terkejut, "Nanti ada yang melihat, Perth."
Namun Perth justru mengecup bahu Saint dan mempererat pelukannya, "Tidak akan ada orang lain disini, bunny." Lalu Perth mengecup leher Saint, "Berapa banyak conclear yang kamu pakai untuk menutup tanda yang kuberikan, sayang?" goda Perth.
Saint membuang napas, "Perth, jangan bahas itu lagi."
"Aku berharap bisa segera menambah jumlahnya, bunny. Diseluruh tubuhmu." bisik Perth lalu perlahan meniup lembut telinga Saint.
Saint menggerakkan badannya karena geli namun Perth tetap memeluknya dengan erat.
Perth tersenyum, "I love you, Saint." bisik Perth dan sukses membuat Saint tersipu.
"I love you, too, Perth. Dan terima kasih untuk semua kesabaranmu."
"Aku juga berterima kasih padamu karena membuat diriku berani mengakui diriku yang sebenarnya."
Saint pun memeluk lengan Perth yang melingkar dipinggangnya. Bersama menikmat keindahan alam yang memanjakan mereka.
"Aku juga ingin minta maaf padamu" kata Perth tiba-tiba.
"Maaf?" Saint mengerutkan keningnya.
"Maaf karena tadi telah mengerjaimu."
Saint langsung melirik Perth, "Maksudmu?"
"Kancing bajuku . . ."
Belum selesai Perth berbicara Saint langsung berbalik menghadap Perth, dan tentu saja pelukan Perth terlepas. "Perth mengerjaiku?"
Perth tersenyum nakal, "hanya membuka kancing bajuku, posisi tubuh dan tanganmu memang sudah seperti itu."
Namun Saint tak berhenti, kini lengan kanan Perth, lalu dada Perth.
"Saiiinnt, hentikan . . . sayaaanng . . ." Perth mencoba menghentikan Saint dengan memegang tangan Saint namun tangan Saint kembali lolos dan lanjut memukuli Perth.