TRY TO BELIEVE

1.1K 141 47
                                    

Haiiii kesayangan, apa kabar?

I miss you so much.

Semoga semua selalu diberi kesehatan dan kekuatan. Amin.

Bagi saudara-saudaraku yang sedang menjalankan puasa, semoga selalu diberi keikhlasan juga kesabaran dalam menjalankannya.

Terima kasih banyak yah untuk voted and comments dari kalian semua, membuatku semakin bersemangat menyelesaikan setiap chapnya.

WARNING!!
🔞🔞🔞🔞🔞

Chap ini diawali dengan NC yaahhh, jadi aku sangat mengharapkan kebijakan dari semua kesayanganku dalam membaca.

Happy Reading and Sorry for Typo

***

Di kamar Saint,

Perth duduk ditepi tempat tidur Saint sambil membalas pesan LINE dari Mommynya yang meminta agar pulang lebih awal karena Mommy menyiapkan makan malam spesial untuk Perth.

Perth menarik napas dalam, kesal merasuki jiwanya, kesal yang pertama karena Saint kabur dari pelukan rindunya saat masuk kamar tadi dengan alasan ingin mandi, kesal yang kedua  Mommy memintanya segera pulang.

Terasa begitu berat bagi Perth saat harus membahagiakan Mommy sekaligus Saint. Hanya bayangan kebahagiaan di masa depan bersama Saint yang terus menguatkan Perth untuk menjalani ini semua.

Perth meletakkan hpnya dengan kasar ke tempat tidur. Diliriknya 4 boneka kelinci pemberiannya yang tersusun rapi berdampingan dengan bantal Saint. Dia tersenyum mengingat bagaimana perjuangan boneka itu hingga sekarang bisa duduk nyaman di tempat tidur Saint.

"Mommy Saint tidak menyiksa kalian kan? Beritahu Daddy kalau Mommy mulai marah-marah yah?" kata Perth pada keempat boneka kelinci itu.

"Jangan lupa siapa penyebab aku marah!" tegur Saint yang telah keluar dari kamar mandi.

Perth terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya pada Saint.

"Aku . . . " Perth tak dapat melanjutkan kata-katanya.

Matanya tak berkedip menikmati pemandangan indah dihadapannya.

Saint dengan rambut basah berdiri dengan memakai baju kaos putih kebesaran yang membuat tulang selangka dan lekukan leher Saint terlihat jelas dan celana kain pendek yang bahkan hampir tertutupi oleh ujung bawah bajunya, hingga memperlihatkan paha putih Saint, membuat Perth menelan salivanya dengan kasar.

Saint berdiri gelisah dengan tatapan Perth yang bagai harimau lapar, mengamati setiap inci tubuhnya.

"Perth belum mau pulang?" tanya Saint sekenannya demi menghentikan tatapan Perth padanya.

"Bagaimana aku mau pulang kalau kamu menggodaku seperti ini bunny." jawab Perth sambil bangkit berdiri mendekati Saint.

Saint tertunduk dan hendak menjauh namun Perth menarik pinggang Saint hingga tubuh mereka saling bersentuhan.

Perth mencium pipi kiri Saint, hingga membuat Saint menatap Perth, dan kesempatan itu dimanfaatkan Perth dengan mencium pipi kanan Saint, lalu kening Saint. Tak puas, Perth lalu menuju leher Saint menghirup aroma tubuh Saint yang sangat menyegarkan.

Saint bergerak gelisah, berusaha melepaskan diri dari ciuman dan pelukan Perth.

"Ada apa, bunny?" Bisik Perth sambil melonggarkan pelukannya.

Saint hanya menggelengkan kepalanya dan mundur beberapa langkah agar ada jarak antara dirinya dan Perth.

Perth mengerutkan keningnya, "Ada yang membuatmu tidak nyaman, sayang? Katakan."

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang