AFRAID

1.4K 171 38
                                    

Halllloooooowwww🤭🤭🤭🤭
Apa kabar semua? Semoga selalu diberi kesehatan dan kekuatan yah.
Daaaaan jangan lupa #dirumahaja

Happy Reading and maap untuk typonya🙏🙏

***

2 hari berlalu sejak kunjungan mereka ke rumah Plan. Perth dan Saint benar-benar disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Terlebih Saint yang harus mengganti semua shift yang dia tinggalkan. Hingga dia harus bekerja selama 3 hari dengan full shift, namun sama sekali Saint tak mengeluh, justru sangat senang karena beban meninggalkan pekerjaan yang selama ini menghantuinya bisa dia bayar. Justru Perth lah yang dibuat pusing, dia sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu yang harus bekerja dari pagi hingga malam. Bahkan Saint sendiri telah lelah menjelaskan pada Perth bahwa dia baik-baik saja dan justru merasa senang.

Hari ini hari terakhir Saint bekerja full shift, dan sang pengantar setia Saint ke tempat kerja mulai membuka matanya dari tidur panjangnya, dikamar apartemennya. Ditariknya napasnya dalam lalu dihembuskannya. Semangat baru untuk pagi yang cerah.

"Sayang, waktunya bangun." kata Perth masih dengan suara serak dan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

Tak ada jawaban.

"Sayang." Perth memandang ke sampingnya, ke tempat Saint berbaring, namun telah kosong.

Dia sudah bangun. Mengapa tidak membangunkanku juga.

Dengan sedikit cemberut, Perth turun dari tempat tidur dan melangkah gontai keluar dari kamarnya.

"Bunny . . . Sayang . . . " panggil Perth sambil mengucek matanya agar pandangannya lebih terang.

Namun pemandangan yang Perth dapatkan membuatnya jantungnya berdetak cepat dan matanya terbelakak.

Saint sedang bersujud didepan Daddy Perth sambil menangis, dengan bibir mengeluarkan darah bahkan dengan lebam dibeberapa wajahnya.

Bukan hanya Daddynya, ada 2 orang dengan tubuh besar disekitar Saint dan Mommynya yang duduk dengan santai disofa memandangi Saint.

"SAAAAIIIIIINNNTT . . . .!!!" teriak Perth, emosinya seketika meledak.

Dia berlari ke arah kekasihnya namun segera ditahan oleh dua orang bertubuh besar itu. Perth memberontak sebisa mungkin, melawan sekuat tenaga, namun kini dia berada di dalam cengkaraman kedua orang itu.

"Peeerrrrttthhhh . . ." rintih Saint dalam tangisnya, tak tega melihat Perth yang mulai kehilangan tenaga.

"Jangan menangis bunny, aku mohon." rintihan Perth lebih terasa sakit. "Dad, dia tidak salah apapun, aku mohon jangan sakiti dia. Mom, tolong aku. Saint tidak salah."

"Jadi benar dia kekasihmu? Dia penyebab kamu berani melawan Daddy dan Mommy?" tanya Daddy dengan nada sangat sinis.

"Dad, please." rintih Perth

"DIA KEKASIHMU?" bentak Daddy lalu kembali menampar Saint dengan keras, hingga membuat Saint tersungkur ke lantai. "DIA KEKASIHMU?" dan Daddy menendang perut Saint berulang kali hingga membuat Saint meringkuk memegangi perutnya, menahan sakit.

"SAIIIINNTT . . . .!! DADDY AKU MOHON JANGAN SAKITI DIA." teriak Perth memohon dengan airmata yang mulai mengalir.

Dia berusaha lepas dari cengkaraman dua orang itu namun tenaganya benar-benar tak cukup.

Daddy mendekati Saint lalu menarik rambut Saint agar bangun. Saint hanya bisa menangis menahan sakit.

Perth benar-benar dibuat gila dengan pemandangan mengerikan itu.

"Daddy, Please. Aku mohon jangan sakiti dia. MOM, PLEASE, DO SOMETHING." teriak Perth penuh airmata dan permohonan.

Mommy Perth hanya menggelengkan kepalanya.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang